|Forgot to tell you, gotta tell you how much I vibe with you—Frank Ocean
Dua orang berbeda jenis itu tengah duduk dibangku yang berada di bawah pohon rindang. Keduanya saling menatap, perasaan marah, jengkel, sedih, dan
tidak rela terpatri sangat jelas di sorot mata sang cewek. Sedangkan yang cowok hanya biasa-biasa saja, hanya menampilkan ekspresi bosan pada wajahnya.“Kenapa harus putus?” air mata itu lolos juga, hingga bertambah deras.
“Jes, udah ya, kita udah gak cocok. Jadi, mending kita putus aja.”
Si cewek yang dipanggil Jes itu menggeleng, “Tapi aku gak mau putus.”
“Tapi gue mau.” Balas si cowok tetap keukeuh dengan permintaannya.
“Dias, aku mohon. Aku mau denger alasan jujur kamu. Kita baru seminggu pacaran.”
“Gue gak mau nyakitin lo dengan jawaban jujur gue, Jes.”
“Apa? Cepat bilang!”
Cowok bernama Dias itu menunduk, “Gue udah nemu cewek lain yang lebih dari lo.”
Sebuah tamparan melesat ke pipi mulusnya, Dias sama sekali tidak kaget, dari awal dirinya sudah mempersiapkan diri untuk itu.
“Bangsat lo ya! Kalo dari awal lo cuman main-main harusnya gak usah kasih gue harapan. Tai!
Setelah emosinya tersalurkan, cewek itu pergi meninggalkan Dias yang kini tengah mengusap pipinya yang agak kebas bekas tamparan tadi. Ia hanya tersenyum senang dan setelah itu pergi dari sana.
“Jadi, cowok yang kayak gitu yang jadi idaman semua cewek? A redflag boy.”
Karin terlonjak kaget mendengar bisikan tepat di telinganya. Buru-buru ia mengunci layar ponsel. Dirnya tengah menunggu jemputan untuk pulang di sebuah halte dekat sekolahnya dengan menonton sebuah series di aplikasi streaming dan di kagetkan dengan kehadiran cowok yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
“Ow, sorry, udah ngagetin.”
Karena keterdiaman Karin, cowok itu mengulurkan jabatan tangan yang mengambang di udara. “Gue Nevan.”
Alis Karin terangkat, matanya menatap tangan itu yang tidak ia sambut.
“Udah tau.” Ia ingat dengan cowok berwajah manis itu, orang yang sama yang mendatanginya di kantin dengan menawarkan diri sebagai Sugar Daddy.
“Gue emang sepopular itu sih.”
Karin mengernyit, tubuhnya bergerak menggeser posisi duduk menjauh karena cowok itu duduk sangat dekat padanya. Dia sangat tidak terbiasa mengobrol dengan orang asing seperti ini dan tidak menyukainya. Untuk itu dirinya mencoba mengabaikan kehadiran cowok itu.
“Btw, lo belum jawab pertanyaan gue.”
Nevan melihat Karin yang menatapnya dengan malas tapi masih menjawab pertanyaannya. “Yang mana?”
“A redflag boy yang jadi idaman semua cewek.”
“Apa lo termasuk cowok yang kayak gitu?”
“Gue bisa jadi orang yang lo inginkan, redflag or greenflag. Cukup bilang dan gue bakalan jadi orang itu.”
Manis. Cowok di sebelahnya ini sangat bermulut manis. Tipe yang membuatnya muak, cowok seperti Nevan tak ubahnya hanyalah orang yang senang membuat cewek terbuai dengan kata-katanya dan tak segan meninggalkannya ketika bosan. Mirip sekali dengan karakter cowok yang tadi ia tonton.
![](https://img.wattpad.com/cover/313478341-288-k179227.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Klausa Asmara [END]
Teen FictionNoah Alby hanya perlu tutup mulut untuk hal yang tidak seharusnya Nadiva Adisty-pacarnya, tahu. Sebuah pengkhiatan yang sudah ia lakukan sejak awal hubungannya yaitu mencintai perempuan lain. Kacaunya, Noah mencintai keduanya, tetapi tidak bisa mele...