Gelap semakin nyata begitu mobil itu masuk ke pekarangan. Kombinasi malam dengan rimba di sekeliling villa cukup membuat Alea merasa ada kejanggalan pada tempat tinggalnya.
Dengan langkah cepat sekaligus merinding. Ia berjalan masuk rumah. Bangunan megah nan mewah kini tampak mengerikan baginya. Ia tak peduli lagi saat para pelayan melayaninya. Karena yang ada di pikirannya kini mencari tau tentang rumah ini dan Nathan sebenarnya.
Ketika makan malam berlangsung. Nathan tampak mengawasi gerak-gerik Alea. Pria itu mencium ketidak beresan dari gelagat sang istri. Misalnya makan bistik dengan lahap dan tak bertanya ketidakhadiran Elena di tengah-tengah mereka.
Nathan : apa kau tidak se peduli itu?
Membuka pembicaraan.
Alea menengadah menatap Nathan, heran.
Nathan : kau ini masih punya hati atau tidak?
Alea : kau bicara denganku?
Alea agak takut kala mengucapkan kalimatnya.
Nathan : kau berani sekali menyela ketika aku bertanya.
Marah karena gadis kecil itu sama sekali tidak mendengarkan ucapannya barusan.
Alea : aku kira kau tidak bicara padaku. Maaf.
Alea menurunkan pandangan. Melihat pria di seberangnya marah sungguh membuat bulu kuduknya meremang.
Nathan : dengan maaf, kau kira aku berbelas kasih padamu? Jangan harap. Sekali menyinggung ku, kau harus merasakan hukumannya.
Rasanya Alea kesulitan menelan kunyahan bistik terakhirnya saat dengar pernyataan Nathan itu. Dihukum? Apa ia akan kena hukuman hanya hal sepele?
Tiba-tiba lampu temaram yang selalu menemani saat makan malam berlangsung, padam seketika. Gelap mengambil alih segalanya.
Alea yang masih duduk kaku di kursi merasakan hawa dingin menusuk. Permukaan kulit yang bergidik kian nyata.
Alea : Nathan, apa yang terjadi?tolong nyalakan lampunya.
Nathan : apa kau ketakutan?
Berbisik tepat ditelinga Alea.
Dan hal itu membuat Alea makin jatuh kedalam rasa takut itu sendiri. Tidak terdengar gerakan apapun, tiba-tiba Nathan sudah berada dibelakangnya.
Nathan : apa kau tidak pernah tau, alasan pernikahan ini? Sungguh manusia bodoh.
Mata Alea membelalak seketika kala dengar kalimat barusan. Benar selama ini ia memang tidak pernah tau maksud dari pernikahan ini?
Alea : tolong beritahu aku, alasan mengapa kita menikah?
Nada suaranya bergetar. Menekan rasa takutnya.
Nathan : pernikahan itu hanyalah topeng. Kau hanya alat pertukaran dari manusia yang haus akan kekuasaan dan kekayaan.
Suara Nathan menjauh dan bergema.
Alea : aku tidak mengerti.
Alea masih bingung dengan ucapan Nathan.
Nathan : kau benar-benar manusia bodoh yang pernah aku temui.
Dengar Nathan dari tadi mengucapkan manusia-manusia, memangnya dia sendiri siapa? Bukankah dia juga manusia? Agak kesal juga Alea dibuatnya.
Alea : Nathan, siapa sebenarnya kau?
Dengar pertanyaan itu Nathan memiringkan bibir. dalam kegelapan dia leluasa melakukan segalanya.
Nathan : kau ingin tau siapa aku?
Kembali suara Nathan berdengung di telinga Alea.
Nathan : apa kau tidak takut padaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gairah Suami Dingin
Horrordipaksa menikah dengan orang asing dan di suruh tinggal di rumah mewah di atas bukit harus dituruti Alea agar kutukan ayahnya terbebas. Namun, hal mengerikan terungkap kala dia menemukan bahwa suaminya bukanlah manusia...