Ch. 40

54 8 0
                                    


"Berduka"

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________

Lucy bangun dengan suasana hati yang buruk. Dia tetap berada dikamarnya dan tak keluar bahkan untuk makan sekalipun. Bucky mengantarkan makanan untuk Lucy namun Lucy hanya meminum air tanpa menyentuh makanannya.

Hal ini menyebabkan semuanya menjadi khawatir dengan keadaan Lucy. Mereka mencoba untuk menghiburnya atau membuatnya keluar dari kamar namun tak membuahkan hasil.

"Hei.. boleh aku masuk?" Ujar Bucky memasuki kamar Lucy dengan makanan ditangannya. Dia menaruh nampan dimeja sebelah kasur dan duduk disebelah Lucy.

Lucy masih berbaring dikasur dengan selimut yang menutupi dirinya. Bucky membuka selimut tersebut dan mengelus kepala Lucy.

"Sam baru saja pergi. dia menanyakan keadaanmu dan apa kau masih ingin pergi dengannya kerumah kakaknya" Lucy hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Baiklah" Bucky berjalan untuk membuka jendela membiarkan udara segar memasuki ruangan.

"Kau harus makan. kau ingin disuapin atau makan sendiri? hmm?" Lucy duduk dan mengambil nampan.

"Bagaimana perasaanmu hari ini? kau ingin membicarakannya?"

"Bagaimana jika aku benar - benar tak dapat bertemu dengannya lagi? haruskah aku membuat kontrakbaru dengannya"

"Lucy. aku tahu dia sudah seperti keluarga bagimu. tapi tidakkah kau menghargai keputusannya yang tidak menginginkan kontrak baru denganmu"

"Tapi.."

"Dia baik - baik saja disana Luu.. bagaimana jika kau fokus pada hal itu? dia masih akan hidup sehat dan aman selama ratusan tahun kedepan. bukankah itu baik"

"Aku merindukannya Buck" Bucky tersenyum dan mengusap pipi Lucy.

"Aku tahu. maaf ini semua harus terjadi padamu"

Lucy menyingkirkan nampannya dan memeluk Bucky menenggelamkan kepalanya didada Bucky.

"Makasih. kau selalu ada untukku. aku tak tahu apa yang terjadi padaku tanpamu setelah mengenalmu. kurasa aku tak bisa hidup tanpamu"

"Percayalah aku juga tak bisa hidup tanpamu sayang. melihatmu hancur seperti ini membuatku hancur juga"

"Maaf"

"Tidak. jangan meminta maaf soal ini. aku hanya ingin kau bahagia. sekarang... ayo habiskan makananmu"

••••

Lucy akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tengah. Dia merasa sedikit canggung pada awalnya namun semuanya mulai membaik setelah berbincang dengan grup kecil ini.

Matt berkunjung dan mereka berduka bersama. Berbincang mengenai momen bahagia bersama Deko dan beberapa yang membuat mereka kesal. Mereka makan malam bersama dan pergi ke bar bersama. Lucy bisa mengetahui bahwa Matt juga sama sedihnya dengannya karena kepergian Deko.

Deko mungkin masih ada didunianya namun kesempatan untuk mereka bertemu kembali hanya 1% dari 100% dan itu membuat mereka hancur namun berkat Bucky, Lucy bisa melewati masa berdukanya dan membantu Matt untuk melewatinya.

Lucy pulang kecompound malam hari setelah seharian pergi bersama Matt dengan perasaan yang lebih baik. Dia tak pergi kekamarnya melainkan berjalan kearah kamar Bucky. Dia membuka pintu dan mengintip kedalam kamar Bucky, melihat Bucky sudah tertidur lelap.

Lucy segera masuk, menutup pintu dan membuka jaket serta sepatunya. Dia naik kekasur dan menyelinap masuk kedalam selimut untuk memeluk bucky yang sedang tertidur.

Merasakan sebuah beban diatas tubuhnya, Bucky segera bangun dengan waspada.

"Lulu.. kau seharusnya tahu tak baik menyelinap kekamar seorang mantan assasin terlebih lagi saat dia tertidur. aku bisa saja menyerangmu" Ujar Bucky yang mulai tenang setelah melihat bahwa Lucy lah yang memasuki kamarnya.

"Aku bisa menerimanyau dengan baik. apa kau lupa aku sudah mengalahkanmu beberapa kali" Ujar Lucy dan mengeratkan pelukannya membuat Bucky tertawa.

"Kau bau alkohol. apa kau mabuk?" Bucky meletakan tangan kanannya dipingang Lucy dan tangan kirinya mengelus punggung Lucy.

"Aku senang kau lebih nyaman menggunakan tangan kirimu sekarang"

"Hmm.. mungkin itu karena kau selalu memujinya? aku jadi lebih menyukai tangan ini sekarang" Ujar Bucky membuat Lucy tertawa dan diikuti Bucky.

"Oh gosh.. i love u so much. apa yang kulakukan sampai menjadi wanita paling beruntung yang dapat memilikimu" Lucy menaikan kepalanya agar bisa menatap mata biru milik kekasihnya itu.

"Aku yang seharusnya mengatakan demikian. apa kau tak tahu betapa beruntungnya aku bertemu denganmu dan lagi dibalas cintanya olehmu"

"Hmmm.. aku bisa berdebat panjang soal itu" Lucy mengecup bibir Bucky.

"Sangat competitif" Bucky mengarik leher Lucy untuk menciumnya lebih dalam.

"Jadi bagaimana harimu dengan Matt?"

"Penuh kesedihan. tapi kami baik - baik saja. sepertinya Matt dapat melalui ini lebih baik dariku"

"Senang mendengarnya" Bucky memeluk Lucy, mengubah posisi mereka agar Lucy bisa berbaring disampingnya tidak diatasnya dan memejamkan matanya.

"Baby?"

"Ya sayang"

"Apa tidak telat kalau kita pergi kerumah Sam besok?"

Bucky membuka matanya dan tersenyum pada Lucy.
"Dia akan senang mendengarnya. dia sangat ingin mengenalkanmu pada keponakannya"

"Aku juga tak sabar menemui mereka"

"Baiklah. sekarang mari tidur agar kita bisa berkemas dan pergi kesana secepatnya"

"Baiklah. good night and i love u"

"Night and i love u too"

_________________________

jangan lupa votenya yaa
komen dan share

terimakasih sudah membaca. ❤️

Surreptitious || Bucky barnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang