Al - 28

800 83 3
                                    


"Jelaskan! Apa yang akan kamu jelaskan pada Ayah dan Kakak" Suho pada Jieun.

"Ada apa sebenarnya?" Tanya Ayah yang bingung melihat Suho pulang dengan membawa Jieun.

"Jelaskan dulu kenapa kamu menikah dengan Yoongi? Kalian tidak saling kenal kan?" Suho.

Rumit, semuanya menjadi rumit. Jieun bisakah kamu kembali sekarang saja? - keinginan Haesoo.

"A-aku.."


"Jieun" panggil Yoongi yang baru sampai.

"Oke, kalian berdua jelaskan apa yang terjadi sebenarnya?" Suho pada Jieun dan Yoongi.

"Apa perlu Jungkook ada di sini juga supaya Ia tau alasan kamu meninggalkannya begitu saja?" Suho.

"Kak" Jieun.

"Iya, kami menikah tanpa ada perasaan apapun" Yoongi.

"Kenapa? Untuk apa? Jungkook dengan Jieun sudah hampir bertunangan? Lalu kamu datang dan menikah dengan Jieun begitu saja?" Suho.

"Suho" Ayah menenangkan sang putra.

"Jelaskan ada apa?" Ayah menatap Yoongi dan Jieun.

Yoongi melihat wajah Ayah dari Jieun seketika mengepalkan tangannya. Bagaimana bisa pria tua itu bersikap setenang itu di saat putranya saja sudah meledak-ledak.

"Semua itu karena Anda" ucap Yoongi membuat Jieun langsung menengok ke arah Yoongi.

"Yoon" Jieun.

"Jika kekasihku masih ada mungkin Aku tidak akan menikah dengan Jieun atau bahkan mengenalnya" Yoongi.

"Apa maksudmu?" Suho.

"Kekasihku meninggal dalam insiden kecelakaan dan disinyalir itu kecelakaan tunggal tapi nyatanya? Tidak" Yoongi.

"Yoon" entah mengapa Haesoo ingin mengehentikan Yoongi atau mungkin ini kemauan Jieun supaya Haesoo mengehentikan Yoongi.

"Sudah selama ini, bukankah mereka harus tau jika Ayahmu yang menumbalkanmu sendiri pada ku?"

"Sebenarnya apa yang kalian bicarakan?! Ayah menumbalkan Jieun untuk apa?" Suho.

"Apakah anda melupakan insiden kecelakaan yang Anda sebabkan?" Yoongi pada Ayah.

"Ayah?" Suho menatap ke arah sang Ayah.

"Ayah pernah mengalami kecelakaan?" Suho.

"Ti-tidak mungkin" Ayah.

"Pengemudi di dalam mobil itu tewas terbakar!" Yoongi sudah terpancing emosinya.

"Yoon udah" Jieun berdiri di depan Yoongi mencoba menghentikan Yoongi.

"Dan anda bebas begitu saja!"

"Bahkan ada masih bisa tertawa seperti Anda tidak melakukan kesalahan apapun dan tidak melakukan dosa apapun!"

"Yoon, kita pulang" ajak Jieun.

Jieun memegang kedua pipi Yoongi supaya pria itu menatap ke arahnya.

"Kita pulang, oke" tatapan keduanya bertemu dan Jieun tidak mendapat perlawanan dari Yoongi membuat Jieun langsung mengajak Yoongi keluar dari rumah sang Ayah.

Karena Yoongi tidak membawa supir jadi mereka pulang dengan taxi, meninggalkan mobil Yoongi.

Yoongi sudah menjalankan terapi psikiater yang di atur oleh Seokjin jadi Ia sudah bisa mengontrol dirinya sendiri.

Yoongi memejamkan matanya dan Jieun hanya bisa mengusap punggung tangan Yoongi, Ia hanya takut Yoongi mengamuk dan malah melukai siapapun termasuk dirinya lagi.

Jika Haesoo bisa memilih, sebenarnya yang di lakukan Yoongi benar. Jika masalah ini ingin cepat selesai ya Ayah harus tau apa yang sebenarnya terjadi.

Mungkin jika Ayah tau dan mau meminta maaf pada Yoongi, Yoongi juga bisa jauh lebih baik tanpa memendam rasa amarahnya terlalu lama.

Sesampainya di rumah Yoongi langsung masuk ke kamarnya di ikuti Jieun. Haesoo hanya berucap supaya Yoongi tidak mengamuk di kamar.

Dan saat membuka pintu kamar, aman. Yoongi sedang berbaring di ranjang.

Jieun menghampiri Yoongi yang menutup matanya dengan lengan. Melepas sepatu Yoongi dan juga kaus kakinya.

Jieun beralih pada dasi yang masih bertengger di leher Yoongi meskipun sudah longgar.

"Yoon, mandi dulu ya" ucap Jieun.

"Aku siapkan air hangat untukmu" ucapnya lagi berniat ke kamar mandi namun Yoongi lebih dulu memegang tangan Jieun menghentikannya.

Yoongi mendudukan tubuhnya sambil menatap Jieun. Ia menarik tangan Jieun supaya tubuh Jieun mendekat padanya lalu memeluk Pinggang Jieun dan menempelkan dahinya pada perut Jieun membuat Jieun mengusap rambut Yoongi.

"Maaf Yoon" entah mengapa mata itu terucap begitu saja oleh Haesoo.

Ia jadi ikut merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Yoongi.






Yoongi sudah selesai mandi.

"Bibi sudah menyiapkan makan malam" ucap Jieun.

"Aku tidak ingin makan, Aku akan langsung tidur saja" ucap Yoongi lalu naik ke atas ranjang.


Jieun menghubungi Seokjin membuat Seokjin langsung datang ke rumah.

"Bagaimana? Apa Dia mengamuk lagi?" Tanya Seokjin.

"Enggak Kak, Dia sedang tidur" ucap Jieun.

"Berati Terapinya berhasil"

"Terapi apa?" Tanya Jieun.

"Terapi psikiater supaya Ia bisa mengontrol emosinya" Seokjin.

"Pantas saja"

"Kamu bilang jika Yoongi bertemu Ayahmu dan membicarakan kematian Hyeri?" Seokjin bergegas datang karena Hal ini.

"Tapi Ia tidak mengamuk atau meluka-"

"Enggak Kak, Sepertinya terapinya memang berhasil"

"Sampai mana pembicaraan kalian?"

"Ayah dan Kak Suho tau jika Bisnisku Yoongi yang mengambil alih dan Aku tidak pernah keluar negri. Lalu Soal kematian Hyeri kekasih Yoongi yang memang di sebabkan oleh Ayah setelah itu Aku membawa Yoongi pulang. Kami belum mengobrol lebih jelasnya lagi"

"Hanya Kak Irene menghubungiku, menanyakan apa yang terjadi di rumah tadi karena Ia sedang menjaga Putranya di kamar" jelas Jieun.

"Besok Aku akan datang lagi untuk berbicara dengan Yoongi. Tolong jaga Dia dan Hubungi kakak kapan saja jika terjadi sesuatu" ucap Seokjin sebelum pergi.






✅ Another lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang