Malam ini Chandra begitu bersemangat. Tentu saja, malam ini adalah malam pertama arena CBX dibuka. Arena balap milik Bos Mafia yang hanya dibuka dua kali dalam satu tahun. Tentu saja Chandra tidak akan menyia-nyiakannya, ada banyak uang yang akan ia raup.
Ia kembali menyelinap masuk ke dalam rumah mewah itu, mencari sekiranya apa saja yang bisa ia ambil untuk dijual. Tapi sepertinya sudah tidak ada barang berharga lagi di sana, itu berhasil membuat Chandra menghela napas frustasi.
Oh tentu saja, suami istri sialan itu pasti menyembunyikan semuanya. Mereka tahu perbuatan siapa yang menyebabkan hilangnya barang-barang mereka selama ini.
"Di vas."
Chandra berbalik. Cukup terkejut melihat wanita itu lagi yang memergokinya, tapi Chandra segera mengendalikan rautnya. Tatapan kosong mereka kembali bertemu.
"Di vas, tadi siang Mama ninggalin perhiasannya di sana."
Ucapan wanita itu membuatnya tidak mengerti. Maksudnya, wanita ini membantunya mencuri perhiasan ibunya sendiri?
Chandra berjalan ke arah vas itu, mengeluarkan bunga sintetis di dalamnya dan benar saja, ada kalung emas di dalam sana.
Chandra menatap wanita itu. "Kenapa?"
Wanita itu menunduk. "Anggap saja itu sebagai permintaan maaf."
Chandra terkekeh. "Maaf?"
"Bagaimanapun, kita bersaudara 'kan?"
Chandra menatap wanita itu diam, menatapnya tajam seperti apa yang baru saja dikatakan oleh wanita itu adalah hal terlarang.
Chandra terkekeh pada akhirnya, sebuah tawa. Ia mengambil perhiasan di dalam vas itu, lalu mendekat pada wanita itu.
Jika boleh dikatakan, ini adalah kali pertama keduanya berbicara selama mereka hidup bersama.
"Gue terima permintaan maaf Lo, dan makasih untuk kalungnya." Chandra menunjukkan perhiasan itu.
"Tapi ..." Manik keduanya saling tatap.
"Gue gak pernah nganggap Lo saudara ... Laura." Chandra menepuk bahu wanita itu sembari pergi meninggalkannya. Meninggalkan Laura yang terdiam mematung setelah mendengar kalimat Chandra.
Chandra melajukan motornya di keheningan malam seraya terkekeh. Apa wanita itu bilang? Saudara? Temukan dulu arti keluarga untuk Chandra, baru ia akan mengerti apa itu Saudara.
Chandra berhenti di lampu merah, meskipun urakan, Chandra masih mematuhi peraturan lalu lintas untuk keselamatannya. Chandra tidak ingin mati konyol ditabrak truk besar atau hal semacamnya. Ia masih belum membalaskan dendamnya untuk keluarga John Frendi.
"Hei, mau pesen kamar gak?"
Chandra menoleh ke samping. Mengangkat sebelah alisnya menatap seorang Waria yang baru saja berbicara kepadanya. Chandra menatapnya dari atas sampai bawah, matanya berhenti pada tas merah yang dipakainya. Tampaknya banyak barang berharga di sana.
Matanya kembali menatap lampu merah, mulai berhitung lampu itu berubah menjadi hijau.
"5, 4, 3, 2..."
Ting!
Lampu berubah menjadi hijau.
Chandra terkekeh, segera menarik paksa tas merah itu dan melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMINAL
Teen Fiction"Pal, Jeff, Dis, ambil senjata kalian." Di jalanan hanya ada istilah, yang kuat yang akan bertahan. CRIMINAL; Persahabatan Seharga Nyawa Cerita dewasa bukan tentang 1821, jika kalian mencari itu, kalian salah lapak. Ditulis 4 Des 2022 Dipublikasika...