Ch.17

64 12 0
                                    


"Terlalu Banyak Rahasia"

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________

Hanya suara tangisan dari Lucy yang mengisi ruangan tamu itu, Bucky terus berada disisinya sampai Lucy merasa tenang.

"Maaf.. aku tak bermaksud untuk seperti ini. aku hanya.. maaf" Ujar Lucy menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Kau tak harus selalu menjadi kuat didepanku Lu.." Ujar Bucky mengelus rambut Lucy dan menyingkirkan tangan Lucy dari wajahnya.

Mereka saling menatap dalam satu sama lain sampai suara perut dari Lucy terdengar dan membuat mereka tertawa.

"Kita harus mencari makanan untukmu. bagaimana dengan pizza?"

Lucy mengangguk dan membiarkan Bucky menelfon pesan antar.

'bagaimana aku menjelaskannya? tidak aku tidak bisa menjelaskannya. dia akan memasukkanku kepenjara. apa dia tetap akan melakukan itu walau tau itu aku? no, no, no.. dia tetap avengers. aku tak bisa mempercayainya' Pikir Lucy.

"Heii.. apa yang sebenarnya menganggumu? kau bisa cerita apapun padaku. jika kau tak ingin aku mencampuri urusanmu, aku bisa mendengarkannya saja" Ujar Bucky menyadarkan Lucy dari lamunannya.

"Itu.. aku. um. aku tak bisa memberitahumu. maaf"

Mendengar jawaban Lucy obrolan Bucky dan Sam muncul dikepala Bucky.

"Apa yang kau sembunyikan dariku?" Ujar Bucky pelan namun masih terdengar Lucy.

"Maaf.."

Bucky menghela nafas.
"Tidak apa, aku tahu kita tak begitu dekat. kita baru saja bertemu. kau tak bisa mempercayaiku" Lirih Bucky dengan suara sedikit bergetar dan wajah sedih.

"Bucky.. jangan katakan itu. aku, aku juga menyukaimu. aku tahu kita baru saja bertemu.. tapi itu bukan alasan kenapa aku tak bisa memberitahumu"

"Lalu kenapa? apa kau bekerja untuk penjahat?"

"What!? no way.. aku tak akan pernah bekerja untuk orang - orang seperti itu. aku hanya.. please, buck.. tidak bisa kah kita membicarakan ini di lain waktu"

"Kau selalu menghindar. setiap kali aku maju, kau akan berlari.. aku tak bisa mengerti dirimu Lucy"

Lucy menundukkan kepalanya.
"Matt dan deko baru saja meninggalkanku. aku tak mau sendirian. please Buck.. aku lelah" Ujar Lucy berjalan mendekat Bucky dan mencengkram ujung kaos Bucky.

Bucky hanya menghela nafas frustasi dan memeluk Lucy, mengelus punggungnya dan menaruh dagunya di kepala Lucy.

Setelah itu mereka menonton dan makan bersama, lalu membicarakan kebiasaan atau hal favorite masing - masing dikamar Lucy.

"Jadi kau cat person?" Ujar Lucy mengangkat sikunya dan menatap Bucky.

"Yeah.. tapi aku juga menyukai anjing. Deko is good boy bagaimana aku tidak menyukainya"

Lucy tertawa.

"Bagaimana dengan warna kesukaanmu?"

"Hmm.. aku suka hitam dan putih. owh abu - abu juga. bagaimana denganmu?"

"Sangat minimalis. aku merah maroon"

"Kau tau minimalis. hahaha.."

"Aku hanya lahir seabad yang lalu bukan berarti aku tak tau apapun. bukankah justru aku tau lebih banyak darimu. aku lebih tua darimu. tunjukan rasa hormatmu"

Lucy tertawa.
"Itu.. haha.. ehem. maaf. kau benar.. kau jaauuuhh lebih tua dariku. maaf atas tingkahku yang kurang aja grandpa.." dengan itu Lucy kembali tertawa.

"Hmm.. apa yang kau bilang. bisakah kau mengulangnya sekali lagi?"

"Owh.. apa grandpa sudah kehilangan pendengarannya"

"Oh.. kau panggil aku grandpa sekali lagi dan kau akan merasakan kemarahanku" Ujar Bucky mencoba memasang wajah serius namun tak bisa berhenti tersenyum.

"Hmm.. maaf grams"

"Kau benar - benar" Bucky bangun dan mengelitiki Lucy.

"Stopp.. haha. maaf. no. hentikan. aku menyerah. maaf. haha. buckyy" Ujar Lucy mengeliat namun Bucky berhasil menguncinya dengan kaki Bucky.

Bucky berhenti dan berbaring disebelah Lucy namun kepalanya bersandar didada Lucy. Lucy mengelus rambutnya.

"Aku tak mau pergi.." Ujar Bucky.

"Kalau begitu jangan"

"Hmm.. aku harus pergi besok. Sam dan sharon tak bisa melakukannya tanpaku"

"Oh ya.. hmm.. aku percaya itu my big strong boy"

"Heyy!!! aku supersoilder. tunggu dulu. apa yang kau katakan barusan? my??" Ujar Bucky menaikan kepalanya menatap Lucy.

Lucy tersenyum lebar.
"Yup. kenapa? kau tak mau menjadi milikku?" Senyuman Lucy berubah menjadi menyeringai.

Bucky mengeratkan pelukannya.
"Kau milikku dan aku milikmu.."

Lucy mengecup ujung kepala Bucky.
"Omong - omong.. siapa sharon? kau tak pernah menceritakan apapun tentang sharon"

Bucky kembali menatap Lucy yang menyipitkan matanya.
"Apa kau sedang cemburu?" Ujar Bucky menaik turunkan alisnya.

"Jawab saja pertanyaanku Barnes" Ujar Lucy penuh penekanan.

"Yes ma'am. dia hanya teman lama? mungkin. entahlah, aku tak yakin kita teman"

"Oke.. lalu dia apa? mantanmu? kenapa bicaramu tak yakin begitu? teman atau bukan?"

"Dia mengenal Steve. dia juga membantuku saat Zemo mencoba menuduhku. dia juga membantu kami saat dimadripoor.. tapi aku tak terlalu mengenalnya. dia teman dari temanku"

"Hold on.. madripoor!?" Ujar Lucy sedikit terkejut.

"Kau tau madripoor?" Lucy hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Dia anggota CIA, setelah menolongku dia menjadi buronan karena itu dia bisa ada disana. setelah bertemu lagi Sam membersihkan namanya dan dia kembali menjadi CIA" Jelas Bucky.

'Jika dia berhubungan dengan madripoor, dia pasti tahu soal PB. bisa jadi dia adalah antek - anteknya'

"Lucyy.."

"Hmm?? ada apa darling?"

"Aku suka kau memanggilku seperti itu. apa yang kau pikirkan?" Ujar Bucky tersenyum lebar memperlihatkan giginya.

"Tak penting. aku hanya tak mau kau pergi.. apa itu sangat penting?"

"Maaf.. aku juga tak ingin pergi. tapi penjahat ini berbahaya. kau tau dia yang kucari saat aku dan Sam ada diclub waktu itu"

"Oh.. ya.."

"Apa kau tau soal dia?"

_________________________

Jangan lupa votenya~
komen dan share

lop u guys❤️❤️

Surreptitious || Bucky barnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang