Chapter 44 : Putri come back

1 1 0
                                    

Ternyata hatiku begitu beku hingga menjadikanku si tak tahu bersyukur itu.

Terlalu terbuai dengan dunia fana hingga lupa pada pemilik langit dan seisi dunia hanya karena terlalu mencinta dunia yang bahkan tidak ada apa-apanya.

Tak kan kubiarkan dunia terlalu dalam lagi memelukku agar aku tetap berada pada keadilan membenahi antara dunia dan akhirat.

Aku kembali istiqomah di jalan-Mu.
Insya Allah.

"Serius kali. Nulis apa?" Tegur Zidan yang tiba-tiba datang ke pendowo karena melihat Cia.

Cia langsung menutup diarynya.

"Puisi-puisi kamu kayaknya bagus. Sesekali aku jadiin musikalisasi sama temen-temen, asik mungkin ya?"

"Boleh juga." tutur Cia. "Serius kamu?"tanya Zidan.
"Emang keliatan becanda?" tanya Cia balik.

"Puisi yang mana yang menurut kamu paling berkesan Ci?"

"Sejujurnya semua punya kesan tersendiri. Nanti aku kasih option beberapa, kamu tinggal pilih aja." Cia beranjak dari duduknya.

"Ci..." panggil Zidan. Cia menoleh. "Iya?"

"Selamat yaa.." senyum Zidan.

Cia linglung beberapa detik. "Ohh. Thanks Zidan." Ucapnya.

"Terus kapan mau kasih pilihan puisinya?" Teriak Zidan dari pendowo. "Besok, aku salin dulu ke kertas."tutur Cia.

Zidan mengacungkan jempol.

        Video Aksa melamar Cia seminggu lalu yang direkam banyak orang menjadi tranding topik dan hal itu telah diketahui oleh Zidan. Meskipun Zidan tahu tentang itu, ia tak berubah.

Krrringggggg

Aduh siapa sih nelpon.

Cia tergesa-gesa menuju kelas karena takut terlambat.

Kriiiinggggg

Cia berhenti menepi ke sudut dekat toilet melihat layar HPnya, ternyata telepon dari Putri.

📞
Cia     : Assalamualaikum Put..
Putri  : waalaikum salam.. ciee hahaha
Cia     : hehe. hmm ada apaan nih?
Putri  : lo dimana?
Cia     : gue di kampus nih. Kenapa?
Putri  : pulang ngampus kabari. Penting.
Cia     : lah kenapa?
Putri  : gue di Medan.
Cia     : ha? Demi apaa???!
Putri  : gue tunggu kabar pokoknya.

Tut tut tut..
Putri mematikan telepon.

Ini anak ngeprank kali ya-batinnya.

✨✨✨✨

Setelah mengikuti 2 mata kuliah hari ini, Cia langsung menghubungi Putri lagi. Dan benar, Putri sedang ada di Medan. Mereka pun bertemu di caffe walkot

"Gue masih ga nyangka deh lo ke sini lagi Put."

"Kalo gue gak bunting juga gue ogah kesini lagi. Apalagi rujuk sama ni bapak jabang bayi!" Ucap Putri. "Lo hamil Put?" tanya Cia sumringah.

"Awalnya gue juga gak ngira bakal gini Ci. Gue telat udah 4 bulan sejak sidang itu. Dan nih liat jelas-jelas perut gue bulet."

"Lo udah periksa?"

"Ya udah, tapi baru kemarin gue nyadar perut gue makin gede bulet. Gue pikir gue gemuk."

"Masya Allah, selamat Puttt." Cia memeluk Putri.

"Mungkin Allah memang belum izini gue buat pisah sama Nico Ci. Gue tahajud, gue istiqoroh, dan semua jawaban ngarahnya supaya gue rujuk."

"Alhamdulillah. Terus Nico gimana?"

"Dia udah tau, bentar lagi dia jemput kesini. Nico juga mau berhenti dari perusahaan. Kita bakal tinggal di Semarang Ci."

"Feyka gimana?" Tanya Cia mengerut dahi sambil mengingat cewek prik licik itu.

"Gak urusan gue. Kata Nico sih semenjak cerai dari gue dia bener-bener jauhi Feyka."

"Ohiya? Bagus deh kalo gitu."

"Semoga aja pilihan gue untuk balik ke Nico ini pilihan yang bener."

"Aamiin. Eh Put ikut gue ke studio Aksa yuk. Gue mau antar makan siang."

"Gimana kalo lo duluan aja? Gue udah janji sama Nico nih. Ntar gue sama Nico nyusul deh.."

"Oke gue duluan yaa.."

—————————————✂️————————————

Cerita bersambung ke chapter selanjutnya.

Di bawah langit CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang