satu

2.3K 20 0
                                    

Seorang pria paruh baya mengerang kesakitan di sekujur tubuhnya.

Pak Anton : sakit, sakit....

Pak Anton mengerang karena tubuhnya panas dan perih bagai terbakar. Ia sejak dua hari lalu berbaring di atas ranjang dan mengalami sekarat ini.

Pak Anton: sakit.. tolong. Sakit sekali.

Istri dan kedua anaknya hanya duduk melihat. Tidak berani menyentuh atau sekedar menenangkan.

Pak Joner : kutukan ini akan berhenti jika dia mati.

Bu Anton : apa waktu 19 tahun masih kurang lama lagi?

Pak Joner : hanya kematian.

Bu Anton : apa tidak ada hal lain untuk menghentikannya?

Pak Joner : kau ini tuli ya?

Bu Anton : aku hanya tidak ingin melihat suamiku kesakitan setiap bulannya.

Pak Joner : semua orang sakti yang pernah ku temui tidak satupun bisa menghentikan kutukan suamimu.

Bu Anton : pasti ada. Aku percaya pasti ada.

Pak Joner : kalau begitu kau cari saja sendiri.

Pria dengan kumis tipis itu berdiri dari kasur yang ditempati pak Anton. Ia lelah karena sang adik bersih keras kutukan suaminya bisa diatasi. Padahal bertahun-tahun sudah mencoba dan mencari cara menanganinya. Dan keadaanya tidak ada perubahan. Apa yang dikatakan tak mempan pada adiknya, wataknya yang keras selalu berharap pada keajaiban. Nyatanya sampai detik ini yang ditunggu tak kunjung datang. Hingga Joner pasrah pada keadaan, barangkali ini sudah takdir Anton. Itulah yang selama ini dia percaya.

Bu Anton : kau mau kemana?

Pak Joner : ada hal yang harus ku urus.

Bu Anton : apa kau akan pergi mencari orang sakti untuk membantu suamiku?

Joner menghelah panjang. Mulai lagi. Matanya melirik pada kedua ponakan yang duduk melihatnya.

Alea dan Kris yang malang. Kedua anak itu harus melihat penderitaan sang ayah dalam gelimang harta kekayaan orang tuanya.

Pak Joner : paman akan kembali, kalian jangan cemas.

Alea : paman, aku kasihan dengan ayah.

Pak Joner : paman juga.

Kris : apa memang tidak ada obatnya, paman?

Pak Joner : paman juga tidak tau.

Alea : ayah, mengapa kau harus mengalami hal ini?

Gadis itu menatap iba pada sang ayah yang terus meregang sakit.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Di sekolah saat jam makan siang. Kantin sangat ramai.

Justin : keluarga kaya memang mengerikan ya.

Bella : mereka yang kaya orang lain yang jadi tumbal. Serakah sekali.

Maria : apa kalian sedang menyindir keluarga Alea?

Ketiganya duduk di meja tak jauh dari tempat Alea dan Kris. Suara mereka memang sengaja di besarkan supaya yang lain ikut mendengar.

Justin : memang siapa lagi? Mereka kaya raya dan ayahnya kena kutuk.

Bella : iblis kali ini memakannya, mungkin keluarga Alea belum menyerahkan tumbal.

Maria : pasti sulit cari tumbal zaman sekarang karena orang tidak lagi bodoh.

Bella : dan akhirnya memakan keluarga sendiri.

Gairah Suami DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang