"Akhh.." Jieun.
"Ya!" Kesal Jieun saat Yoongi mendorong tubuhnya.
"Jangan mendekatiku" Yoongi.
"Tidak tau diri, kamu yang memelukku semalaman" kesal Jieun.
"Sudah lah" ucap Jieun malas berdebat dengan Yoongi memilih untuk mencuci wajah sebelum akhirnya keluar dari kamar.
Jieun sudah sarapan lebih dulu bahkan sudah selesai sedangkan Yoongi baru keluar dari kamar dan sudah rapih.
Semua orang menganggap semalam itu tidak ada kejadian apa-apa. Asal Tuannya itu sudah tenang mereka tidak akan mengungkit atau membahas.
Soalnya ini bukan kali pertama Yoongi seperti itu dan dulu Yoongi jauh lebih parah, Seokjin harus stay di rumah Yoongi.
Jieun langsung bangkit dari duduknya melewati Yoongi begitu saja membuat Yoongi sedikit heran dengan sikap Jieun tapi Ia tidak ingin memperdulikannya.
Haesoo menatap tubuh Jieun di depan cermin. Melihat luka cekikan di area leher yang mulai terlihat padahal semalam belum terlalu kelihatan.
"Huhh, Gua mau egois bisa gak?" Ucap Haesoo pada dirinya.
"Gua mau nikmatin hidup ini tanpa harus nanggung nama Jieun untuk menyelesaikan rasa bersalahnya pada Yoongi atau membuat Yoongi menyukai Jieun. Gua gak pengin memperdulikan semua hal itu"
"Kenapa Gua harus terlalu perduli sama orang lain disaat Gua sendiri gak tau siapa Gua dan bagaimana hidup Gua sampai akhirnya terjebak di tubuh ini"
Haesoo berjalan ke kamar mandi untuk berendam, menengankan pikirannya dan merilexkan tubuhnya.
"Ya! Jangan lari sialan!"
"Berhenti atau gua habisin Lo"
"Sekarang mau lari kemana Lo"
"Tinggal pilih mau lompat atau Lo kesini?"
Haesoo membuka matanya dengan lebar mencoba mencerna apa itu tadi.
"Aku? Orang itu mengejarku?" Haesoo sedikit bingung "atau Jieun?"
.
.
Jieun malas di rumah dan ingin refreshing sendiri. Ia pergi ke pusat perbelanjaan namun hanya berjalan-jalan sendiri dan sang supir tetap di mobil.
"Tante Jieun" ucap seseorang pada Jieun yang sedang duduk di salah satu resto.
"Haloo Keenan" ucap Haesoo saat melihat siapa itu. Kakak ipar Jieun dan juga Keponakan Jieun.
"Tambah gembil aja Keenan" ucap Haesoo mencubit pelan pipi Keenan.
"Kakak dari mana?" Tanya Haesoo pada Irene.
"Jalan sambil cuci mata nyari baju buat Keenan" ucap Irene.
"Kamu di sini sendiri?"
"Iya"
"Kamu udah beneran gak kerja?" Tanya Irene.
Haesoo mendengar itu menarik nafasnya.
"Yahh seperti yang kakak lihat""Apa kamu memiliki masalah?" Tanya Irene.
"Hah? Enggak"
"Kalau begitu kapan kalian main ke rumah?" Tanya Irene membuat Haesoo teringat soal Ayah.
"Kak, apa Ayah pernah menabrak seseorang" tanya Haesoo.
"Sepertinya tidak, Ayah kan selalu pakai supir bahkan dari sebelum kamu menikah dengan Yoongi" jelas Irene.
"Kakak tau alasan kenapa Aku putus dengan Jungkook dan memilih menikah dengan Yoongi?"
"Kenapa kamu menanyakan itu? Kamu kan selalu menghindar jika kami menanyakannya padahal dulu kamu dan Jungkook sudah hampir bertunangan" Irene.
"Kenapa? Apa kamu dan Yoongi ada masalah? Kenapa kamu menanyakan hal itu? Kamu gak ada niatan pisah sama Yoongi terus balik sama Jungkook kan?" Tanya Irene mencoba memastikan.
"Enggak Kok" jawab Haesoo.
"Keenan kok Bobo" ucap Haesoo membuat Irene menatap ke arah sang putra.
"Sepertinya kakak harus pulang" ucap Irene.
"Hati-hati" Haesoo.
"Sering-sering main ke rumah" ucap Irene sebelum pergi.
"Rumit banget sih hidupnya Jieun" keluh Haesoo.
.
.
Haesoo akhirnya pulang, Ia menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Ranjang kamar Yoongi? Bukan tapi ranjang kamar lain yang jelas bukan kamar lama Jieun.
Haesoo menendang-nendang udara karena terlalu kesal, kesal dengan dirinya sendiri dan harus terjebak di tubuh Jieun dengan persoalan yang sangat amat rumit.
Ia mantap langit-langit kamar seperti sedang menerawang sesuatu namun Haesoo langsung mendudukan dirinya saat teringat sesuatu.
"Haesoo bodoh" rutuknya pada diri sendiri.
"Bagaimana Jieun bisa tau namamu dan kamu bukannya menanyakannya malah memakinya" ucapnya.
Tidak mungkin secara kebetulan Jieun mengenalnya kan? Pasti ada Yang Jieun tau tentangnya.
Dia harus secepatnya bertemu Jieun untuk menanyakan hal itu.
"Omongkosong apa itu! Aku tidak mau!" Haesoo.
"Ya sudah kalau begitu Aku tidak akan memberitahumu" Jieun.
"Hah, apa-apan ini?" Haesoo.
"Lebih baik kamu cepat kembali pada tubuhmu dan Aku kembali pada tubuhku" Haesoo.
Jieun hanya tersenyum mendengar itu.
"Kalau begitu kamu bisa memikirkannya"
"Ya! Jieun.. JIEUN!"
Tokk
Tokk
Tokk
"Nyonya"
"Aish" Kesal Haesoo sambil membuka pintu.
"Apa?" Tanya nya.
"Tuan Yoongi sudah pulang"
"Lalu?"
"Tuan mencari Nyonya dan sudah waktu makan malam"
"Iya" ucap Haesoo akhirnya keluar dari kamar.
"Dari mana kamu?" Tanya Yoongi saat Haesoo sudah duduk di kursi.
"Bukan urusan mu" ketus nya.
"Tentu saja urusanku, ini rumahku" Yoongi.
"Jangan memulai, aku sedang malas berbicara denganmu" Haesoo.
"Jadi jangan mengajakku berbicara" Haesoo.
"Aku benar-benar tidak ingin berbicara denganmu" Haesoo lagi.
"Tidak ada yang mengajakmu berbicara" ucap Yoongi akhirnya.
Haesoo sabar, suami Jieun ini memang benar-benar menyebalkan. Resiko nikah tanpa cinta.
____
See you 2 Minggu kedepan.
Author udah mau pulang, ini aja udah males mikir sama ngetik dan mungkin di rumah nanti juga males tambah lagi Hp di kuasain ponakan nonton cocomelon.
Lagi gak semangat sama gakbmood rasanya, lebaran pertama tanpa Mama takutnya down pas hari H.
Minal aidzin wal faizin semua mohon maaf lahir dan batin, sampai bertemu kembali.
Jangan lupakan besok bang Hoseok wamil menyusul bang Seokjin. 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Another life
Fanfiction🔞 Awal mula perubahan sikap Arogan seorang Yoongi yang perlahan mulai menghilang dan akhirnya berbanding terbalik 180° pada sang istri. Mungkin terdapat kata-kata kasar juga kekerasan dan part 🔞 lebih bijak lah dalam memilih bacaan 👍