32

119 2 0
                                    

Justin seperti bukan jadi dirinya sendiri. Setelah berhasil menekuk makhluk setengah iblis itu. Ia dengan bangga memotong-motong tubuh kalong dan mengoleskan darah perak dari rivalnya ke seluruh tubuh. itu dilakukan demi mendapat energi dari musuh yang berhasil dijatuhkan. Dan benar saja selang beberapa detik dari kegiatannya itu. Darah perak mulai terserap kedalam tubuh.

Senyumnya mengembang. Kekuatan baru telah didapatkan. Kepercayaan dirinya kian bertambah. Hal ini mendasari bahwa ia tak perlu takut apapun lagi.

Setelah melihat potongan tubuh kalong musnah jadi abu. Justin beranjak pergi meninggalkan tempat itu. Ia berjalan pulang ke gubug nya untuk menemui sang guru, Alves.

💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Alves merasa keagresifan muridnya kali ini diluar batas pengetahuannya. Baru saja mendapat kekuatan dari ular raksasa, muridnya itu sudah berani mendatangi makhluk misterius yang berhasil dideteksi panca inderanya.

Meski tergolong nekad. Ada ketakutan tersendiri bagi Alves kala menghadapinya kelak. Mengalahkan ular raksasa bisa jadi tolak ukur bagaimana besarnya kekuatan manusia itu dihadapan makhluk lain. Bahkan bisa jadi perebutan dikalangan bangsa jin, iblis dan siluman.

Pria paruh baya itu berpendapat bahwa pengajarannya harus segera diakhiri, demi tak semakin membuat sang murid terobsesi dengan kekuatan dari jenis makhluk lain. Sebagai tindakan atas upayanya itu, Alves pun membereskan peralatan praktiknya.

Dan hal itu tentu membuat Justin yang baru sampai terheran melihat sang guru berkemas.

Kecepatan Justin dalam berjalan pulang. Kian menguatkan tekad mengakhiri semuanya. Ia salah menilai muridnya kali ini.

Alves : aku rasa pelatihannya sampai di sini.

Katanya ditengah keterkejutan. Tak bisa dipungkiri jika Justin akan menanyakan prihal tindakannya.

Justin masih belum mengerti. Rasanya baru kemarin ia bertemu dan mendapat tugas dari gurunya. Namun, belum juga genap seminggu gurunya berdalih bahwa pelatihan ini sudah selesai.

Justin : secepat ini? Bahkan kau belum melatihku ilmu perlindungan diri.

Alves : tujuanmu telah tercapai. Dengan kekuatan mu sekarang ini kau sudah siap menghadapi musuhmu.

Justin : tapi..

Alves : aku datang saat kau butuh dan aku pergi setelah kau dapat apa yang kau mau.

Memang benar. Begitulah cara kerja Alves dalam melatih muridnya.

Justin : setelah ini, apa yang harus kau inginkan dariku? Mungkin sebagai saran.

Alves : jangan salah gunakan kekuatan mu. Gunakan kalo kau butuh saja.

Justin : tapi aku mau balas dendam.

Alves : balas dendam tak harus menggunakan kekerasan.

Justin : hutang nyawa dibayar nyawa.

Alves makin ngeri kala dengar ucapan Justin itu. Ia yakin energi siluman telah mempengaruhi sebagian empatinya.

Alves : benar, hutang nyawa harus dibayar nyawa. Kau boleh melakukan apapun sesukamu, tapi ingat kau harus tau batasnya.

Justin : jadi, kau akan pergi?

Alves mengangguk. Ia tak mau terlibat lebih dalam karena bisa berakhir buruk.

Alves : jaga dirimu, kendalikan emosimu dan jangan terburu-buru mengeluarkan kekuatan.

Justin : padahal masih banyak yang harus ku pelajari darimu.

Gairah Suami DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang