|Cintai aku sepenuhnya hingga kamu lupa bahwa kamu sedang berpura-pura
Sore yang dingin dengan hujan menggerincik tak henti-hentinya membuat jaket yang dipakai Nadiva kembali di eratkan. Mempunyai daya tahan tubuh yang gampang sekali terkena masuk angin membuat Nadiva harus pintar-pintar menjaga tubuhnya di musim penghujan ini. Pulang sekolah yang terjebak hujan Nadiva dan Noah kini tengah berada di sebuah warung angkringan Pak Ayus yang menjual bubur kacang ijo dan berbagai jenis makanan lainnya.
Noah menyeruput bubur kacang ijonya kemudian berdecak kagum dengan rasa yang menurutnya sangat pas itu. Selain semangkuk indomie, bubur kacang ijo dan hujan adalah sebuah kombinasi yang pas karena cuaca yang dingin seperti ini dibutuhkan sesuatu yang bisa menghangatkan tubuhnya. Suasana didalamnya bisa dibilang cukup ramai dengan pengunjung terlebih sekarang adalah jumat sore yang mana besoknya sudah termasuk akhir pekan.
"Menurut kamu kalo cuaca dingin begini enak makan indomie atau bubur kacang?" tanya Nadiva disela-sela kegiatan menyeruput kuah bubur.
Noah menggerakan kepalanya kesamping mencoba berpikir, "Karena aku kurang suka manis, Aku pilih mie."
Nadiva menghentikan kegiatan menyuapnya, langsung dipandanginya Noah dengan tatapan bersalah karena dia yang mengajak Noah untuk kesini.
Tahu akan hal itu, dengan buru-buru Noah menjelaskan, "Kurang suka juga bukan berarti aku gak bisa makan. Ini enak, kok, lain kali kita kesini lagi."
Nadiva mengulum bibirnya senang dan mengangguk bahagia.
"Kalo kamu?" Tanya Noah
"Aku suka manis, jadi aku pilih bubur kacang dan kawan-kawannya. Tapi, aku juga bisa kok makan indomie waktu hujan kalo kamu yang ajak." Cengir Nadiva.
Mendengar penuturan Nadiva membuat Noah juga ikut terkekeh, tangannya dengan gemas mengacak surai sang pacar. "Iya, nanti aku ajak, kita Indomie date." Dan keduanya tertawa.
Obrolan keduanya sempat terhenti karena pasangan itu sibuk dengan makanan masing-masing. Sebenarnya makanan Noah sedari tadi sudah habis, namun hafal dengan kebiasaan Nadiva yang sedikit lambat menghabiskan makanannya maka saat ini Noah tengah mengambil apapun makanan yang ada di meja mereka meskipun perutnya sudah penuh karena kekenyangan. Hal ini dilakukan bertujuan agar Nadiva tidak merasa "tertinggal".
"Kamu tau gak sekarang tuh di rumah ada kucing?" tanya Noah kembali membuka obrolan.
Nadiva yang tengah mengunyah bola-bola ubi sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan Noah.
"Loh? Bukannya kamu alergi kucing, ya?" ujar Nadiva balik bertanya.Noah mengangguk, "Iya, Ibu juga sama. Tapi ayah keukeuh pengen, meskipun Ibu hampir tiap hari ngomel karena kucingnya nyamperin ibu terus. Eh Ayah cuman diem aja sambil sibuk ngobrol sama si Roy."
Nadiva tertawa karena membayangkan bagaimana interaksi kedua orangtua Noah. Sedikit info Roy adalah burung peliharaan Ayahnya Noah. "Terus kucingnya dinamain Boski."
Nadiva mengangguk-aggukan kepalanya dengan tangan yang meraih kacang rebus untuk ia coba.
"Jadi nambah dong tuh peliharaannya Ayah kamu?"
"Iya, si Roy sama si Boski." Jawab Noah dengan tangan yang kini sibuk mengupas kacang rebus dan mengumpulkannya kedalam piring kecil untuk di makan Nadiva.
"Dulu ayah sempet minta ijin ibu buat pelihara iguana eh belum sempet minta ijin, ibu udah duluan nyuruh ayah buat tidur di luar."
Keduanya tertawa."Eh tapi iguana matanya tiga kan ya? Satunya diatas kepalanya."
Noah mengernyit atas pertanyaan Nadiva, "Kita juga matanya empat."
"Hah? Dimana aja coba?"
"Tuh dua lagi mata kaki," Nadiva mendengus ketika Noah mengangkat kakinya yang terbalut dengan kaus kaki dan sedikit menurunkannya memperlihatkan mata kakinya.
"Itu kan gak bisa ngeliat!"
"Satu lagi, mata batin," Noah nyengir dan Nadiva semakin meliriknya sebal.
"Pokoknya iguana tuh keren! Aku juga pengen deh pelihara." Nadiva mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Noah yang memberengut, "Kenapa?" Tanyanya.
"Masih kerenan aku lah!"
Nadiva terkekeh ternyata Noah tengah pundung, "Iya deh, kerenan cowok aku."
Nadiva semakin tergelak ketika Noah langsung menunduk dengan mengulum bibirnya dan langsung menyambar minuman yang ada didepannya.
Noah berdehem menetralisirkan tenggorokannya sesaat mendengar ucapan Nadiva yang membuatnya serasa terbang ke atas awan. "Lanjut yang tadi, lucunya ya, Ibu kan kayak sebel banget ke si Boski karena suka gangguin tapi anehnya kalo abis dari luar sama kalo ada apa-apa tuh yang di cari Boski duluan. Takut banget hilang pokoknya."
"Itu artinya Ibu kamu udah sayang cuman masih takut."
"Iya, lain kali aku ajak kamu main sama si Boski deh, kamu suka kucing kan."
Nadiva tersenyum lebar "Janji, ya?"
"Iya."
Waktu menunjukan pukul lima dan kabar baiknya rintikan hujan telah berhenti dan keduanya memutuskan untuk segera pulang. Jejak hujan meninggalkan jalanan menjadi basah dan angin yang berhembus dingin membuat keduanya merasakan euphoria tersebut dengan nyaman terlebih Noah juga harus mengendarai kendaraannya dengan hati-hati karena jalanan yang licin.
Nadiva menyukai suasana seperti ini, berboncengan dengan suasana sore dingin membuatnya sedikit merasakan bahagia dan tenang disaat bersamaan.
Detik selanjutnya Nadiva mengeratkan pelukannya pada punggung milik Noah. Dan menghirup aroma yang menguar dari pakaian cowok itu yang sudah menjadi favoritnya sejak dulu dengan serakah. Tangan Noah dengan cepat mengusap lengan Nadiva yang melingkar dan melihat pantulan dalam kaca spion kemudian tersenyum ketika gadisnya balik menatapnya sepersekian detik karena pipinya terlanjur memerah.Tidak ada obrolan diantara keduanya, dengan sebelah telinganya mereka sumpal dengan earphone dan suara dari band IV Of Spades dengan lagu berjudul Come Inside of My Heart yang menambah kesan suasana hangat perjalanan mereka.
Oh, don't you let it stop
I won't let it happen, baby
I will never stop
But only if you listen to me
Come inside of my heart
If you're looking for answer
Look at the stars, go little bit faster●●●●
Terbangun dari tidurnya karena merasakan haus, Nadiva menengok jam dinding yang ternyata menunjukkan pukul dua dini hari. Selepas menuntaskan rasa hausnya dirinya iseng mengecek ruang obrolannya dengan Noah yang ternyata statusnya masih online. Noah dan kebiasaan begadangnya, ingin sekali Nadiva menegur namun ia ragu Noah akan meresponnya ketika chat sore tadi saja tidak dibaca sama sekali.
Beralih ke instagram dan ternyata Noah membuat stories, tanpa pikir panjang Nadiva membukanya. Di posting tiga belas menit yang lalu, hanya
sebuah video dengan latar berwarna hitam serta suara kekasihnya yang menyanyi tapi mampu membuat Nadiva merasakan perasaan sesak
teramat dalam. Noah menyanyikan potongan bait dari lagu berjudul Terluka Menginginkanmu milik Mark Naratama dengan lirik;Tiap kali ku menatap wajahnya
Mataku mengharap senyummu
Tiap kali ku di dekapnya
Hatiku membayangkan kamu
Aku juga terluka menginginkanmuBahkan haripun belum berganti namun rasa yang diberikan Noah kepadanya sangat cepat sekali berubah. Baru tadi Nadiva merasa bahwa dirinya dicintai sepenuhnya oleh sang kekasih, memperlakukan bahwa seolah dialah satu-satunya. Nadiva tertawa miris, menertawakan dirinya sendiri yang sempat lupa akan perilaku Noah yang seharusnya ia tidak boleh kaget lagi. He treat his girlfriend based on his moods, sometimes they're
okay, he give butterflies but the second, he change. Noah treat Nadiva like she's
nothing and not worth anything
KAMU SEDANG MEMBACA
Klausa Asmara [END]
Ficção AdolescenteNoah Alby hanya perlu tutup mulut untuk hal yang tidak seharusnya Nadiva Adisty-pacarnya, tahu. Sebuah pengkhiatan yang sudah ia lakukan sejak awal hubungannya yaitu mencintai perempuan lain. Kacaunya, Noah mencintai keduanya, tetapi tidak bisa mele...