|Muncul setitik harapan untuk membawa hatimu pada sebuah dekapan
Besoknya Nadiva melihat keanehan di bangku sekolahnya, terdapat dua susu kotak rasa pisang dan dua bungkus roti rasa coklat yang keduanya merupakan favorit Nadiva. Sedikit bertanya-tanya mengenai siapa pengirimnya, apakah Noah? Nadiva menggeleng, bahkan hari ini saja Noah masih menghindarinya dan tidak ada kabar sama sekali. Malah ketika malam dirinya berdebat dengan Nevan yang memaksa untuk menjemput dan berangkat bersama namun gagal, ia lebih memilih untuk berangkat diantar tukang ojek saja.
Kini dirinya duduk memandangi makanan itu, batinnya masih bertanya-tanya atau mungkin saja itu ulah Ceilo? Tapi dilihat anak itu yang bahkan hari ini mengalami keterlambatan karena belum terlihat batang hidungnya mungkin sepertinya itu bukan.
Nadiva menghela nafas, mencoba untuk mengabaikannya, ia mulai membuka roti tersebut kemudian memakannya. Karena apapun itu, niat baik harus selalu diterima, bukan? Nadiva hanya berdoa semoga si pengirim mendapat keberkahan hidup.
Di ruangan lain, kelas Noah pagi ini terasa lenggang karena tidak ada kegiatan belajar mengajar dikarenakan guru yang bersangkutan tidak masuk karena sakit. Mereka hanya diberi tugas namun Noah sendiri memilih untuk mengerjakannya nanti menunggu Davi yang mengerjakan. Dirinya kini kembali sebangku dengan Nevan, sejak kejadian Nadiva yang mengetahui bahwa teman sebangkunya adalah Gia dirinya menjadi kurang tidak nyaman bila di dekat cewek itu karena setiap kali melihatnya yang terbayang adalah wajah kecewa Nadiva, jadilah dirinya meminta Nevan untuk kembali duduk bersamanya lagi. Posisi duduknya berada di barisan terakhir dengan Bara dan Davi yang duduk di hadapannya.
Noah memperhatikan Nevan yang kini tengah bermain game dengan Bara. Perkataan Bara kembali terputar di ingatannya tentang Nevan dan Nadiva, tak dapat dipungkiri kini dirinya sedikit terganggu akan hal itu. Nadiva jelas tahu bahwa Nevan adalah temannya begitupun sebaliknya, mereka hanya kenal sebatas itu bukan? Memangnya apalagi, pikir Noah dan mungkin hanya Bara yang terlalu berlebihan. Karena seingatnya juga Nevan dan Nadiva tidak sedekat itu dan interaksi mereka sangat minim. Noah menghela nafas, tangannya ia lipat ke meja untuk mennyembunyikan wajahnya karena semakin di pikirkan membuatnya pusing. Noah percaya dan seyakin itu bahwa Nadiva tidak macam-macam dibelakangnya.
"Lo kenapa sih loyo gitu?" Tanya Nevan yang fokusnya sekarang ia bagi antara layar dan Noah.
"Berantem dia, cemburu liat Nadiva sama cowok lain." Sahut Bara.
"Hah, serius? Noah bisa cemburu?" Kini Davi yang tadinya menghadap depan beralih menghadap teman-temannya. Ia menutup pulpen dan membereskan buku yang sudah di selesaikannya.
Nevan juga sepertinya tertarik dengan obrolan ini, terbukti ia langsung membiarkan Bara menang dalam permainan dan langsung menaruh handphonenya di atas meja. Karena menurutnya baru kali ini ia mendengar Noah yang cemburu dan hal itu membuatnya penasaran."Berisik banget lo pada." Gumam Noah yang kini menyandarkan tubuhnya ke tembok dekat kusen jendela yang terbuka, hawa dingin yang berembus dari angin langsung menyentuh permukaan kulitnya.
"Kalo sensi berarti bener." Bara mengompori
"Emang lo liat Nadiva sama siapa?" Nevan bertanya dengan salah satu kaki yang ia naikan ke atas kursi tempat duduknya serta tubuh yang sepenuhnya menghadap Noah.
"Ngapain lo nanya-nanya?" balas Noah jutek.
Mendapat balasan yang seperti itu membuat Nevan berdecih dan langsung beralih pada Bara. "Sensi amat temen lo, Sep."
Bara terkekeh, sepertinya ia tahu alasan kenapa Noah bersikap seperti itu kepada Nevan.
"Dia cemburu liat Nadiva sama Ceilo." Bara berucap seperti juru bicaranya Noah yang langsung mendapatkan lirikan sinis dari cowok itu karena telah membocorkan aksi galaunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Klausa Asmara [END]
Novela JuvenilNoah Alby hanya perlu tutup mulut untuk hal yang tidak seharusnya Nadiva Adisty-pacarnya, tahu. Sebuah pengkhiatan yang sudah ia lakukan sejak awal hubungannya yaitu mencintai perempuan lain. Kacaunya, Noah mencintai keduanya, tetapi tidak bisa mele...