|You're the person I love the hardest right now
"Noah itu dulu susah makan, sukanya mie, itupun harus nunggu berbentuk kotak dulu mie nya, baru dia mau makan."
Adalah suara Jordi ketika Noah dan Nadiva tengah berada di dapur. Noah yang sibuk dengan mengaduk-aduk mienya yang didalam panci melirik sebal ke arah Jordi yang kini tengah berdiri dengan jaket tebal membungkus tubuhnya.
"Diem, deh, gak usah buka aib." Noah mendengus sedangkan Nadiva tersenyum geli. Ternyata pacarnya itu pecinta mie sejak kecil.
"Lagian mau kemana sih? Bukannya tidur, istirahat." Usir Noah pada Jordi yang mana bukannya menurut kini malah semakin anteng, dirinya duduk disalah satu bar stool yang tersedia disana.
"Nadiva, kok kamu mau sih sama cowok yang cuman bisa jajanin kamu indomie? Gak modal banget." Nyinyiran Jordi membuat Noah melotot kepadanya.
Noah mengajak Nadiva untuk memasak mie karena ia pernah janji pada cewek itu. Dan hari ini, menurutnya hari yang pas untuk menepati janji tersebut.
"Dulu, ayah ngajak ibu kamu makan di Pagi Sore aja disemprot sama Opa. Katanya gak modal banget, ini gimana kalo Opa liat kamu."
Amara terkekeh berjalan mendekati Jordi dengan sebuah tas tersampir dibahunya, "Udah, jangan diganggu terus anaknya. Nanti ngambek."
Noah memberengut kesal, ia menatap ibunya penuh harap. "Ibu, tolong cepetan bawa ayahnya pergi. Jangan dibiarin disini terus, bisa-bisa Adisty ngajak putus beneran gara-gara terpengaruh sama Ayah."
Amara mengangguk-anggukan kepalanya dan mulai menyeret suaminya, "Kita ke rumah sakit dulu ya, kalian hati-hati. Noah, kalo ada apa-apa panggil Bi Ani aja ya." Yang diangguki oleh kedua remaja itu.
"Nadiva?" Jordi mengintrupsi.
"Iya om?" Nadiva mendongak menatap Jordi yang tak jauh darinya.
"Kalo Noah macam-macam, tampol aja sama pisau yang lagi kamu pegang, ya."
Nadiva yang tengah memotong sosis mengangguk dan tersenyum canggung ke arah Jordi. Sedang Noah, cowok itu kembali mengeluh dengan perkataan Jordi.
"Aku gak bakal ngapa-ngapain!"
●●●●
Noah membawanya kebelakang rumah, lebih tepatnya ke sebuah gazebo. Dengan ukuran yang cukup luas, gazebo dengan dek kayu itu terlihat sangat cantik dan nyaman. Terdapat beberapa sofa berwarna abu-abu dan lampu serta tanaman lili paris didalam pot gantung dan tanaman monstera yang berada dibawahnya menambah sentuhan feminim dan hangat didalam area duduk.
Dari tempatnya duduk, Nadiva bisa melihat kolam ikan koi berada diujung halaman. Terdapat jalan setapak yang dikombinasikan dengan batu-batu putih untuk akses menuju gazebo serta tanaman hijau disekeliling halaman, bagaikan oase yang menghadirkan sejuknya angin dan menghalau teriknya matahari.
Nadiva duduk berhadapan dengan dua mangkuk mie yang masih mengepulkan asap. Noah berjalan ke arahnya dengan memangku laptop karena rencananya mereka juga akan menonton film. Sebenarnya Nadiva ingin membawa Boski kesini setelah perkenalan tadi namun kucing gembrot itu tengah tertidur dan ia juga tidak mau Noah akan bersin-bersin ketika dekat dengan kucing itu.
"Gak papa kan makan indomienya tapi gak hujan?" Kekehan Noah menular pada Nadiva, dirinya mengangguk.
"Mau nonton apa?" Noah bertanya dan menjatuhkan tubuhnya bersebelahan dengan Nadiva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klausa Asmara [END]
Fiksi RemajaNoah Alby hanya perlu tutup mulut untuk hal yang tidak seharusnya Nadiva Adisty-pacarnya, tahu. Sebuah pengkhiatan yang sudah ia lakukan sejak awal hubungannya yaitu mencintai perempuan lain. Kacaunya, Noah mencintai keduanya, tetapi tidak bisa mele...