Chapter 25 : terima kasih Mas Arif

2 1 0
                                    

            Setelah Cia memberikan semua bukti dan informasi kepada Putri,sejak itu pula Putri memutuskan untuk menenangkan diri di apartemen miliknya. Sementara waktu Putri memikirkan arah rumah tangganya dan tidak mau diganggu seorang pun. Bahkan Nico tidak tahu keberadaan Putri. Nico mencoba meminta bantuan Cia untuk memberi tahu dimana Putri bersembunyi, tetapi karena kekecewaan Cia dengan Nico, Cia marah dan tidak sama sekali memberikan keterangan apapun.

              Hari ini Cia menjalani pekerjaannya tidak karuan karena memikirkan nasib sahabatnya.

"Kak coba liat jam yang itu." Kata seorang pengunjung toko.

"Oke." Jawab Cia pada pelanggan.
Jawaban yang simple tidak ramah seperti biasanya.

"Yang ini Pak?" Tanya Cia.

"Bukann, yang sampingnya."

Cia meraba mengambil jam yang diminta oleh bapak-bapak yang hendak membeli. Tetapi tangannya licin dan jam itu tergelincir jatuh ke lantai.

Darrrrrrr

Jam mewah seharga 150 juta jatuh dengan renyah.
Seisi toko langsung terkejut melihat itu.

"Haaa ya ampuuunnn." Cia terpelongo dan langsunv mengutip puing-puing kaca yang berserak.

"Aduh gimana kak?" Tanya Bapak-bapak tadi

Cia menangis mengutip puaing-puing itu karena tahu jam itu adalah salah satu jam termahal.

Melihat Cia seperti itu, bapak- bapak yang berniat membeli keluar dari toko itu dengan wajah iba.

"Aduh aduh aduh. Tamatlah riwayatmu Cia!!" Kata salah seorang karyawan.

"Aku gak sengaja, tanganku licin.."jawab Cia yang masih mengutip kaca-kaca jam sambil menangis.

"Ciaa, tuh di panggil ke office." Kata karyawan lain yang memanggil Cia.

Usai membereskan kaca-kaca jam itu, Cia masuk ke office untuk memenuhi panggilan kepala toko.

Mampus aku-batinnya.

"Tinggal pilih, kamu mau bayar ganti rugi lalu saya pecat, atau ikut saya sekarang ke kantor polisi?" Tanya kepala toko yang sangat murka atas kecerobohan Cia.

"Ja jangan Buk....." Cia memelas sujud di kaki kepala toko itu.

"Awas kamu."

"Saya nggak sengaja bu.."

"Apa? Gak sengaja kamu bilang? Ringan kali mulutmu itu ya bilang gak sengaja setelah mecahkan jam seharga 150 juta?!!!" Kepala Toko sangat marah.

"Iya saya tau salah Bu, saya minta maaf. Tapi tolong jangan polisikan saya." Mohon Cia.

"Yaudah kamu ganti hari ini juga!!!!"

"Mana bisa Bu. Dari mana saya uang sebanyak itu."jawab Cia yang masih berlutut.

"Asal kamu tau ya, harga diri kamu pun gak sebanding sama harga jam itu!! Saya ga butuh permintaan maaf dari kamu. Saya butuh ganti rugi!! Kalo bos besar tau tentang ini, saya yang habis!!"

"Tapi saya gak ada uang kalau harus ganti rugi sekarang Bu.. saya mohon kasih saya waktu."

"Kalo gitu ayo ikut saya!!!" Kepala toko menyeret tangan Cia.

"Jangan buuuuu... jangannnn.."

"Ayokkkkk!! Mau saya paksa biar kamu malu diliat satu mall ini atau kamu nurut?!!!" Kepala toko menyeret Cia.

Lagi lagi Cia harus pasrah dengan jalan hidupnya. Harus menahan dinginnya sel dengan kesalahan yang tidak disengajanya.

Menunggu kasus ini di proses persidangan, Cia mendekap dengan kesedihannya. Hal itu juga membuat Aksa sangat terpukul karena tidak bisa berbuat apa-apa mengingat baru saja ia menghabiskan banyak uang untuk merintis tempat usahanya. Sedangakan Cia tidak mau membebani Putri dengan permasalahannya. Putri masih dalam fase beratnya yang tidak mau diganggu siapapun apalagi kalau harus mendengar kabar sedih dari Cia.

Di bawah langit CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang