Chapter 33: terungkap 2

1 1 0
                                    

Aksa menunggu cerita Cia. Sedangkan Cia terlihat diam mengatur kata harus memulai menceritakan kisah perjalannnya.

"Baca bismillah.." Aksa mengusap kepala Cia.

Cia menggeleng.

"Yuk cerita ke aku.."kata Aksa.

"Perjalanan aku bisa sampe sini gak mudah Sa."ucap Cia menatap pekat mata Aksa.

Aksa tidak memotong pembicaraan itu, ia memberikan celah untuk Cia menyelesaikan ceritanya dengan baik.

"Pergaulan aku semasa sekolah liar banget. Aku gak sebaik yang kamu kira. Aku punya Circle yang semuanya anak-anak badung. Kita sering ke club, di sekolah juga aku sama mereka terkenal. Terkenal karena banyak masalah. But, aku tetep lulus dengan nilai terbaik."

Aksa menggenggam erat tangan Cia untuk menguatkan Cia melanjutkan cerita.

"Dulu, aku punya pacar namanya Pange. Cinta pertamaku, sekaligus mantan satu-satunya yang aku punya. Dia juga sering gabung main ke circle aku. Karena kebetulan juga kita satu sekolah."

Satu persatu air mata Cia menetes membuka kisah ini lagi. "Kamu kuat." Aksa mengelus pundak Cia.

"Makasi Sa, aku lanjut ya.." ucap Cia. "Iya." Aksa menyapu air mata Cia.

"Pange tu laki-laki baik yang menurutku dia juga sefrekuensi sama kenakalan aku waktu itu. Dia selalu ada buat aku, dia juga bisa kompak sama sahabat-sahabatku. Pada saat itu kita juga udah komitmen selepas lulusan kita mau nikah muda."

"Lalu?" Aksa mulai mendalami cerita Cia.

"Sayangnya, cinta aku sama Pange kehalang keyakinan. Tapi kita tetap yakin kita bisa lewati semuanya. Kelulusan semakin dekat, angan-angan aku dan Pange untuk nikah muda semakin gak ada harapan karena kita belum nemui titik terang untuk perbedaan itu."

Aksa terdiam masih menikmati cerita itu, matanya juga berlinang, namun ia tetap menguatkan Cia melanjutkannya.

"Sehari setelah kelulusan, polisi datang ke rumah untuk nangkap aku." Ungkap Cia. "Kenapa??" Tanya Aksa.

"Sahabat-sahabatku ketangkap duluan. Terus polisi nyidik akhirnya aku juga ketangkap. Sebabnya karena kita ngerayain kelulusan dengan minum, party dan...
narkoba."

"HAHH? Serius Ci?" Aksa tak percaya.

"Kenapa? Kamu kaget aku seburuk itu? Baru separo cerita, kamu udah keliatan jijik samaku." Cia menatap Aksa yang terlihat menatapnya berbeda. Aksa menunduk menutup wajahnya.

"Udah aku bilang, ini rumit Sa."

"Manusiawi kalo aku kaget. Tapi apapun yang hari ini yang kamu ceritain, gak akan pernah merubah perasaanku ke kamu." Tutur Aksa.

"Sini peluk.." Ucap Aksa lagi.

Hal itu menguatkan Cia lagi untuk melanjutkan ceritanya.

"Akhirnya aku dibawa ke kantor polisi, ayah dan umi setres. Ayah sakit karena aku."

"Astagfirullah." Ucap Aksa.

"Polisi masih menyidik untuk tahu dari mana kita dapat barang haram itu. Tapi karena aku sayang banget sama Pange, aku sekongkol sama sahabat-sahabatku untuk nggak ngasih tau ke polisi juga siapa yang menjadi pengedarnya."

"Maksud kamu pengedarnya Pange?"tanya Aksa.

Cia mengangguk.

Di bawah langit CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang