dua puluh sembilan

126 4 0
                                    

Perasaan terkejut tak bisa disembunyikan Henry kala dengar jawaban Frank. Untuk menyakinkan hatinya iapun menegaskan sekali lagi.

Henry : istri manusia, Nathan?

Frank : iya, dia menyerang Elena dan lihat hasil dari perbuatannya.

Kemarahan serta kesedihan terpampang jelas di wajah Frank. Iblis laki-laki itu terus mendekap Elena.

Henry : bagaimana bisa dia melakukan ini?

Frank : aku rasa Nathan telah memberinya sedikit kekuatan.

Henry mengerutkan dahi. Dia tak habis pikir dengan yang dilakukan si raja iblis. Memberi manusia kekuatan iblis tak pernah diajarkan oleh pendahulu mereka. Namun, siapa sangka Nathan mendobrak hal paling tabu bagi bangsa iblis.

Henry : tidak bisa dipercaya, dia melakukan itu.

Kepercayaan diri yang tadinya membara seketika goyah, mengingat lawan yang dihadapi punya kekuatan yang belum diketahui sebelumnya. Nathan, si raja iblis itu, seharusnya tak mereka lawan.

Elena terbatuk dan mengeluarkan darah. Shouya kristal makin bereaksi dalam tubuhnya.

Henry menatap nanar Elena. Mengamati Shouya kristal yang menancap di tubuh iblis wanita itu. Sulit membayangkan jika benda ini perbuatan manusia. Pikirannya kacau.

Elena : dengarkan aku... Tolong hentikan mereka...

Nafasnya putus-putus.

Henry : terlambat, mereka sudah pergi sejak tadi.

Frank : Elena jangan banyak bicara. Aku akan memanggil Norse.

Elena : tidak perlu Frank...Percuma....Shouya ini...

Nafasnya memburuh

Elena : cepat atau lambat... Akan melenyapkan ku....

Frank : tidak Elena. Aku tidak akan membiarkan mu lenyap dengan cara begini. Tunggu Norse datang dan aku akan membalas manusia itu untukmu.

Elena terbatuk lagi. Kali ini darah keluar dari hidung serta mulut bersamaan.

Sementara Henry memandang miris. Tak menyangka kekalahan iblis ditangan manusia.

Henry : kedua orang tuamu, pergi bersama mereka.

Entah mengapa Henry memberitahu hal itu pada Elena. Mungkin karena kasihan melihat keadaan Elena yang sekarat.

Elena menitikkan air mata. Rasa sakit ini sudah diujung kepala. Akhir hidupnya telah datang dengan tragis dan penuh kejutan. Nyawanya tinggal beberapa detik lagi.

Elena : katakan... Pada mereka... Aku gagal dalam menjalankan misiku...

Henry menundukkan kepala. Tak kuasa melihat bagaimana Shouya kristal itu kian merekat pada daging, kulit serta darah Elena. Sayangnya Suasana haru ini tanpa kehadiran Ferguson dan Charlotte.
Mereka berdua pasti akan terpukul ketika tahu putri kesayangannya telah musnah. Entah bagaimana Henry menjelaskannya nanti, yang jelas saat ini pikirannya campur aduk.

Henry : kau tidak gagal Elena.

Elena : tolong... Hentikan... Perang ini.. selagi sempat... Aku.. tak ingin... Ada banyak korban lagi di pihak kita.....

Begitu menyelesaikan omongannya. Tubuh Elena mengejang tak terkendali. Batuknya kian kuat dan sering. Darah keluar dari mulut, hidung, mata serta telinga. Membuat frank kewalahan.

Mata Elena melotot, sekujur tubuhnya bak dilarutkan dalam larva paling panas.

Frank : Elena, bertahan. Aku akan..

Gairah Suami DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang