21

998 141 1
                                    

Sore ini [name] termenung, ia mengunci diri dikamar untuk memenangkan suasana hatinya yang buruk tatkala mendapati sebuah amplop coklat misterius di depan pintu rumahnya.

Ia terkejut, tubuhnya bergetar dan nafasnya terasa sesak ketika membuka isi amplop itu. [Name] melihat selembar foto keluarga yang tak lain adalah keluarga Park dan sebuah pesan juga beberapa berkas di dalamnya.

Sudah hampir 5 jam [name] berada di dalam kamar ditemani oleh seekor burung Kakatua Alba yang ia pelihara. Karena merasa bosan tanpa kehadiran satu orang pun di kediamannya, gadis itu memutuskan untuk pergi ke Dojang.

Seusai menaruh si Kakatua ke sangkarnya, [name] turun ke basement untuk mengeluarkan mobil keluarganya yang sudah lama tak terpakai bahkan sampai berdebu.

Beralih pada Taehoon, kini pemuda itu tengah menunggu seseorang di depan gerbang sekolah Myeongmoon.

"Ketemu, Ji Yeonwoo" Taehoon mendekat ke arah pemuda berkacamata itu yang hendak pulang bersama kedua temannya, "Kau.. kenapa ada disini" gumamnya.

"Ayo bertarung"

Menyeringai, Taehoon memainkan sebatang rokok di tangannya. "Ngomong ngomong.. disebelah itu teman mu ya?" tanya nya. Yeonwoo menyuruh kedua temannya untuk pulang lebih dulu karena ia tahu akan berurusan dengan Taehoon.

"Kalian pulang saja"

"Yeonwoo, dia itu teman mu?"

"Wah, teman Yeonwoo pasti pintar juga"

"Kalian mau bertarung dengan belajar? kami juga mau ikut kalau begitu"

"Kami peringkat 1 di matematika, kalau bahasa asing-ah.."

Seperti biasa, Taehoon akan menyerang teman dari lawannya. Ia menendang salah satu dari dua teman Yeonwoo yang berkacamata, bermaksud untuk melihat kemarahannya.

"Ayo bertarung denganku, Ji Yeonwoo"

Yeonwoo hanya terdiam dengan wajah panik, membuat Taehoon semakin menekan perasaan nya dengan terus menghajar teman nya itu.

"Aku bilang ayo, aku ingin melihat kau marah"

Yeonwoo merasa geram ketika Taehoon memanas manasi ya dengan membahas tentang sebuah kebahagiaan dalam hidup yang ia jalankan.

"Kau bahagia?.. pasti tidak, kan?"

Taehoon semakin mendekat lalu mencengkram erat kerah seragam Yeonwoo dengan kasar seraya mengguncangkan tubuh yang hampir sebanding dengannya itu.

"Sekali kali marahlah!.. LEE DOWOON!"

Aku tahu kau bukanlah Lee Dowoon, tapi tolong keluarkan semua kekesalan mu! dan bertarunglah denganku.. hajar aku! habisi aku!... agar aku bisa mendapatkan luka dari boneka sepertimu sebagai tanda permintaan maaf yang belum tersampaikan.

"Taehoon!.. kau yakin? kalau bertarung mendadak begini citra Yoo Hobin Company bisa hancur!" tiba tiba Hobin datang bersama Gaeul dan Jjiksae yang tengah melakukan siaran.

"Ini sama saja menghancurkan perusahaan@@!!"

"Hobin, bagaimana kalau kita hentikan saja siarannya.."

"Tidak Jjiksae, lebih baik kau rekam saja terus. Bisa lebih berbahaya jika tidak direkam terlebih lagi para penonton sudah merespon negatif"

Sorot mata Taehoon memicing tajam pada Yeonwoo yang kini sudah mulai kesal, terlebih lagi pemuda bersurai cokelat itu selalu memanggilnya Lee Dowoon padahal ia sudah memiliki nama tersendiri.

Yeonwoo menepis tangan Taehoon yang mencengkram erat kemejanya, ia melemparkan tasnya ke sembarang arah dan menerima tantangan nya. Jika di biarkan begitu saja Taehoon akan terus menganggu nya.

He's My Badboy Seong Taehoon [Slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang