Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Seluruh penjuru bergema takbir malam ini. Bapak-bapak berbondong ke Masjid melantunkan takbir yang saling bersahutan antar Masjid. Sisi lainnya, Ibu-ibu sibuk memasak persiapan besok. Ada yang memasak lontong, soto, bolu, roti jala, kari ayam, rendang, dan lainnya. Ada pula gadis-gadis jomblo yang biasanya (anak pertama) selalu berberes rumah di malam takbir. Sibuk menata ruang tamu, mengganti kain jendela, atau mengepel berulang kali. Seperti kebiasaan Citra yang diingat Cia.
Cia menepi di sudut jendela kamar kosnya, menatap langitnya yang ikut bertakbir. Hatinya menangis. Merindukan orang-orang yang mustahil merindukannya kembali. Bahkan Cia merintih Merindukan-Nya di malam yang selalu menjadi malam teristimewah dari ratusan malam lainnya.
Kriiiinggggggg📞
Aksa : Halooo
Cia : Halo sa
Aksa : Minal aidin walfaidzin cantikk
Cia : Maaf lahir dan batin juga ya Sa
Aksa : Enggak mau. Kamu banyak salah
samaku.
Cia : Iya deh si paling gak ada salah.
Aksa : Ada planning mau kemana?
Cia : Di kos aja tidur. Kamu?
Aksa : Keluar yuk?
Cia : (menguap)
Aksa : Kamu ngantuk?
Cia : em em..
Aksa : Yaudah istirahat ya. Besok Sholat Eid
di mana? Aku biasanya sih di Masjid
Raya. Kamu ingatkan Masjid yang
di dekat Ramadhan Fair waktu itu? Udah
beberapa kali lebaran aku selalu sholat
di situ. Soalnya waktu masih kerja di
Cafe dulu, aku susah dapat libur panjang.
Jadi lebaran di perantauan deh.
Cia : (.......)
Aksa : Haloooo Ci..
Cia : (......)
Aksa : Ciaaa
Cia : (.......)
Aksa : (tertawa) udah tidur ya? Selamat malam
Ibu periku. Mimpiin aku ya, sampai
ketemu besok ya.
Aksa menutup telponnya.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar...
Takbir itu terus berkumandang menemani malam.
Cia tersentak tepat pukul 02.00. WIB. Kata orang, jam segitu adalah jam rawan. Jam yang bisa membawa kita ke awang-awang. Bisa awang mimpi bahkan mengenang masa lalu.
Suara takbir bergema semakin jelas di antara malam sunyi. Cia duduk merenungi arah hidupnya yang tak berarah. Takbir itu seakan bergema juga di dadanya. Cia menumpahkan tangisnya sambil mengikuti irama takbir. Ia sangat merindukan-Nya.
Tanpa sadar bantalnya telah basah. Air matanya begitu banyak tumpah seraya mendengarkan lantunan takbir. Ia mencoba kembali memejam mata. Berbaring ke kanan, dadanya sesak. Kemudian berusaha berbaring ke kiri, jantungnya berirama kencang mengganggu telinga. Akhirnya ia duduk kembali, membuka Whatsapp hendak mengechat si ganteng Aksa.
"Ha?" Cia kaget tak sengaja melihat story Rido di WA.
"Mereka pergi.."ucapnya cemberut melihat isi story itu Rido,Tiara,Meydi dan Aksa.
Jahat!!!!!!!!!!!
Cia menarik selimutnya. Melelapkan matanya dengan keadaan kesal yang akhirnya berhasil mengantarnya ke alam mimpi.
Khokkkkkkkkkk ZzZZzzzzzzzz
✨✨✨✨✨✨✨✨✨
09.00 WIB
Day-1 Lebaran
Tok tok tok tokkkkkk
"Ciiii..." panggil Aksa.
Cia membuka pintu. "Hei.."
"Tadi pagi aku telpon kamu mau ngajak solat Eid di Masjid Raya. Tapi aku telpon gak diangkat-angkat. Jadi aku pergi (...)"
"Pergi bareng Meydi?"Cia memotong omongan Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di bawah langit Candu
RandomGadis muda yang merantau sebatang kara ke sebuah kota untuk meninggalkan hidupnya yang lama. Hidup di perantauan membuatnya harus menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Namun hidup tentu tak semulus yang diinginkan, sampai ia merasa lelah den...
