CRIMINAL- 7 (OPAL)

67 7 2
                                    

Suara dentingan sendok dan garpu menyentuh piring menjadi suara yang terdengar di pagi itu.

Pagi itu, untuk pertama kalinya, anak kandung dari sang kepala keluarga ikut makan bersama satu meja dengannya setelah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar.

Pria tua itu tidak akan menanyakan kemana putranya itu selama ini, yang penting anak kandungnya itu telah kembali dan pada akhirnya ia bisa menyerahkan tahtanya kepada sang putra.

"Opal, kamu kelihatan tidak terurus nak. Rubahlah penampilanmu, kamu terlihat seperti berandalan." Sang kepala keluarga tiba-tiba berbicara, melihat penampilan urakan sang putra ditambah rambutnya yang panjang.

Mendengar itu Opal mengangkat sebelah alisnya. "Aku suka penampilan seperti ini, Pa, tidak ada yang harus dirubah."

Pria tua itu berdecak. "Tapi seorang penerus Keluarga Dearen tidak bisa tampil ke publik dengan penampilan seperti itu."

Mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya, wanita tua di ujung sana tampak membesarkan bola matanya.

"Sayang, kamu ingin memperkenalkan Opal ke publik?"

Sang kepala keluarga mengangguk. "Aku ingin menyerahkan perusahaan kepadanya, sudah waktunya dia mengurus perusahaan."

Bukan hanya wanita itu yang terkejut mendengar pernyataan dari pria tua itu, tapi anak tirinya juga Opal tampak terkejut dengan rentetan kalimat tadi.

"Pa, aku menolaknya. Aku tidak tertarik dengan hal itu, belum saatnya aku mengambil alih perusahaan," ujar Opal berusaha menjelaskan.

"Opal, usia kamu sudah dua puluh delapan, usia yang sangat matang, kamu bisa memulainya dari perusahaan," ujar pria tua itu.

"Tapi Pa—"

"Sayang, aku rasa Opal benar. Belum saatnya untuknya mengambil alih perusahaan sebesar itu, bahkan dia tidak tertarik dengan hal-hal ini. Penampilannya juga tidak meyakinkan untuk menjadi seorang pemimpin. Dibanding pewaris tunggal, dia lebih mirip anggota Geng Criminal berandal itu." Wanita tua itu memotong ucapan Opal.

Mendengar itu Opal mendengus, wanita tua ini benar-benar pandai merayu, pantas saja buaya tua karatan ini mau saja dengan rayuannya. Dan lagi, apa itu tadi? Opal memanglah anggota Criminal, Ibu Tiri.

"Hmm Papa, aku rasa Kakak juga tidak ingin mengurus perusahaan. Selagi Kakak tidak bisa melakukannya, aku bisa membantunya mengurus perusahaan kalau Papa berkenan." Frederick yang sedari tadi diam bersuara.

Oh, ternyata ibu dan anak tidak ada bedanya.

Opal terkekeh, ia sekarang tahu apa yang akan ia lakukan untuk membalaskan dendamnya kepada keluarga sialan ini.

"Pa, sepertinya Opal berubah pikiran. Opal mau mengambil alih kepemimpinan Papa mengurus perusahaan."

Seketika itu juga Sang kepala keluarga tersenyum puas, sedangkan dua orang lainnya menatap Opal tak percaya, sangat jelas di wajah keduanya sangat marah juga kesal.

Opal hanya tersenyum puas sembari menampilkan seringaiannya pada ibu dan anak itu.

Pria tua itu boleh saja berhianat dari ibunya, tapi karatan tua itu tidak akan sebodoh itu untuk memberikan kekayaannya kepada anak yang bukan darah dagingnya.

Jelas, Opal menang dari segi manapun.

★★★

"Lo kembali karena pengen ini kan?"

Opal yang baru saja keluar dari kamarnya menoleh pada pria yang berdiri tepat di samping pintunya, nampaknya pria itu memang sengaja menunggu ia keluar dari kamar.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang