sebelas

303 8 0
                                    

Di daerah tandus tak berpenghuni.

Yusman : di sini tempatnya.

Justin : kau yakin?

Yusman : ya..

Justin : tapi aku tidak menemukan rumah atau tanda kehidupan?

Yusman : kau ikuti saja jalan ini. Nalurimu akan menuntunmu.

Justin : begitu cara mainnya.

Yusman : iya, cepat pergi.

Justin : kau tidak ikut.

Yusman : kau yang punya keinginan itu, bukan aku.

Justin : tapi...

Yusman : percaya padaku.

Justin : baiklah.

Yusman : semoga berhasil.

Justin : terimakasih Yus, kau memang sepupu terbaik.

Yusman : ya, kita sama-sama tak memiliki keluarga lengkap. Jadi harus saling mendukung.

Justin : aku pergi dulu.

Yusman : ya, jaga diri.

Justin : baik.

Keduanya berpisah di jalan setapak kering itu... Panas matahari saksi keakraban mereka.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Saat jam istirahat kedua.

Mitha : Al, sepupu mu tadi udah pulang?

Alea : iya.

Mitha : cepat amat sih, padahal aku mau minta nomornya.

Deg... Ada perasaan tak nyaman kala teman pecundangnya itu mengutarakan keinginannya.

Mitha : punya nomornya gak? Minta dong Al.

Telinga Alea semakin risih.

Alea : maaf Mit, aku gak punya nomor ponselnya.

Mitha : masa gak punya sih. Mentang-mentang punya sepupu ganteng aja, gak mau ngasih nomor ponsel. Dasar pelit.

Alea : Mit, kalo ngomong yang enak sedikit dong. Aku gak ngasih bukannya pelit. Tapi, emang gak punya.

Mitha : Al, jaman sekarang mana ada orang yang gak punya nomor ponsel keluarganya.

Alea : banyak kok anggota keluarga gak punya nomor ponsel anggota keluarga yang lain.

Mitha : di dunia ini mungkin hanya kau saja. Pelit.

Setelah mengatakan itu, Mitha pergi meninggalkan Alea yang dongkol.

Alea : dasar munafik. Dari dulu dia tidak pernah tulus berteman denganku.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Di kantor kerajaan iblis.

Elena : jadi, bagaimana nasib manusia itu setelah kau menghapus kebijakan ini? Apa kau akan memberikannya pada kami? Atau pada pelayan rumahmu.

Nathan : Elena, aku rasa kau tak seharusnya membahas masalah ini. Karena Alea adalah urusanku.

Elena : biar aku ingatkan kau satu hal, Nat. Manusia itu adalah tumbal yang diberikan sekutumu. Jadi, kau harus melakukan tugasmu, bukan.

Nathan : kau tidak perlu mengatakannya, aku tau apa yang aku lakukan.

Elena : baguslah jika kau tidak lupa. Lagipula aku dengar di parlemen beberapa menteri berniat memberontak.

Gairah Suami DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang