CRIMINAL- EPILOG

108 8 0
                                    

"Karena di cerita Super Hero, tidak ada penjahat yang mengalahkan Pahlawan Super."

-Criminal 2023-

★★★

"Hari ini adalah tepat lima tahun tertangkapnya Geng Criminal, seperti yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya, warga kota kembali berkumpul di alun-alun untuk berterimakasih kepada Kepala Polisi Arvano Althaf atas aksi heroiknya bersama tim karena telah menangkap Geng yang telah bertahun-tahun meresahkan masyarakat itu. Baiklah, sekarang kami telah terhubung dengan Jonathan di lokasi-"

Setelah mematikan televisi, aku melemparkan remote itu ke sembarang arah hingga terdengar suara yang keras karena menghantam lantai. Entah pecah atau tidak, aku tidak tahu.

Menatap lurus ke depan, meskipun yang aku lihat hanya kegelapan tak berujung.

Rasanya kegelapan itu perlahan memakan jiwa, menggerogoti tubuh yang lumpuh ini.

Suasana yang sepi ingin membuatku menangis, tapi tidak bisa, aku ... tidak bisa mengeluarkan air mata itu. Semuanya seakan mencekik jiwa hingga mati saja sepertinya lebih baik, tapi aku tidak bisa.

Huft, andai saja kecelakaan waktu itu menewaskanku dan membuatku bisa menyusul ayah dan ibu, atau bahkan mungkin teman lainnya, aku mungkin tidak akan menahan beban berat ini terus menerus.

Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Bahkan untuk melakukan hal kecil pun tak bisa. Hanya seorang perempuan buta nan lumpuh, orang-orang bilang aku beruntung masih hidup dan memilikinya yang mencintaiku. Apa gunanya cinta? Cinta ini tidak akan bisa mengembalikan semua hal yang hilang.

"Sayang, aku pulang."

Suara itu lagi. Aku tetap diam di tempat, tidak ingin mengatakan apa-apa karena mungkin bukan hanya kaki dan mata yang kehilangan fungsi, mulutku juga lebih banyak diam. Aku lebih suka jika dia juga tidak berfungsi, itu akan membuat bebanku sedikit lebih ringan untuk tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan memuakkan itu.

Sebuah pelukan aku dapatkan, diiringi kecupan di kening juga bibir.

"Maaf, aku ninggalin kamu sendiri. Asisten rumah tangga pulang kampung hari ini, maaf sekali lagi."

Dia kembali memelukku setelah menyampaikan permintaan maaf.

"Ayo ke kamar, besok kita harus ke psikiater," ujarnya sebelum kurakan tubuhku melayang di pangkuannya.

Seharusnya tidak usah bertanya.

Sesampainya di kamar, dia menggantikan pakaianku, memberiku kecupan kesukaannya. Setelahnya meninggalkanku pergi ke kamar mandi.

Setelah kudengar bunyi air di sana, aku menunduk, meski tetap kegelapan yang bisa kulihat. Jika seperti ini, aku terlihat semakin tidak berguna.

Kuhembuskan napas lelah, menerawang jauh ke dalam pikiran. Kalian mengingatku? Satu-satunya anggota wanita Criminal. Ya, ini aku, Adista.

Aku selamat, disaat aku berharap mati. Sebelumnya aku hanya kehilangan orang tua, sekarang aku kehilangan semuanya. Aku kehilangan teman-teman yang selalu mengerti aku, kehilangan Brian, Opal, Jeffrey, dan Chandra. Aku bahkan kehilangan mata dan menjadi lumpuh.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang