Chapter 30 : say good bye

1 1 0
                                    

"Ciaaaa..."

"Bang Nico?.. ngapain ke kampus aku?"

"Ci aku mau ngomong sebentar.." Nico menahan Cia.

"Mau ngomong apalagi sih Bang? Semuanya udah selesai.Putri udah sah cerai dari kamu bang.Udah jelas. Semua udah final."

"Tunggu Ci, aku mohon aku mau bicara sama kamu sebentar aja."

"Aku ada kelas nih, 5 menit lagi dosen masuk. Maaf bang aku buru-buru."

Cia bergegas menghindar dari Nico yang datang menemuinya di kampus. Sebagai sahabat, Cia sangat menyayangkan perbuatan Nico. Bagi Cia keduanya memang sahabat karibnya, tapi ia tetap harus memihak kepada yang benar. Seperti nasihat Aksa padanya. Di saat Cia bimbang untuk terlibat di antara perseteruan dua sahabatnya.

Keseriusan Nico untuk menemui Cia sepertinya benar-benar mendesak untuk mengucap hal yang sangat penting, sampai Nico rela menunggu Cia menyelesaikan mata kuliahnya hari ini.

"Ci.."

"Kamu nungguin aku?"

"Plis aku mau ngomong hal pentinggg."

Sontak saja kehadiran Nico di kampus itu membuat melek mata mahasiswi yang terpikat ketampanan Nico.

"Sebaiknya kalo emang ini hal penting kita bicara jangan di sini. Gak enak diliat orang."ujar Cia sambil berjalan.

"Jadi kemana Ci?" Nico mengejar langkah Cia.

        Cia berjalan keluar dari area kampus menuju ke sebuah caffe yang tak begitu jauh dari kampus. Nico mengikuti Cia secara perlahan.
         Tapi sepertinya Nico memang salah kostum. Karena ia memakai jas rapi beserta sepatu kilatnya. Belum lagi wajahnya yang maco membuat mahasiswi kampus salah tingkah. Sesekali ada terdengar beberapa mahasiswi berbisik "dosen baru ya? Kok gak pernah liat sih."

"Jus pokatnya dua ya mbak." Cia memesan minum di caffe itu.

"Aku bener-bener ngerasa jadi manusia paling bodoh Ci." Ucap Nico memulai bercerita.

"Baru sekarang nyadarnya?"

"Aku tahu kamu juga kecewa samaku. Aku khilaf Ci. Aku menyesaaaaallll kali Ci." Wajah Nico memang jelas terlihat sangat menyesal.

"Khilaf sampe sandiwara selama itu bang? Gila ya!" Ketus Cia.

Nico terdiam menahan air matanya. Beberapa kali ia menghela nafas.

"Kamu tahu? Gimana hancurnya Putri? Kamu tau nggak? Bayangi kamu jadi dia gimana?" Ucap Cia lagi.

"Iya aku tau. Aku juga hancur Ci. Semua orang di kantor juga udah tau. Aku nggak tau harus gimana kedepannya jalani semua ini."

"Trus kamu pikir Putri gimana kedepannya jalani hidup dengan imagenya sekarang sebagai janda?"

"Kamu bisa nggak dengerin aku dulu? Aku juga temanmu kan? Jangan memojokkan aku terus-terusan Ci. Aku butuh masukan juga."

"Kenapa baru sekarang Bang? Kamu nyesel setelah udah sah cerai?"

"Aku salah. Aku salah. Aku bodoh Ci. Aku tau. Terserah kamu mau maki, hina aku silahkan. Tapi tolong dengerin akuuuu." Nico mulai berkaca-kaca.

"Oke, sorry.." Cia menurunkan nada bicaranya

"Awalnya aku memang gak suka dengan kehadiran Feyka di kantor kita. Apalagi seiring dengan masuknya dia, Tante Siwi mulai beda dan mecat kamu tanpa alasan jelas."

Di bawah langit CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang