"Maksudnya?"
"Sepertinya Dia kehilangan beberapa ingatannya. Dia mengingat namanya, mengingatmu sebagai suaminya walaupun mungkin tidak yakin lalu Dia juga tidak mengingat apa kamu jahat padanya atau tidak dan Dia tidak mengingat ku. Dia juga mengingat kalau Ia terjatuh di kolam renang" jelas Seokjin.
"Apa ingatannya akan kembali?"
"Harusnya Iya, tapi membutuhkan waktu dan lagi jangan kaget jika perilakunya berubah sepertinya Ia tidak terlihat takut pada siapapun"
"Jadi Dia sudah bisa pulang?"
"Ini tengah malam, bagaimana bisa kamu memintanya untuk pulang lagipula Dia baru saja sadar"
"Ya sudah, urus saja kepulangannya besok biar Dia pulang dengan anak buahku" ucap Yoongi.
"Kamu gak mau ketemu Dia dulu?" Tanya Seokjin karena Yoongi datang dan langsung menemui Seokjin di ruangannya.
"Buat apa? Besok juga Dia pulang" ucap Yoongi masih tidak perduli membuat Seokjin gemas seketika pada pria Es itu.
"Ya sudah sana pergi, aku juga akan pulang istriku sudah menunggu dirumah" ucap Seokjin mengusir Yoongi dari ruangannya.
.
.
Keesokan harinya Jieun pulang namun Yoongi sudah berangkat ke kantor.
Bibi dan semua orang rumah bingung saat melihat nyonyanya itu. Tidak ada yang berbeda dari kali terakhir mereka melihat nyonyanya sebelum di bawa ke rumah sakit kecuali perban di kepalanya namun mereka merasakan ada yang berbeda dari sikap sang nyonya.
"Dimana kamar ku?" Tanya Jieun.
Nada bicara sang Nyonya berubah, terasa lebih ringan jika di dengarkan.
Mereka sudah mendengar jika Jieun mengalami amnesia mungkin akibat benturan di kolam."Ayo nyonya saya antar" ucap Bibi.
Bibi membuka kamar itu dan Jieun masuk namun Jieun mengerutkan keningnya lalu melihat ke arah bibi.
"Ini kamar ku?"
"Di rumah yang sebesar ini?" Tanya Jieun memandang Bibi.
"Kamar Yoongi di sini?" Tanya Jieun.
"Tidak nyonya, Tuan kan punya kamar sendiri"
"Dimana?" Tanya Jieun keluar dari kamarnya itu.
Bibi akhirnya mengantar Jieun ke kamar Yoongi dan saat melihat kamar Yoongi.
"Woahh bukankah kamar ini berkali-kali lipat lebih luas dari kamar ku?" Ucap Jieun sambil berjalan masuk.
"Kamar Tuan Yoongi kan memang salah satu kamar terluas dari beberapa kamar yang ada" Bibi.
"Lalu kenapa kamarku kecil?" Tanya Jieun membuat Bibi bingung harus menjawab apa.
"Lebih baik Nyonya kembali ke kamar Nyonya dan beristirahat" ucap Bibi.
"Tidak, Aku akan tidur di sini" ucap Jieun membuat Bibi seketika panik.
"Nyonya nanti Tuan Yoongi marah"
"Kenapa Dia marah? Aku kan istrinya. Lagipula untuk apa kita pisah kamar?" Ucap Jieun dengan entengnya lalu naik ke atas ranjang Yoongi.
"Tapi Nyonya-"
"Bibi, kepalaku pusing, Bibi keluar ya" ucap Jieun pada sambil memegangi kepalanya.
"Baiklah, tapi nanti sebelum Tuan Yoongi pulang Nyonya pindah ke kamar Nyonya ya" ucap Bibi dan Jieun hanya mengibaskan tangannya untuk bibi keluar.
Yang Bibi fikirkan adalah Efek amnesia membuat Jieun sepertinya tidak ingat perilaku kasar Yoongi dan alasan kenapa keduanya tidak satu kamar. Semoga saja Tuannya tidak akan menghukum Jieun saat tau jika Ia tidur di ranjangnya.
.
.
Sebelum makan siang Bibi masuk ke kamar Yoongi dan melihat Jieun sedang duduk bersandar di ranjang sambil menonton televisi.
"Nyonya, waktunya makan siang" Bibi.
"Bawakan saja ke sini, Aku malas untuk turun" ucap Jieun.
"Tapi Nyonya, Tuan akan marah jika nyonya makan di kamarnya" Bibi.
"Tapi Bi, Jieun kan masih sakit" ucap Jieun menatap Bibi dengan wajah memelas.
"Ya sudah, akan saya suruh pelayan membawa makanan Nyonya ke sini" Bibi.
"Terimakasih, oh Iya Bi ponsel ku di mana yah?" Tanya Jieun.
"Ponsel? Nyonya kan tidak memegang ponsel" Bibi.
"Aku? Aku tidak memiliki ponsel sama sekali?" Tanya Jieun tidak percaya.
"Iya Nyonya"
"Tidak bisa di percaya, Aku akan meminta pada Yoongi" ucapnya.
"Oh Iya Bi, Bajuku masih di kamar itu kan? Bisa pindahin ke sini semuanya gak?"
"Tapi Nyonya nanti Tuan Yoongi benar-benar akan marah" ucap Bibi memelas karena takut Tuannya itu akan melukai sang istri.
"Yoongi itu urusanku, Yang penting Bibi pindahin semua baju-baju ku kesini, semuanya" ucap Jieun.
.
.
Sedangkan Yoongi di dalam mobil sudah mengepalkan tangannya.
"Apa kamu bisa lebih cepat membawa mobilnya!" Marah Yoongi pada sang Supir.
Yoongi melonggarkan dasinya. Ia menghubungi orang rumah dan menanyakan apa yang sedang dilakukan Jieun. Namun Jawaban yang Ia dapatkan membuatnya menggeram marah dan memutuskan untuk pulang.
Jieun sedang beristirahat tapi beristirahat di kamar Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Another life
Fanfiction🔞 Awal mula perubahan sikap Arogan seorang Yoongi yang perlahan mulai menghilang dan akhirnya berbanding terbalik 180° pada sang istri. Mungkin terdapat kata-kata kasar juga kekerasan dan part 🔞 lebih bijak lah dalam memilih bacaan 👍