Chapter 35 : study tour (1)

1 1 0
                                    

Pagi cerah merestui keberangkatan beberapa Mahasiswa/i kampus yang akan berangkat study tour untuk pengenalan dan pelestarian budaya Jawa yang disponsori oleh kementrian kebudayaan. Ada 15 Mahasiswa dan 7 Mahasiswi yang mewakili kampus mengikuti kegiatan tersebut. Di antaranya Cia dan Meydi. Tak diduga mereka terpilih dari fakultas masing-masing. Hal yang paling mengejutkan ternyata beberapa genk gondrong juga ada yang ikut.

Hari ini mereka berangkat dari Bandara Kuala Namu Medan. Tentunya Aksa ikut mengantar Cia ke Bandara dan memberikan semangat untuk kegiatan yang akan Cia jalani di sana. Menunggu keberangkatan, seluruh mahasiswa/i duduk di ruang tunggu. Namun Cia masih berada di luar ruangan karena akan melepas rindu dengan Aksa. Selama 2 minggu lamanya mereka akan berjarak.

"Jaga diri di sana ya." Ucap Aksa mengelus kepala Cia dengan tatapan dalam. "Iya. Kamu juga ya." Pesan Cia.

"Ohiya Meydi mana? Aku mau nitip kamu ke dia."tutur Aksa.

"Ih apaansih Saaaa.. aku udah gede tauu."

"Mey.. mey.." Aksa melambaikan tangan. Meydi yang baru keluar dari toilet langsung berjalan menghampiri "Apa Sa?"

"Aku titip ibu periku." Ucap Aksa pada Meydi. "Alah alahh kalo gitu aku nitip diriku sama siapa?" Meydi tertawa.

"Sa.. bentar lagi kita berangkat. Aku masuk ya. Kamu jaga diri. Sampe sana pasti aku kabari kamu." Cia memeluk Aksa.

"Daa Aksaaa.." ucap Meydi.

"Eh Mey bentar." Aksa memanggil Meydi yang sudah hampir membalik badan. Sedangkan Cia sudah berjalan.

"Aduh apalagi?"tanya Meydi menguber Aksa. "Kabarin aku kalo udah dekat mau pulang study tour ya. Aku mau lamar Cia."

Ucapan Aksa itu cukup membuat Meydi terkejut tapi sangat bahagia. "Iyaiya okeoke. Aman. Siapkan aja semuanya. Nanti aku kabari. Udah ya.." ucap Meydi.

✨✨✨

Di pesawat Cia duduk berdampingan dengan Meydi dan Sasa (anak Fakutlas keguruan). Dan tanpa diduga ternyata di kursi sampingnya ada Zidan. Tentunya Zidan bersama antek-anteknya yaitu Naufal dan Radit.

"Eh Bang Naufal, Bang Zidan.." sapa Meydi melirik ke kiri yang sok ramah.

"Iya Mey.. pergi juga ternyata."jawab Naufal.

Sedangkan Zidan hanya memberi senyum tipis sesekali melirik ke samping kanannya.

"Ikut juga cewek sombong." Celetuk Zidan menyindir Cia.

Cia membuang nafas, melirik ke kirinya "urusannya sama kamu apa?"

"Eh ini kan si cantik yang ada di ig umsu cantik itu?" Sambung Radit menatap Cia penuh senyuman.

"Iya Cantik. Tapi sombong!"ketus Zidan lagi.

Cia melirik sinis Zidan dan menukar posisi duduk menjadi di tengah agar jauh dari Zidan. lalu Meydi yang berada diposisi sebelumnya.

Beberapa jam kemudian akhirnya mereka sampai di sebuah Mess yang disediakan pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan.

"Kita satu kamar aja ya Ci." Ajak Meydi. "Males" jawab Cia ketus.

"Ya jadi rekan-rekan mahasiswa sekalian, kenalin saya Kak Ihsan yang akan memandu perjalanan untuk melakukan kegiatan kebudayaan selama kalian berada di sini. Untuk pemilihan kamar silahkan pilih 1 kamar untuk berdua. Usai istirahat dan bersih-bersih, habis magrib nanti kita berkumpul di aula untuk pembukaan acara yang akan dihadiri langsung oleh pemerintah daerah dan wakil dari kementerian kebudayaan."

"Kita bertiga aja yuk sekamar sama Sasa. Soalnya kita yang cewek kan ganjil." Usul Cia.

"Gas yang penting turuu."

✨✨✨

Usai Magrib, seluruh Mahasiswa berkumpul di Aula Mess untuk melaksanakan acara pembukaan. Acara begitu berjalan lancar. Ada beberapa kata sambutan dari orang-orang penting maupun ketua panitia. Kemudian disuguhkan beberapa tarian sebagai awal pengenalan budaya Jawa.

Selama kurang lebih 2 Minggu kedepan, mereka akan berkunjung ke beberapa kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Namun untuk 3 hari ini khusus Mahasiswa dari Medan ditempatkan di Mess Tasikmalaya. Pada akhir kegiatan nanti, semua mahasiswa seluruh Indonesia yang mewakili kampus maupun daerahnya akan bertemu di Surabaya.

"Mey, Sa.. aku keluar dulu ya cari angin." Ujar Cia yang hendak menghirup udara malam di Tasik.

"Jangan jauh-jauh.. sekitaran Mess aja Ci." Jawab Meydi. "Iya..hati-hati Ci." Sambung Sasa.

"Enggak kok. Aku duduk di depan itu aja."

Cia melenggang ke luar kamar mess menuju tempat duduk yang ada di depan kamar messnya. Tanpa tangan kosong. Cia memegang diarynya untuk menuliskan pengalaman ini dan mencurahkan isi hatinya.

Pertama kalinya setelah setahun lebih, lama langkah ini tak menapaki pulau Jawa. Pulau yang banyak menyimpan kisahku. Di pulau ini ada kota kelahiranku dan keluargaku.

Tak ada rasa yang berbeda ketika pertama kali aku mendarat lagi di pulau ini. Aroma udaranya, suasananya, langitnya, sapa angin malamnya, semua masih sama seperti yang aku rasa dulu ketika masih berlindung di atap bahagiaku.

Itulah sebab aku menjadi orang yang paling semangat mengikuti kegiatan kebudayaan ini agar aku bisa kembali memeluk pulau ini meski tak sempat menyentuh kota yang kurindu.

"Puitis kali kata-katanya.."ucap seseorang yang berdiri di belakang Cia mengintip tulisan itu yang sedang ditulisnya.

Cia langsung menutup diarynya. "Gak sopan! Kamu gak tau privasi ya?" Lugas Cia.

"Loh terus kalo ngga sengaja gimana?" Tanya Zidan.

"Kamu ngebaca diary aku, tapi kamu bilang itu gak sengaja? Jangan mentang-mentang kamu ketua di fakultas kamu terus bisa seenaknya aja!"

"Loh. Aku nggak ada baca sumpah. Aku cuma nebak-nebak iseng bilang kalo tulisannya puitis. Karena biasanya cewek kalo nulis diary gitukan?" Elak Zidan.

Cia menggeleng dengan kepadaian Zidan ngeles, "dasar gondrong gak sopan!!" Tolak Cia.

"Eh Ciii sorry. Ci.."

Cia langsung masuk membanting pintu kamarnya.

"Aduhh."zidan terjedut bantingan itu.

Keluar kamar hendak menghirup angin malam malah kehirup aroma cowok ngeles. Jelas hal itu membuat Cia sangat badmood. Wajahnya menekuk dan terlungkup di atas kasur.

"Bang Zidan lagi ya Ci?" tanya Meydi yang berusaha mengembalikan mood Cia.

"Tauk Ah." Jawabn kesal itu terpampang nyata.

"Biar mood kau balik, telpon Aksa aja.."usul Meydi.

"Tadi udah telponan bentar, soalnya Aksa malam ini ada project video gitu gak paham sih intinya dia meeting."

"Main ludo aja yok. Siapa kalah harus siap terima tantangan dari yang menang. Gimana?" Ide Sasa.

"Yok." Cia langsung bangkit dari kasur.

"Gas lah"sambung Meydi.

"Sekali putaran aja ya, soalnya kita harus isirahat cukup. Besok mau keliling Tasik. Kegiatan kita penuh besok." Kata Sasa.

Meydi dan Cia saling lirikan , "deallll..."

—————————————-✂️————————————

Di bawah langit CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang