CRIMINAL- 8 (OPAL)

60 6 0
                                    

Opal tengah bersiap-siap sembari menatap pantulan dirinya dari cermin. Jas hitam terpasang gagah ditubuh tegapnya, dengan parfum khas orang kaya. Ia juga telah membersihkan wajahnya dan memperbaiki penampilannya yang terlihat seperti berandalan itu.

"Tuan Muda, Tuan Dearen sudah menunggu."

Seorang bodyguard memanggilnya dari luar, Opal hanya mendengus, sebenarnya ia sangat malas berurusan dengan media.

Ia terkekeh, Brian menyuruhnya untuk jangan berurusan dengan hal-hal yang mungkin akan membuat posisi mereka terancam, tapi Opal malah akan diperkenalkan kepada publik sebagai pewaris tunggal Keluarga Dearen.

Opal yang notabenenya adalah anggota Criminal yang merupakan buronan polisi sekarang akan tampil di hadapan banyak media berlaku seakan tidak terjadi apa-apa.

Ya, malam ini ayahnya akan memperkenalkan Opal kepada media sebagai pemimpin baru dari perusahaan utama milik keluarga Dearen.

Opal kembali membenahi penampilannya lalu segera melangkah keluar, tentu ia tidak akan membiarkan para wartawan itu menunggu untuk meliput putra pewaris dari keluarga Dearen yang kembali setelah bertahun-tahun menghilang bak ditelan bumi.

Baru saja keluar dari kamarnya, silau kamera langsung menyorotnya membuat Opal merasa tidak nyaman tentu saja. Tapi ia tetap tersenyum menampilkan raut wajah sealami mungkin bak putra mahkota, toh dahulu ia juga pernah berlaku bak anak raja, tentu sifat itu tidak akan menghilang dengan sendirinya meskipun telah hidup bersama Criminal dalam waktu yang lama.

Sang Kepala Keluarga, Tuan Dearen memanggil Opal dari salah satu meja. Terlihat di sana juga terdapat ibu dan adik tirinya. Opal hanya mendengus lalu menghampiri ketiga sialan itu.

"Akhirnya kamu keluar juga, bagaimana acaranya? Ini untukmu, son." Tuan Dearen menepuk pundak putra kandungnya itu.

Opal menampilkan senyum terbaiknya. "Ini luar biasa Pa, semuanya luar biasa. Opal tidak sabar untuk acara puncaknya malam ini," ujarnya seraya menatap pongah dua orang lainnya yang juga tengah menatapnya sinis.

"Oh apa kabar Ibu Tiri? Adik Tiri? Aku harap kalian menikmati acara malam ini," ujar Opal berbasa-basi.

Si wanita tersenyum sinis. "Tentu kami akan menikmati acara malam ini, anakku. Kau akan diperkenalkan ke publik."

Opal mengangguk puas, ia mengambil segelas anggur yang diberikan pelayan dan meneguknya dengan elegan. Lama hidup di jalanan tidak membuat Opal melupakan tata cara hidup orang berkelas, Opal telah melakukan ini selama bertahun-tahun dahulu.

"Selamat malam, Tuan Dearen."

Atensi Opal teralihkan kepada siapa yang baru saja datang menghampiri mejanya. Mengangkat sebelah alisnya ketika tahu siapa orang ini.

Tuan Dearen berdiri menjabat tangan pria tersebut diikuti dengan yang lain.

"Selamat malam juga Tuan John, semoga kau menikmati acaraku malam ini," ujar Tuan Dearen.

Ya.

Pria itu John.

John Frendi.

Ayah kandung Chandra.

Pria itu datang bersama istri dan putrinya.

Opal mendengus, ia memperhatikan ketiga orang itu menilai. John Frendi, musisi terkenal yang telah memulai karirnya sedari kecil itu datang bersama istri juga putrinya. Mereka tampak seperti Keluarga yang bahagia bahkan tanpa memikirkan Chandra, anak hasil hubungan gelap John Frendi dengan seorang pelayan hotel ditempat ia menginap dahulu.

John mengalihkan atensinya pada Opal. "Au, lihatlah pria tampan ini. Dia benar-benar salinanmu, Tuan Dearen."

Meskipun muak, Opal tetap tersenyum sembari mengucapkan terimakasih atas pujian yang telah diberikan oleh John. Ujung matanya melirik anak perempuan John yang sedari tadi memperhatikannya, ah Opal mulai risih sekarang.

"Ah ya Tuan Dearen, aku ke sini membawa putriku, Laura. Dia biasanya tidak ingin datang ke acara seperti ini, tapi malam ini dia lah yang sangat excited. Aku rasa usianya tidak jauh berbeda dengan nak Naovallio, mungkin mereka bisa berteman atau mungkin ..." John mengakhiri ucapan menggantungnya itu dengan tawa keras.

Tuan Dearen ikut tertawa. "Tentu, itu bisa diatur. Kalau JF Entertainment bekerja sama dengan HNH Corp, itu akan sangat luar biasa."

Kedua orang tua itu tertawa dengan keras.

Mendengarnya saja telah membuat Opal muak, ia melirik sedikit pada wanita yang diketahui bernama Laura itu. Wajahnya cantik, khas anak selebriti kebanyakan. Opal yakin perawatan wanita ini sangatlah mahal melihat bagaimana mulusnya kulit Laura.

"Hmm Opal, bawalah Laura berkeliling selagi acaranya belum dimulai," titah Tuan Dearen yang tentu saja alurnya telah tertebak sedari awal.

Opal mendengus, ia akhirnya menatap wanita itu secara terang-terangan. Melirik dari atas hingga ke bawah seakan menilai. Cantik, tapi ia bukan tipe pria yang suka terlibat dalam satu hubungan. Opal tidak suka berkomitmen, tentu, sangat banyak wanita cantik nan seksi di luar sana jika kau hanya terpaku pada satu wanita yang kadang bisa menjadi membosankan.

Melihat hebohnya John berbicara dengan ayahnya membuat ide lain muncul di kepala Opal.

Tentu, ini tentang balas dendam.

Ia tersenyum kepada Laura meskipun ia harus menahan rasa muak itu.

Tentu saja, biasanya ia hanya berlaku manis pada ibunya dan ramah pada Adista. Kadang juga Opal sering memukul kepala gadis itu apabila keras kepalanya kambuh. Dan kali ini, ia harus bersikap manis kepada wanita yang notabenenya adalah adik tiri dari Chandra, wanita itu adalah anak dari John Frendi, ayah kandung Chandra.

Siapa yang akan menyia-nyiakan kesempatan ini?

Ini akan menjadi pembalasan dendam yang sangat menarik.

Karena bukan hanya keluarganya saja, Opal juga akan membalaskan dendam Chandra.

Seperti kata pepatah, sekali dayung, dua pulau terlewati.

Ayo lihat, bagaimana Opal membuat keluarga John Frendi ini hancur seketika.

"Namamu Laura?"

Wanita itu mengangguk malu-malu.

"Aku Naovallio. Senang bertemu denganmu Laura, kau sangat elegan," puji Opal.

"Terimakasih." Gadis itu tersenyum.

Opal mengangguk. "Sepertinya obrolan orang dewasa sangat tidak cocok untuk kita, ingin berdansa bersama?"

Opal mengulurkan tangannya yang ditatap dengan binar oleh Laura. Wanita itu mengangguk lalu menarima uluran tangan Opal.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang