Tidak ada yang berjalan indah dalam hidup AMEERA AYUNDA, gadis manis berparas cantik berusia 20 tahun. Baik itu keluarganya, kisah cintanya dan juga masa depannya. Hidupnya rumit dan berliku, memiliki Ibu yang tak pernah menginginkannya dan pernikah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
>> Happy Reading <<
Jakarta, Indonesia
17.30 WIB
Ameera melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul setengah enam sore. Satu jam lagi biasanya Reagan kembali ke hotel setelah seharian penuh sibuk dengan pekerjaannya. Meski biasanya Ameera tidur lebih dulu tapi ia tahu waktu dimana Reagan kembali ke hotel. Jadi masih ada waktu untuk Ameera bersantai sejenak sebelum nantinya ia berbicara pada Reagan.
Ameera pun melesat ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di jam-jam seperti ini waktunya ia mandi sore.
Sembari menggosok tubuhnya dibawah guyuran air shower, Ameera kembali memikirkan matang-matang apa saja yang harus ia katakan pada Reagan, secara berurut. Dari mulai berbasa-basi sampai mengatakan apa maksud dan tujuannya. Ia berharap kali ini Tuhan mempermudah jalannya untuk terbebas dari Reagan. Tidak ada salahnya bukan mencoba?
Setelah kepergian Ibunya dan setelah nanti Reagan melepasnya, Ameera sudah merancang masa depan yang ia inginkan.
Setelah urusannya di kamar mandi selesai, Ameera mengenakan bathrobe kemudian keluar dari kamar mandi.
DEG !!!
Ameera terkejut kala mendapati Reagan sudah duduk di sofa tengah memperhatikannya. Kenapa Reagan kembali lebih cepat dari biasanya?
"Kamu sudah pulang?" Ameera berbasa-basi dan itu merupakan kalimat pertama yang Ameera katakan selama satu minggu ini mereka menginap di kamar hotel yang sama tapi tidur di ranjang yang berbeda, tanpa banyak berinteraksi karena Ameera memang sengaja menghindari Reagan. Benar, mereka tinggal di ruangan yang sama tapi bersikap bak orang asing yang tak peduli satu sama lain.
Reagan tak merespon namun tatapan matanya tak sedikit pun lepas dari Ameera.
Dengan perasaan canggung karena Reagan menatapnya dengan sangat intens, Ameera melangkahkan kakinya menuju lemari pakaian untuk mengambil gaun tidur yang akan dikenakannya.
"Aku rasa satu minggu sudah lebih dari cukup untuk menghormati masa berkabung atas kepergian Ibumu."
Ameera mengernyitkan dahi.
"Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Banyak pekerjaan yang sudah menantiku di London."
Ahh, Ameera mengerti. Itu artinya Reagan akan pulang. Baiklah, ini sudah waktunya Ameera mengatakan apa yang seharusnya ia katakan.
"Reagan, bisa kah ... kita ubah sedikit saja perjanjiannya?"
Reagan memberikan tatapan tak sukanya kala Ameera menyenggol masalah perjanjian mereka.