"It Wasn't Me"_________________________
Bucky segera kelokasi dimana munculnya darkling beberapa jam yang lalu. Dia segera menghampiri Sam yang sedang mengobrol dengan polisi setempat.
"Kita dapat petunjuk?" Tanya Bucky.
"Dia mencuri sebuah kristal energi, dia sudah menjadi musuh negara saat ini. mereka sudah mendaftarkannya sebagai penjahat kelas atas, bukan sebagai vigilante lagi"
"Apa!? kukira dia sudah membantu mereka juga? kenapa statusnya berubah? apa kristal energi ini sangat penting?"
"Bukan Buck" Sam menghela nafas. "Aku tau kau sedikit mengidolakannya. um, lebih baik kau melihat kedalam. kau akan tau alasan mereka"
Bucky mengkerutkan alisnya bingung dan berjalan masuk. Dia membulatkan matanya melihat darah ada dimana - mana. Para ilmuan yang mengenakan jas putih tergeletak dilantai tak bernyawa.
Dia berlurut disalah satu mayat dan melihat banyak luka tembak.
"Ini bukan pencurian. ini pembantaian" Ujar Bucky khawatir.
Bucky segera keluar untuk menemui Sam dan para wartawan segera mengepung tempat itu.
"Sam!! bagaimana dengan cctv?" Tanya Bucky begitu masuk ketenda penyidik.
"Rusak. kita tak mendapatkan apapun. sekertaris ross akan melakukan penyelidikan. dia akan mengabari kita jika sudah mengetahui identitas darkling"
"Kau yakin dia yang melakukannya?" Ujar Bucky pelan.
"Hah?? ada apa dengan pertanyaan itu"
"Tidak ada cctv. bagaimana kau bisa yakin itu dia?"
"Ada banyak saksi Buck"
"Dia mana saksinya? apa yang mereka bilang"
"Mereka mengatakan hal yang sama. itu dia Buck.. wanita berambut pendek berwarna coklat, memakai kostum hitam dan silver, kostum yang memiliki cakar, buntut, dan tanduk"
Bucky diam dan memikirkan perkataan Sam.
"Ayo kita pergi, sharon menghubungiku. dia dapat informasi soal kristal itu" Ujar Sam dan menepuk pundak Bucky.
••••
"Pembantaian terjadi tadi malam disebuah lab dimidtown mannhatan. seorang Villain dengan julukan darkling yang bertanggung jawab atas kematian 12 ilmuan. akankah Avengers dapat mengalahkan penjahat sekali lagi?..."
Matt mematikan TV tersebut begitu masuk kedalam rumah.
"Apa - apaan semua ini?" Ujar Lucy dan menoleh kearah Matt.
"Jangan lihat berita untuk saat ini"
"Matt.. apa maksudnya pembantaian? tak ada yang meninggal semalam. kau sudah menghubung 911 bukan?"
"Aku juga tidak tau Lu.."
"12 orang Matt.. aku bukan pembunuh. aku.. aku" Lucy menenggelamkan wajahnya ditangannya.
"Heii.. aku tahu. aku bisa mendengar detak jantung mereka saat kita pergi. tak ada yang mati.. tidak sebelum kita pergi"
"Kau pikir seseorang sengaja menuduhku?"
"Kurasa kristal ini lebih penting untuk mereka dari yang kita duga. untuk sekarang kita harus berhati - hati"
"Bagaimana dengan 2 kristal yang tersisa? kita tak bisa mengabaikannya. membiarkan mereka mendapatkan kristal itu untuk menghancurkan apapun yang akan mereka lakukan"
Matt duduk disamping Lucy dan mengelus kepalanya.
"Avengers sudah turun tangan. mereka tak akan gegabah dan mencuri 2 kristal lainnya tanpa sepengetahuan avengers. itu akan aman untuk saat ini, tapi tidak dengan itu" Ujar Matt dan menunjuk koper yang ditaruh dilemari didepan mereka.
"Jika mereka menemukanmu.. dia akan mengambil koper itu dan kau akan dikirim ke raft. aku tak bisa membiarkannya" Lanjut Matt.
"Okey.. aku tak akan melakukan apapun untuk sementara"
"Good, aku akan kembali ke hell's kitchen untuk saat ini. kau tak apa sendiri?"
Lucy tersenyum dan memeluk Matt.
"Yup. aku bisa menjaga diriku sendiri. lagi pula deko akan selalu ada untukku""Um.. itu yang ingin kubicarakan. sebenarnya aku ingin deko kembali kedunia kegelapan untuk saat ini"
"Apa!? kenapa?" Lucy segera menjauh dari Matt.
"Dia bisa menyembunyikan kristal itu disana. itu akan lebih aman. kita tidak tahu jika kristal itu memancarkan energi atau tidak. aku tak bisa meninggalkanmu jika tau mereka bisa melacak benda itu"
Lucy menunduk dan menggeleng.
"Lulu.. lihat aku. kau tak pernah sendiri. aku selalu ada untukmu. kau bisa menelfonku jika kau bosan. aku akan kembali setelah mengurus persidangan. jadi, maukah kau mengirim deko kembali?" Ujar Matt memegang kedua tangan Lucy.
Lucy menghela nafas dan menatap Matt.
"Baiklah.."
Dengan itu Lucy mengirim Deko kembali kedunianya membawa koper yang berisi kristal itu.
Malam tiba dan Matt sudah tidak terlihat diapart Lucy lagi. Suara telfon membuyarkan lamunan Lucy.
"Oh, no, no" Ujar Lucy panik melihat masakannya gosong. Dia segera mematikan kompor dan membuka jendela membiarkan asap keluar dari apartnya.
Suara telfon kembali terdengar, Lucy segera mengambilnya dan mengangkatnya.
"Haloo..?" Ujarnya dan berbatuk.
"Lucy.. apa yang terjadi? kau sakit? dimana kau sekarang? kau dirumah? aku akan kesana sekarang" Ujar Bucky lalu mematikan telfonnya.
"Hah? apa? tunggu.. aku tidak.. Bucky? dia bahkan tak mendengar jawabanku sebelum mematikan ponselnya.. apa - apaan dia" Ujar Lucy kesal.
"Aku benci avengers.." Ujarnya memutar bola matanya.
Setelah membereskan kekacauan didapur suara ketukan pintu terdengar dan Lucy segera membukanya. Bucky segera masuk dan memegang wajah Lucy dengan kedua tangannya.
"Kau sakit apa? kau baik - baik saja? kau ingin pergi ke rumah sakit? aku bisa mengantar.." Ucapan Bucky terpotong oleh bibir Lucy yang mengecupnya.
"Aku baik - baik saja, aku tidak sakit. makananku gosong.. karena itu aku batuk" Ujar Lucy dan menurunkan tangan Bucky dari wajahnya.
"Okeiii.." Bucky menatap Lucy dalam dan mengkerutkan alisnya.
"Apa yang terjadi? kau baru menangis? kenapa kau menangis? siapa yang membuatmu menangis?" Ujar Bucky kembali panik.
"Jezz buck. apa kau selalu seperti ini?"
"Apa yang terjadi Lu" Ujar Bucky lembut dan memegang pinggang dan wajah Lucy.
"I'm.. fine?" Mata Lucy kembali berkaca - kaca.
Ibu jari Bucky mengelus pipi Lucy membuatnya menyandarkan wajahnya ditangan Bucky.
"Itu bukan aku Buck.. aku.. aku tidak melakukannya"
_________________________
Thank you sudah membaca ❤️❤️
jangan lupa votenya ya~
share dan komen 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Surreptitious || Bucky barnes
FantasySurreptitious Bucky bertemu dengan seorang wanita bernama Lucy. Mereka saling jatuh cinta seperti sudah ditakdirkan oleh semesta. Sampai akhirnya Bucky berada disituasi yang tidak mereka inginkan. rahasia demi rahasia terungkap dan Lucy tidak bisa m...