11

1.2K 197 10
                                    

"How To Fight, punya 500 Won ga?" hening, tak ada jawaban dari mulut Hobin membuat Taehoon kembali menendang Jjiksae.

"Sepertinya ga punya ya?"

Taehoon menarik paksa kepala Jjiksae yang sudah terkapar lemas agar bisa menatap wajahnya, "Beri channel kalian padaku" ujarnya.

"J-jangan.. itu channel yang kami besarkan dengan susah payah..."

Melihat rekan nya di hajar habis habisan membuat Hobin merasa bersalah, ia berjalan mendekat ke arah keduanya. "A-anu.. jangan begitu, kita bicarakan ini baik baik" ujarnya dengan keringat yang perlahan menetes membasahi wajah.

"Berikan padaku" titah Taehoon dengan sepatunya yang sudah menempel di wajah Hobin dan bisa kapan saja menendangnya, mereka yang ada disana sudah terhanyut dalam suasana terkecuali [name].

Gadis itu terduduk santai di atas aspal, menikmati perkelahian yang menurutnya akan menjadi seru ini.
Taehoon tersenyum lebar untuk mengintimidasi Hobin.

"Tidak mau ya?"

Hobin membalasnya dengan sebuah Calf Kick, namun itu tak berpengaruh sama sekali pada Taehoon bahkan Hobin malah kembali terkena tendangan maut yang dilayangkan oleh pemuda itu.

Tak ingin menyerah begitu saja, ia kembali melayangkan Over Hand Hook dan hasilnya, sama saja. Itu tak berpengaruh sama sekali untuk seorang Seong Taehoon.

Menggaruk kepalanya yang tidak gatal Hobin terkekeh pasrah seraya bergumam, "Hehe, yasudah akan ku berikan Channel ku". Taehoon memojokkan pemuda bersurai Hitam itu ke tembok lalu tersenyum penuh kemenangan.

[Name] menepuk jidat melihat kebodohan adiknya itu, padahal jika Hobin mencubit leher si kepala coklat itu sudah pasti dia akan menang. Tapi itu hanya berlaku untuk [name] seorang, jika orang lain yang melakukannya maka sudah dipastikan dia akan habis di tangan taehoon saat itu juga.

"Pintar juga kau bangsat" Taehoon berujar seraya menampar wajah Hobin cukup keras namun tak membuat pemuda di hadapannya itu meringis.

[Name] melongo melihat Hobin, adiknya di tampar begitu saja. Ia lebih senang jika Hobin dipukuli dari pada harus di tampar, seperti anak perempuan saja!

Dengan cepat gadis itu menghampiri Hobin dan meraba wajahnya untuk mengecek jika saja ada luka, "Jangan menangis. Kau tidak apa kan, Hobin?" tanya si gadis. Hobin hanya tersenyum simpul mendapatkan perhatian dari sang kakak yang sudah lama sekali ingin ia temui.

"Tidak apa-ehh.. kak, [name]?" seketika wajah Hobin memerah karena bekas tamparan nya dikecup singkat oleh [name].

"Sudah ya Hobin, sampai jumpa lain kali. Oh ya untukmu rambut kuning [Jjiksae] maaf karena Taehoon bersikap kasar padamu" ujarnya sebelum pergi meninggalkan mereka.

[Name] menarik lengan Taehoon dan mengajaknya pergi, namun si pemuda menolak dan masih berdiri diam di tempat. "Ada apa?" tanya si gadis seraya menatap raut wajah kesal dari pemuda di hadapannya itu.

"A-aku juga, menginginkannya.."

"Kau ingin ku kecup, begitu?"

Taehoon mengangguk pelan seraya memalingkan wajahnya yang masih memerah, dengan cepat [name] menarik dasi pemuda itu lalu mengecup pipinya selama beberapa detik dan...

Spekulasi spekulasi manis langsung bermunculan di kepala Taehoon, apakah dia baru saja mendapatkan kecupan dari seorang bidadari cantik? entahlah yang pasti itu membuatnya dimabuk cinta!

Setelahnya si gadis kembali menarik tangan pemuda itu dan mengajaknya untuk pulang. "Sialan! kenapa si brengsek [Taehoon] itu langsung jinak begitu saja" rengek Jjiksae seraya memasang raut wajah memelas.

He's My Badboy Seong Taehoon [Slow up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang