tujuh belas

196 6 0
                                    

Darah mengalir dari sobekan pipi karena tertusuk kuku panjang Leonel. Perih serta panas yang dirasakan pak Anton saat ini.

Posisinya sungguh tak menguntungkan. Iblis yang entah dari mana asalnya malah mengambil alih tumbal sekaligus persekutuan dengan sang menantu. Padahal setahunya, pak Anton tak merasa memiliki ikatan apapun selain pada Nathan.

Leonel : apa kau tidak pernah dengar tentangku? Dari mulut orang tua atau kakekmu? Manusia laknat.

Nada yang mencekam itu membuat isi ruangan bagai diselimuti es.

Pak Anton terbatuk. Tangan berkuku panjang kiri dari iblis itu telah mencekik lehernya sangat kuat.

Pak Anton : aku tidak tau, dari kecil aku tinggal di luar negeri.

Leonel : tentang kutukanmu itu, apa kau tidak pernah berpikir?

Pak Anton : ini, ini sudah jadi kutukan keluarga.

Leonel : kau ini sungguh naif.

Menyeringai licik.

Leonel : aku yakin, jauh di lubuk hatimu tau bagaimana cara keluarga mu mendapatkan harta berlimpah.

Pak Anton : a, aku hanya melanjutkan tradisi mereka.

Leonel : maksud mu, tradisi mereka untuk mengelabuiku?

Setelahnya, iblis itu tertawa garing.

Leonel : tumbal tetaplah tumbal, tidak bisa digantikan dengan apapun. Biar ku ingatkan lagi, padamu.

Leonel menambah tekanan pada kedua tangannya. Membuat darah kian deras menetes.

Leonel : akulah iblis yang bersekutu dengan kakek moyangmu. Ku beri dia kekayaan serta kekuasaan, sebagai balasan kebaikan ku itu, aku memilih tumbal yang akan dia berikan padaku.

Hening sesaat...

Pak Anton : ka, kau memilih siapa?

Leonel : cucu kesayangannya..

Seketika mata pak Anton terbelalak. Cucu kesayangan? Bukankah itu dirinya.

Leonel : harta yang ku berikan melimpah ruah, setimpal bukan dengan kemauan ku?

Pak Anton : ka, kau benar-benar iblis yang licik.

Leonel : licik katamu? Apa bedanya dengan dirimu?

Pak Anton : maksudnya?

Leonel : kau menumbalkan putri mu sendiri dengan raja baru iblis itu?

Pak Anton : ka, kau bagaimana bisa tau?

Bibir Leonel miring sebelah.

Leonel : itu bukan lagi rahasia.

Pak Anton : apa yang kau inginkan sekarang?

Leonel : tentu saja mengambil alih perjanjian ini. Kau masih ada ikatan denganku.

Pak Anton : kutukan itu telah hilang, aku rasa ikatannya juga sama.

Leonel : kau manusia bodoh, jangan sok tau.

Pak Anton : Nathan lebih kuat darimu.

Sontak tawa nyaring melengking terdengar seisi kantor hingga menjatuhkan apa saja yang tertata di meja, rak serta dinding.

Leonel : Nathan iblis kemarin sore yang kebetulan punya kekutan hebat. Sedangkan aku?

Terdiam lalu..

Leonel : aku lahir pada jaman nabi-nabi berkeliaran di muka bumi. Sungguh tidak sebanding jika kau menyamakan aku dengan Nathan.

Gairah Suami DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang