Chapter 21 : Baru

1 1 0
                                    

"Kamu nanti kasih kalimat-kalimat penawaran seperti yang kemarin diajarin ya." Ucap kepala toko pada Cia.

"Siap mbak."

Pekerjaan baru kali ini bukan pekerjaan yang terlalu berat. Ia hanya tersenyum manis menjaga jam-jam yang mahal di salah satu toko yang ada di Mall besar.
Yang jelas ini masih berbau-bau tentang Mall. Parasnya yang cantik menjadi salah satu pertimbangan boss untuk menerimanya bekerja. Padahal sebelum ia mengirim email ke toko itu, ada banyak email lain yang masuk. Tetapi sepertinya boss memperkerjakan karyawan/i karena good looking. Kriteria itu yang diutamakan untuk menarik minat pengunjung.
Peraturan bekerja di sini dalam sebulan masing-masang karyawan/i mendapat libur dalam seminggu satu kali, bebas memilih hari asal jangan bertabrakan dengan karyawan lain. Jadi total libur dalam sebulan 4 hari. Gaji lumayan besar, belum lagi bonus kalau penjualan mencapai target. Karyawan berjumlah 6 orang, dan 6 lainnya adalah karyawati.

"Silahkan masukk liat jamnya Ibu.." ucap Cia di depan gerai.

Toko ini berisi  jam bermerk dengan harga yang bervariasi mulai dari yang terjangkau sampai milyaran. Untuk seminggu pertama peresmian sangat banyak diskon untuk beberapa jam pilihan. Tentunya hal itu membuat pengunjung Mall berbondong-bondong memadatinya. Sangkin ramainya pengunjung, Cia harus masuk membantu temannya melayani pembeli. Padahal harusnya ia tetap berdiri menyambut pembeli di depan gerai.

"Liat yang itu mbak." Ucap Ibu-ibu.

         Cia mengeluarkan jam dengan hati-hati. Karena keahlian dalam merayuan, akhirnya jam itu sold dengan harga yang fantastis. Penjualan pertama dari tangan Cia mampu menjual jam puluhan juta yang mendarat di tangan Ibu-ibu sosialita.

Kemudian Cia bergegas melayani pengunjung lainnya.

"Ciii."

"Eh elo Puttt.."

          Ternyata Putri juga ikut berburu diskon di gerai itu . Bukan untuk menemui Cia, kali ini karena ingin melihat-lihat jam yang sedang naik daun itu apalagi tergiur dengan diskonnya.

"Lo sama siapa ke sini?"tanya Cia.

"Sendiri."

"Lah tapi gue lagi kerja Put."ucap Cia.

"Ihh siapa yang mau nemui lo? Gue kesini emang mau beli jam kaleeeeeee." Sahut Putri.

"Oh baik Ibu, mau lihat jam yang mana?" Tanya Cia meledek.

"Pembeli adalah raja kan?"ledek Putri balik.

"Hahahah, yaudah pilih lo mau yang mana?"

"Rekomenin gue dong yang bagus."ucap Putri yang kebingungan diantara banyak pilihan.

"Ini bagus." Tunjuk Cia

"Buat cowok.. bukan buat guee."

"Oh buat Bang Nico.."

"Enggakkk.."jawab Putri melengus.

"Teruss?"

"Bambang." Putri nyengir.

"Jangan bego! Jam ini mahal. Ngapain lo beliin laki orang jam mahal segala! Buat apasih?"Cia kesal.

"Minggu depan dia ulang tahun. Tiap tahun aku gak pernah ngelewatinnya tanpa ngasih gift meskipun aku udah putus bahkan udah nikah."ujar Putri yang masih memilih jam dengan teliti.

"Yang lain aja deh. Jam ini gak dijual untuk Bambang!"Jawab Cia ketus.

"Jangan gitu dong Ci.."Putri memelas.

"Baru minggu lalu tepat di ulang tahun Nico, lo jam 4 pagi nelpon gue nangis nangis. Sampe pagi-pagi buta lo datang ke kos gue mata lo bengkak untuk nangisi Bambang lagi hanya karena lo cemburu liat postingan si Bambang sama istrinya. Terus sekarang lo masih mau beliin dia jam mahal? Mikir deh Put!"

Di bawah langit CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang