Al - 10

1K 87 9
                                    

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Yoongi melihat Jieun sedang duduk di depan balkon sambil memakai kutek di kakinya.

"Baguskan?" Tanya Jieun menunjukan kutek yang sudah mengering di kuku tangannya.

"Semalam Aku menyuruhmu untuk membereskan barang-barangku untuk pergi keluar kota"

"Iya tau" Jawab Jieun masih sibuk dengan kuteknya itu.

"Lalu mana?" Tanya Yoongi karena Ia masih melihat kopernya di atas lemari.

"Aku tidak tau barang yang akan kamu bawa, tata sendiri aja yah dan lagi susah mengambil koper itu, terlalu tinggi" keluh Jieun.

"Jieun!"

"Apa sih! Bisa gak sekali aja gak usah pakai nada tinggi kalo ngomong, pusing dengernya tau" ucap Jieun.

"Kau-"

"Jangan menyentuhku!" Jieun dengan cepat menghalau tangan Yoongi yang hampir saja menyentuh rambutnya.

Pria itu pasti akan menarik rambutnya karena sudah membantah ucapan Yoongi.

"Kamu pikir Aku takut? Pada pria jahat sepertimu!" Jieun lalu berdiri dan meninggalkan Yoongi begitu saja.

"Sepertinya Kamu benar-benar harus di beri pelajaran lagi karena sudah berani melawanku" ucap Yoongi mengepalkan kedua tangannya.

"Ck, akan aku siapkan!" Kesal Jieun.





"Aku sudah membereskan barang-barang mu, jika ada yang salah atau tertinggal jangan menyalahkanku" ucap Jieun saat ia keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah.

Yoongi langsung menyuruh abakbuahnya mengambil koper di kamar.

Namun Yoongi menyerngitkan dahinya saat melihat koper yang abakbuahnya bawa.

Bukan masalah salah koper atau bagaimana tapi itu ada dua koper.

"Aku hanya membutuhkan satu koper, apa kamu memasukan banyak baju?" ucap Yoongi.

"Tidak, yang satunya milikku" Jieun.

"Milikmu?"

"Aku ingin ikut, Aku tidak mau di rumah terus. Ingin ikut jalan-jalan" jawab Jieun.

"Gak, Aku pergi bukan untuk jalan-jalan tapi untuk bekerja!" Yoongi.

"Yang bekerja kamu, yang jalan-jalan Aku" ucap Jieun.

"Tetap bawa koper milikku" ucap Jieun pada anak buah Yoongi yang masih bingung harus mengikuti Tuanya atau Nyonyanya.

"Bawa saja" ucap Yoongi akhirnya sambil memijit dahinya yang semakin pusing.



Selama perjalanan Jieun diam karena Yoongi sudah memperingatinya, jika Jieun membuka suaranya Yoongi akan menurunkan Jieun saat itu juga.
Meskipun Jieun tetap rese dan mengganggu Yoongi.

Contohnya sekarang Jieun bersandar pada bahu Yoongi untuk tidur  meskipun Yoongi terus menjauhkan tubuh Jieun tapi tetap saja Jieun melakukannya lagi.

Setelah melewati perjalanan panjang akhirnya mereka sampai di hotel tempat mereka menginap.

"Bangun" ucap Yoongi membangunkan Jieun.

"Masih ngantuk" ucap Jieun tidak ada niatan untuk membuka matanya.

"Kamu masih bisa lanjut tidur di kamar" Yoongi.

"Gendong" ucap Jieun.

Jika kalian fikir Yoongi akan menggendongnya tentu saja tidak. Yoongi keluar dari mobil meninggalkan Jieun.

"Apa Nyonya akan keluar?" Tanya sang supir setelah menurunkan koper dan akan memindahkan mobil namun melihat sang Nyonya masih ada di dalam mobil.

"Iya!" jawab Jieun dan akhirnya keluar dari mobil dengan kesal.

Setelah Yoongi check in, Jieun mengikuti Yoongi dari belakang.



Ini sudah sore, Yoongi mandi dan keluar dari kamar mandi namun sudah rapih.

"Kenapa memakai kemeja?" Tanya Jieun.

"Ketemu klien"

"Baru juga nyampe masa langsung kerja" ucap Jieun.

"Aku memang datang kesini untuk bekerja, bukan berleha-leha" ucap Yoongi ketus.

"Ya sudah sana pergi" ucap Jieun.

"Selama Aku pergi jangan pergi kemana-mana apalagi keluar dari hotel ini" peringat Yoongi.

"Memangnya mau pergi kemana? Aku saja tidak tau ada di mana" Jieun.

"Aku sudah memesankan makanan untukmu makan malam, nanti di antar ke sini" ucap Yoongi sebelum akhirnya pergi meninggalkan Jieun.

Jieun bebersih dulu sambil menunggu makan malam yang Yoongi bilang.

Setelah makan malam Jieun merebahkan tubuhnya di ranjang dan tidak lama Ia tertidur.


"Dia terlalu menyabalkan"

"Bagaimana bisa kamu menikah dengan pria seperti itu bahkan bertahan selama dua tahun!"

"Aku tidak perduli pokoknya kamu harus sembuh dan bangun karena aku tidak ingin melihat wajahnya lagi"

"Kalau aku tidak bisa bangun bagaimana?"

"Jangan berbicara seperti itu Jieun!"

"Kamu sudah lama ada di sini kan?" Tanya Jieun.

"Belum, Aku juga tidak tau kenapa ada di sini" jawabnya.

"Dan lihat saja Aku akan membuat suamimu itu mencintaimu bahkan bertekuk lutut mengejar-ngejar mu"

"Lakukan saja" jawab Jieun sambil tersenyum.

"Jangan tersenyum seperti itu"

"Jangan terlalu keras padanya, titip Yoongi dan jaga Dia"

"Untuk apa Aku menjaga orang jahat itu"

"Ayolahh"

"Tidak janji"



"Hahhhh" Jieun membuka matanya dan melihat sekeliling.

Dia tidak tau kenapa bisa mengambil alih tubuh Jieun dan lagi Dia saja tidak tau Dia itu siapa? Yang Dia tau Dia terbangun dalam raga Jieun.

Dia pertama muncul dan mengambil alih tubuh Jieun setelah Jieun kehilangan denyut jantungnya saat itu.

Dan sebelum tubuh Jieun bangun saat itulah Dia dan Jieun bertemu dan Jieun berbicara jika Ia memiliki suami bernama Yoongi, Hanya sebatas itu dan tidak ada lagi.

Saat pulang ke rumah Dia cukup terkejut dengan perlakuan Yoongi pada Jieun. Bukankah Jieun bilang jika Yoongi adalah suaminya? Kenapa Yoongi bersikap seperti itu pada Jieun. Yah hal itu yang membuatnya tidak habis fikir.

Dan sebenarnya secara medis harusnya Jieun saat ini koma namun karena Dia mengambil alih tubuh Jieun jadi Jieun terlihat baik-baik saja dan hanya di diagnosa hilang ingatan atau amnesia.

Padahal di dalam tubuh Jieun yang sekarang bukanlah jiwa Jieun yang sebenarnya.





✅ Another lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang