18. Keputusan

64 4 0
                                    

|Bahkan hebatnya kamu, sering menyakiti namun aku tidak peduli

Sepertinya ucapan Davi kemarin memang tidak berdusta. Terbukti sekarang, ketika istirahat tiba meja yang biasanya berisikan empat orang kini hanya sisa tiga orang karena satunya berada disebuah meja yang agak jauh bersama seorang cewek, siapa lagi kalau bukan Davi dan Arsyilla.

Ketiganya sibuk memperhatikan Davi yang kini tengah cekikikan bercanda dengan Arsyilla, sayang, mereka tidak dapat mendengar obrolan mereka.

"Mau taruhan gak?" Bara membuka obrolan dengan tangan yang menyilang di dada serta tubuh yang bersandar pada kursi.

"Judi mulu otak lo, Sep." Nevan merespon malas dengan tangan bertopang dagu.

"Hayoh, bilangin bapak Asep, loh" Goda Noah menggerakkan jari telunjuknya ke arah Bara yang langsung berwajah masam.

"Nggak gitu, Ndu, siapa tau lo mau naruhin si Jule,"
Sedikit informasi, Jule adalah nama si merah Aston Martin kesayangan milik Nevan yang jarang dikendarainya karena terlalu sayang.

"Jangan macam-macam, sat, langkahin dulu mayat si Noah"

"Goblok! Lo nyumpahin gue mati apa gimana?"

"Aw, Asep liat deh, gue ditabok masa?" Nevan mengadu pada Bara dengan mengusap kepalanya yang terkena pukulan ringan dari Noah yang langsung dilerai oleh Bara.

"Udah Noah, lo jangan gitu sama Pandu."

"Ah males, belain aja terus." Dengan wajah cemberut Noah langsung membuang wajahnya pura-pura merajuk.

"Balik ke Davi, firasat gue sih kali ini kayaknya berhasil deh,"

Nevan kembali bersuara membuat Noah dan Bara menatap Davi lagi yang kebetulan tengah menatap mereka juga, Bara langsung memberikan Davi sebuah jari tengah hingga membuat temannya itu berdecih, Davi membuang tatapan dan tersenyum kearah Arsyilla kemudian menunjuk ke suatu tempat mencoba mengalihkan sejenak perhatian cewek tersebut ke arah lain kemudian tak lama ia membalas perlakuan Bara dengan mengacungkan jari tengah miliknya dan memolototi mereka yang langsung tergelak.

"Pacaran sih kalo kata gue." Noah berucap dengan mulut mengunyah batagor.

Nevan mengangguk menyetujui, "Gue liat Arsyilla sekarang kayaknya udah mulai nerima Davi,"

"Kalopun pacaran, tiga atau empat bulan juga pasti putus." Dengan gerakan naik turun bahunya, Bara menimpali.

"Jangan gitu, Sep, itu temen lo sendiri jelek banget omongan lo. " Nevan terbawa emosi dengan ucapan Bara yang terkesan seenaknya itu.

"Nggak gitu, Ndu," Bara buru-buru meralat ucapannya "Gini, apasih yang lo harapin dari hubungan yang niatnya aja udah jelek?" mata cowok itu mengedar sebelum akhirnya tatapannya ia jatuhkan pada Noah.

Noah tertegun, ucapan Bara ditujukan untuk Davi namun seakan juga menyindirnya habis-habisan, tatapan Bara menajam membuatnya secara tidak sadar menelan ludah, Noah berdehem dan menjauhkan tatapannya ke sembarang arah.

"Kita tau selama ini Davi ngejar Asryilla tuh karena rasa penasaran ke cewek itu gede banget. Davi cuman pengen tau alasan dia diputusin itu apa trus kalo udah tau? Kemungkinan lost interest." sambungnya.

Nevan mengangguk, tangannya secara responsif mengusap dagu, ucapan Bara memang ada benarnya namun Davi adaah temannya, ia tidak ingin merusak kebahagian si jomblo abadi itu.

"Udahlah gak usah di bahas lagi, kita gak tau niat orang kayak gimana. Manusia bisa dengan cepatnya berubah," Pungkas Nevan mengakhiri perdebatan.

Diam-diam Noah mengamini ucapan Nevan. Ketiganya terdiam, tidak berniat melanjutkan percakapan kembali karena Davi kini bangkit dan berjalan ke arah mereka dengan senyum jumawa.

Klausa Asmara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang