Bahkan setelah semua ini Haesoo malah menutupi semua yang Yoongi lakukan pada Jieun.
"Tapi kamu tidak seharusnya menutupi semua itu, mengorbankan semuanya demi Ayah" Ayah.
"Kamu bahkan meninggalkan Jungkook"
"Yah, sudah 2 tahun berlalu. Aku sudah menikah dengan Yoongi dan dengan Jungkook tidak ada hubungan apa-apa" Jieun.
"Kenapa kamu gak cerita sama Kakak?" Suho.
"Kak, semua terjadi begitu saja dan yang penting semuanya sudah selesai"
"Belum" Suho.
"Yoongi harus mengembalikan semuanya, perusahaanmu dan juga hidupmu" Suho.
"Lagipula Yoongi suamiku sekarang, selama ini bukankah Bisnisku baik-baik saja di tangan Yoongi"
"Iya tapi-" Ayah mengehentikan Suho.
"Kita bicarakan ini lagi nanti bersama Yoongi" ucap Ayah.
Jieun sudah berada di kamarnya, membaringkan tubuhnya sambil menutup mata.
Ia tadinya ingin pulang, pulang ke rumah Yoongi namun sang Kakak menahannya dan menyuruh Jieun untuk masuk ke kamarnya.
Suara pintu yang di ketuk membuat Jieun akhirnya bangun dan itu Irene yang membuka pintu sambil tersenyum ke arahnya.
"Bagaimana?" Tanya Irene.
"Yah begitu, bagaimana dengan Kak Suho?"
"Dia masih kesal dan sekarang ada di kamar Keenan"
"Kakak tidak menyalahkanmu hanya saja kenapa kamu tidak memberitahu Kakakmu atau bertanya dulu pada Ayah" Irene.
Bagaimana Dia tau jalan pikiran Jieun - Haesoo.
"Semua terjadi begitu saja, Yoongi sangat marah saat itu dan Aku takut terjadi apa-apa dengan Ayah" jawab Haesoo begitu saja faktanya Yoongi memang seseram itu kalau marah.
"Lalu setelah ini kamu mau bagaimana? Ayah terbukti tidak bersalah" tanya Irene.
"Kamu akan kembali dengan Jungkook atau tetap bersama Yoongi"
Haesoo juga tidak tau mau Jieun yang mana.
"Pikirkan baik-baik Jieun, ini untuk hidupmu kamu bisa berpisah dengan Yoongi dan mungkin kembali dengan Jungkook lagi. Bukannya Kakak tidak mendukung pernikahanmu hanya saja tidak baik jika pernikahan kalian terus berlanjut atas dasar dendam" Irene mencoba memberi nasihat.
"Tapi jika kamu ataupun Yoongi sudah serius dengan pernikahan ini, Kakak pasti akan mendukungmu" Irene.
.
.
"Yoon"
"Aku ingin sendiri"
"Aku akan menyuruh orang untuk menyelidiki lagi"
"SUDAH 3 TAHUN BERLALU APA YANG BISA KITA DAPATLAN LAGI!"
"Kamu ingin berhenti sampai di sini? Asal kamu mengikhlaskan kematian Hyeri Aku juga akan berhenti. Hilangkan dendamu" Seokjin.
"Pikirkan baik-baik apa yang akan kamu lakukan setelah ini, lupakan Hyeri dan terima Jieun sepenuhnya atau lepaskan Jieun sepenuhnya"
"Jieun berhak bahagia dengan atau tanpamu, itu juga pilihanmu sekarang. Kita tidak tau apa yang akan di lakukan keluarga Jieun setelah ini"
"Tenangkan dirimu dan mulailah berfikir jernih Yoon, Aku tidak akan bisa terus membantumu. Kamu harus memikirkan yang terbaik untuk mu untuk hidupmu"
Seokjin sudah yakin jika Yoongi sudah baik-baik saja, ia bahkan tidak perlu mengeluarkan tenaganya untuk menghentikan Yoong jika orang itu mengamuk seperti biasanya.
.
.
"Kau tidak akan bisa pergi, kemanapun kamu pergi Aku akan menemukanm Haesoo"
"Menurutkan sebelum Aku berlaku kasar padamu"
"Brengsek, aku tidak pernah takut padamu!"
"Kau berani?"
Haesoo merasakan sakit karena orang itu menekan lehernya begitu kuat.
Tapi tidak lama Haesoo terbatuk setelah cengkraman di lehernya terlepas.
"Tetap di sini dan jangan mencoba kabur, Aku sudah membayar mahal untukmu"
"Bajingan, Mingyu sialan! LEPASIN GUA MINGYU!"
Mingyu pergi meninggalkan Haesoo begitu saja di sebuah kamar dengan pintu yang terkunci.
Haesoo meremas rambutnya sendiri karena Ia gagal kabur lagi dari Mingyu.
Setelah beberapa jam berlalu Minggu kembali. Haesoo hanya menatap tajam pria itu.
"Hay Honey" ucap Mingyu menghampiri Haesoo.
"Gak usah deketin Gua!" Haesoo mendorong tubuh Mingyu membuat Mingyu terdorong sedikit ke belakang.
"Don't be rude honey" Mingyu yang sudah sangat mabuk mendorong tubuh Haesoo.
Meskipun Minggu mabuk tapi tenaganya masih cukup kuat dari pada Haesoo.
"Emphh..." Mingyu mencium paksa Haesoo.
Haesoo mencoba menyingkirkan Mingyu tapi Mingyu malah semakin menjadi pada dirinya.
"don't deny you are a bitch" ucap Mingyu saat Ia melepas ciumannya pada Haesoo.
"Kamu akan menikmatinya seperti biasa sayang" Mingyu menyeringai membuat Haesoo muak.
"Karena kamu memaksaku!"
"Hey, siapa yang akhirnya menikmati permainannya?"
"Brengsek" Haesoo memukul dada Mingyu.
"Berhenti mengumpat dan desahkan saja namaku dengan bibirmu ini" Mingyu mengusap bibir Haesoo.
Jieun membuka mata lalu menghapus air matanya. Entah mengapa Ia bisa melihat kehidupan Haesoo sebelumnya. Melihat bagaimana pria bernama Mingyu menyakiti Haesoo membuat Jieun merasa sakit.
Ia jadi teringat dengan Yoongi yang tidak segan-segan menyakitinya.
Haesoo di jual oleh keluarganya sendiri di tempat hiburan malam lalu berakhir di tangan Mingyu dan di jadikan pemuas nafsu oleh Mingyu.
Kehidupan Haesoo jauh lebih buruk dari yang kalian fikirkan. Terlebih setelah bertemu dengan pria bernama Mingyu.
Yah alasan kenapa Jieun tidak langsung memberitahu soal kehidupan Haesoo adalah bukan hanya karena itu ada hal lain yang membuat Jieun belum bisa dan mungkin tidak akan bisa Ia beritahu pada Haesoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Another life
Fanfiction🔞 Awal mula perubahan sikap Arogan seorang Yoongi yang perlahan mulai menghilang dan akhirnya berbanding terbalik 180° pada sang istri. Mungkin terdapat kata-kata kasar juga kekerasan dan part 🔞 lebih bijak lah dalam memilih bacaan 👍