Tenangkan
Diri
Anda
Saat
Membaca
Oke?.
Selamat membaca 🙂
.
.
Jieun sedikit kesal karena tidak mendapatkan jawaban dari siapapun di rumah.
"Bisa lebih cepat!" Kesal Jieun pada supirnya. Sang supir menambah kecepatan laju mobil.
Sesampainya Ia di tempat yang di tuju Jieun langsung masuk.
"Bisa bertemu dengan dokter Seokjin?" Tanya Jieun."Anda sudah memiliki janji?"
"Belum, tapi bisa bilang jika Jieun ingin bertemu"
Sang resepsionis rumah sakit mengangguk sebelum menghubungi Seokjin.
Tidak lama menunggu Seokjin keluar menghampirinya.
"Eoh Jieun"
"Jieun ganggu gak kak?"
"Enggak, ada apa?"
Seokjin membawa Jieun ke rooftop rumah sakit.
"Kakak mengenalnya?" Jieun menunjukan selembar foto pada Seokjin.
"Kamu sudah ingat atau Yoongi sudah memberitahu mu?"
"Soal?"
"Kamu belum ingat berati"
"Kak sebenarnya ada apa? Aku hanya ingin tau dan- akhh.." Jieun memegangi dadanya yang sakit.
Ia hampir terjatuh jika saja Seokjin tidak sigap menangkap tubuhnya.
Satu tangan Jieun meremas lengan jas dokter Seokjin karena Ia kesulitan bernafas dan satunya memegangi dadanya.
"Jieun, Hey kamu kenapa?" Tanya Seokjin. Seokjin mencoba mendudukan Jieun.
"Se-sak kak" ucap Jieun terbata.
"Atur nafas kamu perlahan" ucap Seokjin.
Seokjin mencoba supaya Jieun bisa bernafas dengan benar.
Beberapa saat kemudian, Jieun sudah lebih baik. Seokjin memberikan Jieun air untuk di minum.
"Bagaimana? Merasa lebih baik atau ingin di periksa?" Tanya Seokjin.
"Tidak perlu kak, aku sudah baik-baik saja" ucap Jieun meyakinkan Seokjin.
Jujur saja Ia juga terkejut karena tiba-tiba tidak bisa bernafas dan dadanya terasa sesak.
Namun pintu rooftop terbuka cukup kencang dan itu Yoongi.
"Yoon" Seokjin.
"Dari mana kamu mendapatkan foto itu?" Tanya Yoongi mencekram lengan Jieun.
"Yoon sakit" Jieun.
"Jawab dari mana!" Yoongi menatap tajam Jieun.
Seokjin mendorong Yoongi membuat cengkraman pada lengan Jieun terlepas.
"Jangan keterlaluan! Ini rumah sakit" Seokjin pada Yoongi.
Seokjin memberikan selembar foto itu pada Yoongi dan Jieun bisa melihat tatapan Yoongi perlahan berubah.
"Ku peringatkan jangan pernah menyentuh barang-barangku tanpa seizin ku" ucap Yoongi menunjuk nunjuk Jieun.
"Yoon!" Seokjin menurunkan tangan Yoongi lalu berdiri di hadapan Jieun dan menggelengkan kepalanya. Yoongi akhirnya menghela nafas.
"Pulang" ajak Yoongi meraih tangan Jieun dan mengajaknya untuk pulang.
Di dalam mobil suasana terlalu suram dan mencekam. Padahal mereka berdua hanya saling diam. Tapi ya itu yang supir Yoongi rasakan.
Menjelang siang baru berangkat bekerja dan bahkan ini masih pukul 4, Bosnya itu sudah pulang.
Yoongi sebenarnya menghubungkan ponsel Jieun dan ponsel Yoongi supaya Ia tau apa Jieun di rumah atau tidak.
Melihat posisi ponsel Jieun ada di sekitar rumah sakit milik Seokjin membuat Yoongi menghubungi orang rumah lalu orang rumah bilang jika Jieun pergi setelah marah karena tidak ada yang menjawab pertanyaan soal foto -tiiiiit-.
Yoongi langsung bergegas pergi menyusul Jieun.
Sesampainya di rumah keduanya masuk ke dalam kamar.
"Dimana kamu menemukan foto ini?" Tanya Yoongi membuat Jieun menunjuk ke arah laci.
Yoongi langsung berjalan ke arah tunjuk Jieun lalu membuka laci itu membongkar isinya lalu membuka laci lain dan membongkar isinya sampai berantakan di lantai.
"Hanya foto ini?" Tanya Yoongi.
"Iya, hanya foto itu! Memangnya siapa Dia? Kekasihmu?!" Kesal Jieun membuat Yoongi menghampirinya lalu mencekram leher Yoongi.
"Dia tunanganku!" Ucap Yoongi tepat di depan wajah Jieun.
Jieun melebarkan matanya mendengar itu.
"Kamu tidak menyembunyikan fotonya yang lain kan?" Tanya Yoongi.
"Apa maksudmu? Untuk apa Aku menyembunyikan fotonya aku saja tidak tau siapa Dia!" Jieun mendorong tubuh Yoongi.
"Sial, Kamu di sini karena kematiannya!!"
Jantungnya serasa berhenti berdetak mendengar ucapan Yoongi. Tunangan Yoongi meninggal.
Lalu Jieun? Apa Jieun menikah dengan Yoongi karena tunangannya meninggal? Tapi kenapa?.
"Brengsek! KENAPA SEMUA ORANG MENGAMBIL FOTO DAN BARANG HYERI DARIKU!!" Yoongi menjatuhkan semua barang yang ada di atas meja membuat Jieun seketika takut.
"Dan kau- KENAPA HYERI HARUS MATI! KEHADIRANMU DI SINI TIDAK AKAN BISA MEMBUAT HYERI KEMBALI!" Yoongi mendorong tubuh Jieun sampai terjatuh di ranjang dan menekan leher Jieun membuat Jieun berusaha memberontak.
Pintu terbuka dan seseorang mendorong tubuh Yoongi dari atas tubuh Jieun.
"Pegangi Dia" ucap Seokjin. Iya Seokjin menyusul Yoongi dan Jieun.
"Lepas! Aku akan membunuhnya!! Aku akan membuatnya merasakan kehilangan!" Tubuh Yoongi perlahan melemas setelah Seokjin menyuntikkan obat penenang.
"Tuan Seokjin, Nyonya tidak mau bangun" ucap Bibi membuat atensi Seokjin beralih pada Jieun.
"Pindahkan Yoongi ke ranjang" ucap Seokjin pada anakbuah Yoongi yang sejak tadi menahan tubuh sang Tuan.
Seokjin beralih pada Jieun mencoba membangunkannya dengan menepuk pipi Jieun, mengecek denyut nadinya membuat Seokjin bernafas lega.
"Sepertinya Ia hanya pingsan" ucap Seokjin lalu mengangkat tubuh Jieun dan membaringkan di samping Yoongi.
Sangat melelahkan untuk Seokjin jika Yoongi sedang mengamuk seperti ini. Dia siap membunuh orang.
Seokjin mencari foto yang membuat masalah ini semua. Setelah mendapatkan Seokjin langsung mengantonginya.
Iya bisa di bilang Seokjin andil dalam hilangnya foto dan barang-barang Hyeri dari rumah Yoongi. Yoongi terlalu mencintai Hyeri sampai Dia tidak pernah menerima kematian sang kekasih dan bahkan emosinya akan naik jika melihat foto Hyeri karena mengingat bagaimana kekasihnya itu meninggal.
Seokjin menyuruh anakbuah Yoongi untuk membersihkan semua foto dan barang milik Hyeri jangan sampai Yoongi melihatnya. Bahkan sosial media Yoongi, Seokjin ambil alih.
Mengamuk? Tentu saja Yoongi marah karena foto dan barang Hyeri hilang dari rumahnya. Namun setelah mendapat terapi psikiater Keadaan Yoongi berangsur membaik dan bisa mengontrol emosinya, meskipun tidak sepenuhnya.
Dan setelah sekian lama Yoongi melihat foto kekasihnya kembali sepertinya Ia tidak bisa mengontrol emosinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ Another life
Fanfic🔞 Awal mula perubahan sikap Arogan seorang Yoongi yang perlahan mulai menghilang dan akhirnya berbanding terbalik 180° pada sang istri. Mungkin terdapat kata-kata kasar juga kekerasan dan part 🔞 lebih bijak lah dalam memilih bacaan 👍