CRIMINAL- 30 (JEFFREY)

36 5 0
                                    

"Pak, saya telah menggali tentang identitas dari Tuan Jeffrey seperti yang Bapak minta. Tapi, saya hanya menemukan fakta tentang Tuan Jeffrey yang merupakan salah satu anak yang tinggal di Panti itu sewaktu dia kecil hingga remaja."

Arvano menatap asistennya dengan tatapan datar. "Ada yang menghalangi aksesnya?"

"Tidak, bukan seperti itu Pak. Hanya saja, Informasi tentang Tuan Jeffrey hanya itu saja."

"Tidak mungkin, pasti ada informasi tentang dirinya setelah dewasa. Apa pekerjaannya, di mana dia tinggal, atau sesuatu yang lain." Arvano memijit pelipisnya bingung.

Ia memang tengah menyelediki tentang latar belakang Jeffrey sekarang, karena ia sangat yakin bahwa Jeffrey memang benar merupakan saudaranya yang hilang diculik.

Sebelum Arvano lahir, ia mempunyai seorang Kakak laki-laki yang hilang diculik oleh musuh Ayahnya. Sebuah komplotan geng berandalan yang membalaskan dendam mereka akan kematian sang ketua yang dihukum mati oleh negara. Mereka menculik Kakaknya yang bernama Jeffrey tersebut.

Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya, Ayahnya masih belum bisa menemukan Jeffrey. Seakan-akan bayi kecil yang malang itu sengaja disembunyikan dari dunia, begitupun dengan komplotan berandal itu yang seakan-akan ditelan bumi.

Setidaknya itu cerita yang diceritakan oleh ibunya kepada Arvano, Ibunya mengalami depresi berat karena hal ini. Dan sekarang, Arvano lah yang melanjutkan pencarian sang Kakak. Sebelum bertemu dengan Jeffrey, Arvano selalu meyakini bahwa tidak mungkin Kakaknya masih hidup mengingat komplotan berandal itu yang juga ikut menghilang.

Tapi Arvano berharap, paling tidak, ia bisa menemukan kubur sang Kakak atau apapun itu yang bisa memberikan keluarganya kepastian.

"Tapi Pak, saya menemukan bahwa Tuan Jeffrey remaja pernah kabur dari Panti dan sejak itu, namanya tidak terdengar lagi. Dan baru muncul baru-baru ini setelah dia datang kembali ke panti."

Arvano terdiam. Kabur dari panti? Itu artinya selama kurang lebih tiga belas tahun hidupnya, Jeffrey menghabiskan semua itu di dunia luar. Kemana dia pada saat itu?

"Apa tidak ada informasi lagi selama tiga belas tahun itu?" tanya Arvano.

Sang asisten menggeleng. "Tidak Pak, tidak ada yang membicarakan tentang Tuan Jeffrey selama waktu tiga belas tahun itu. Dia benar-benar seakan menghilang dari peradaban, informasi tentangnya dalam jangka waktu itu kosong."

Arvano menatap ke luar jendela. Kemana sebenarnya Jeffrey selama tiga belas tahun itu? Dan apa yang ia lakukan?

"Dan ya Pak, pisau yang dilemparkan oleh Tuan Jeffrey kemarin, itu bukanlah pisau sembarangan. Tuan Jeffrey adalah orang yang sangat berada jika dia memiliki pisau jenis itu, apa bapak yakin dia benar-benar saudara bapak yang hilang?"

"Kunpol, saya sangat yakin dia adalah saudara saya. Semua bukti benar-benar merujuk pada Kakak saya yang hilang. Oh, apa kamu telah melakukan apa yang saya suruh?" Arvano menatap pada asistennya.

"Sudah Pak, saya mendapatkan rambut Tuan Jeffrey dari Tuan Jay. Dan saya telah memberikannya juga ke rumah sakit, kita akan melihat hasilnya seminggu lagi."

Arvano mengangguk. "Cari kembali informasi tentang Jeffrey, tiga belas tahun adalah waktu yang lama. Ada banyak hal yang terjadi dalam jangka waktu itu, dan saya yakin Jeffrey melakukan banyak hal pada waktu itu."

Asistennya mengangguk. "Hmm Pak, saya rasa Tuan Jeffrey bukanlah orang sembarangan. Sepertinya kita tengah berhadapan dengan seseorang yang mempunyai pengaruh besar Pak, penghilangan informasi selama tiga belas tahun, hanya orang-orang tertentu yang bisa melakukannya. Dan apa tujuan Tuan Jeffrey melakukan itu semua?"

Arvano mengangkat sebelah alisnya. "Jadi ..."

"Saya hanya takut jika Tuan Jeffrey adalah seorang pengedar atau bahkan lebih berbahaya dari pada itu, Pak."

Arvano terdiam. Semua yang dibicarakan asistennya benar, jika Jeffrey hanya orang kaya biasa, tidak mungkin dia menghilangkan informasinya selama tiga belas tahun terakhir. Dan jika memang dia menghilangkan semua informasi itu, apa tujuan Jeffrey melakukannya?

Sebuah ketukan di pintu mengalihkan atensi keduanya.

"Masuk."

Pintu terbuka menampilkan seorang polisi. "Pak, saya telah mendata semua polisi yang terlibat kasus tabrak lari yang melibatkan Tuan dan Nyonya Yudhistira, saya telah menyiapkan jadwal bapak bertemu dengan mereka."

Arvano mengangguk. "Kunpol, katakan kepada Nona Krissaya untuk menangani kasus Panti Asuhan itu. Saya akan menemui Nona Adista setelah ini."

★★★

"

Jadi gue datang jauh-jauh dari luar kota hanya untuk cerita sialan Lo ini?!"

Jeffrey mengusap wajahnya frustasi ketika Brian berdiri dengan wajah tajamnya, ia tahu pria itu tidak benar-benar marah, tapi pasti sangat kesal dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Jeff, dengar gue. Kita bukan rekan yang bekerja sama setahun dua tahun, hubungan persahabatan ini udah terjalin sangat lama. Gue tau gimana kerasnya hidup Lo dulu, dan Lo pun tahu kalau kita berdua punya cerita yang sama. Untuk kasus ini, gue gak akan kasih saran apapun.

Hanya diri Lo sendiri yang tahu bagaimana keinginan Lo. Gue paham betul gimana rasanya pengen banget ketemu sama orang tua, tapi meskipun latar belakang kita sama Jeff, kita punya kisah yang berbeda. Seorang anak yang dilahirkan di jalanan dengan anak yang masih punya tempat tinggal meski panti asuhan sekalipun, jelas berbeda.

Keputusan Lo minta gue datang ke sini dan ngasih Lo saran, itu gak ada gunanya. Lo punya masa kecil, Jeff. Paling gak sama pria yang sekarang lagi bantu Lo. Sedangkan gue, gue sendiri. Dibesarin orang gila, ikut mulung, dan hal lainnya. Kita gak sama Jeff, kita berbeda.

Jika itu terjadi pada gue, gue akan lebih memilih jalanan karena ini rumah gue. Gue gak tau apa itu kasih sayang. Tapi Lo, gue yakin Lo punya harapan, Jeff. Gue gak melarang Lo untuk memilih, kehidupan Lo adalah milik Lo. Jika itu yang terbaik, silahkan."

Brian menepuk bahu Jeffrey. "Apapun keputusan Lo nanti, jangan lupa beritahu gue. Gak usah khawatirkan yang lain, semuanya pasti ngerti."

Setelah mengucapkan itu, Brian segera pergi dari sana.

Jeffrey hanya menatap punggung Brian yang semakin menjauh. Ia memang memanggil Brian ke tempatnya untuk meminta saran, tapi pada akhirnya Brian menyerahkan keputusan kepadanya.

Semua yang dikatakan Brian benar, mereka berbeda meskipun memiliki latar belakang yang sama. Untuk Brian, seorang anak yang dibuang sewaktu bayi, dipungut oleh seorang pemulung dan dibesarkan oleh banyak orang jalanan termasuk orang gila sekalipun.

Jika dibandingkan, kehidupan Brian lebih keras dan lebih menyakitkan dari dirinya. Wajar jika Brian tidak pernah mengerti apa itu kasih sayang, tidak pernah mengerti apa itu keluarga. Banyaknya bekas luka di tubuh pria itu menjelaskan seperti apa perjalan hidupnya di masa lalu.

Ketika Arvano datang kepadanya dengan foto-foto itu, Jeffrey hanya menampilkan wajah datar. Bukan ia tidak peduli, tapi ia hanya tidak tahu bagaimana caranya menanggapi.

Jeffrey frustasi. Semua bukti yang disodorkan oleh Kepala Polisi itu benar. Jeffrey tidak menyangkal bahwa ia mempunyai hubungan darah dengan Arvano, tapi jelas kehidupan keduanya berbeda sekarang.

Ini lebih seperti Penjahat dan Superhero yang ternyata adalah saudara. Bagaimanapun, tokoh pahlawan tetaplah pahlawan. Mereka membela yang benar dan memerangi kejahatan. Dan Jeffrey sangat paham seperti apa tokoh penjahat akan berakhir nantinya.

Karena tidak ada cerita super hero yang menampilkan kemenangan dari sang Penjahat.

CRIMINAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang