Ch. 33

57 11 0
                                    


"Tawanan"

_________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________

Sharon terbangun disuatu ruangan yang terlihat kuno dengan dinding batu serta jendela yang menggunakan kayu untuk penutupnya.

"Kau sudah bangun?" Sharon melihat kesumber suara dan melihat Lucy yang duduk disebelah jendela.

"Dimana aku?"

"Welcome to hell. kau benar - benar cocok disini. owh dan sama - sama. karena aku kau tidak dibunuh dan dimakan mahluk itu"

Sharon melihatnya seperti Lucy menumbuhkan dua kepala.

"Apa maksudmu?"

{Beberapa jam yang lalu}

"Heii bangun!! tempat ini akan meledak kita harus cepat keluar dari sini!!" Tak kunjung bangun, Lucy akhirnya mengendong Sharon agar keluar dari sana.

Gedung CIA mulai bergoyang, Kristal ini akan menghancurkan seluruh gedung bersama dengan beberapa bangunan disekitarnya, mereka tetap akan terkena ledakan bahkan jika mereka berhasil keluar gedung.

"Apa yang harus kulakukan.." Lucy memikirkan sebuah ide yang dia juga tak tahu akan berhasil atau tidak.

Dia mengarahkan kekuatannya untuk menahan kristal itu. Dia menutup mata dan terus berkonsentrasi sampai dia merasakan seperti ada sebuah penghalang yang membuat Lucy tak bisa mengakses seluruh kekuatannya.

Dia tak pernah merasakan penghalang itu sebelumnya karena dia tak pernah mengeluarkan kekuatan sebesar ini sebelumnya. Dia berfokus pada penghalang itu dan sedikit demi sedikit menghancurkannya.

Dia berhasil merobohkan penghalang itu dan mengurangi kekuatan ledakan sedikit demi sedikit. Dia terlalu fokus pada kristal itu sampai tak melihat dibelakangnya sudah ada mahluk aneh dengan sayap kelelawar mengambil Sharon dan menangkapnya.

Kristal itu meledak saat Lucy dibawa masuk kesebuah portal namun ledakan tidak besar karena Lucy berhasil mengurangi kekuatan ledakan itu.

Lucy dan Sharon yang masih pingsan dilempar kehadapan seorang. Lucy melihatnya dan langsung merinding. Dia tahu siapa yang ada dihadapannya berdasarkan cerita yang dia dapat dari Deko.

Mephisto

"Lihat siapa yang kembali" Dia duduk disinggahsananya dan tersenyum dengan mengerikan.

"Apa yang kau mau dariku!!!"

"Ugh.. kau jadi lebih buruk dibanding terakhir kali aku melihatmu. apa yang sebenarnya manusia - manusia itu lakukan padamu?"

"Aku tak mengerti apa maksudmu"

"Mungkin aku harus mengembalikan memorimu seperti semula" Mephisto turun dari singgasananya dan berdiri tepat didepan Lucy lalu menempelkan jadinya dipelipis Lucy.

Memori tentangnya saat kecil kembali pada Lucy seperti sebuah film yang berputar dikepalanya. Bagaimana ayahnya membentuknya menjadi seorang monster.

Dia terkejut dan mundur untuk menjauhi mephisto namun tersendung dan terjatuh.

"Kau tak ingin membunuhku. kau ingin menjadikanku sebuah alat untuk menguasai dunia manusia!!" Lucy melihat keatas, melihat wajah mephisto yang tersenyum.

"Setidaknya kau tak bodoh"

"Jadi, semua ini.. selama ini"

"Manusia sangat rentan. apa kau tahu dari mana kristal itu berasal?" Dia memberikan sebuah aba - aba dan seorang pelayan masuk dengan membawa kristal yang sama persis dengan yang diincar oleh kingpin.

Lucy terkejut melihat itu.

"Ah.. lalu anak itu. dia itu sangat spesial. dia bisa berubah menjadi api. aku mengambilnya dari manusia besar itu untuk dijadikan sebagai budakmu nanti"

Lucy menunjukan ekspresi jijik dan tak percaya pada pria yang merupakan ayah kandungnya itu.

"Rencana awalku sudah hampir berhasil jika mahluk rendahan dari dunia bayangan itu tak menghalangiku. jadi aku membuat rencana lain. membutuhkan waktu yang cukup lama tapi sepertinya efektif"

"Aku tak akan pernah melakukan apapun yang kau inginkan!!"

"Oh.. anakku yang manis. aku tak akan melakukan apapun. kau sendirilah yang akan melakukannya. bawa dia kekamarnya dan awasi"

"Bagaimana dia yang ini" Ujar pelayan yang disuruh mephisto.

"Berikan saja dia pada anjing itu. kuyakin mereka belum makan hari ini"

"Tunggu!! tolong jangan.."

"Baiklah. bawa saja dia pergi dari sini. aku tak peduli"

Lucy tak tahu bahwa akan semudah itu meyakinkan raja neraka untuk tidak membunuh sharon. Mereka dibawa kesebuah kamar yang besar dan diperlakukan dengan baik.

Beberapa pelayan bahkan memberi hormat padanya saat melewatinya. Lucy tahu bahwa dia anak dari penguasa disini walaupun dia tetap merasa bahwa dirinya merupakan tawanan atau sebuah senjata.

••••

Setelah menjelaskan situasi mereka pada Sharon, Lucy memilih untuk mengabaikan protes dari Sharon pada dirinya karena telah membawa Sharon pada semua kerumitan ini.

"Bisakah kau diam!! ini juga semua salahmu. dasar tak tahu terimakasih!! kalau kau tak menjual benda aneh itu pada mafia hell kitchen. kita juga tak akan ada disini!!"

"Ugh.. kalau begitu kita harus cari jalan keluar dari sini. kenapa juga kau terlihat pasrah saja. jangan bilang kau senang karena sudah kembali kerumahmu bukan!!"

Plaakk

Lucy menampar Sharon dengan keras menyebabkan pipinya bengkak dan bibirnya berdarah.

"Apa kau sudah selesai? kau tak akan membantu jika kau terus menyelahkan orang lain atas tindakanmu sendiri"

Sharon menghela nafas dan menatap Lucy.

"Lalu.. apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Bertahan hidup. kita tak tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya tapi kita tau tujuan mereka. aku tak bisa bergerak leluasa tapi kita butuh informasi sebanyak mungkin"

"Baiklah.. kita harus bekerja sama untuk keluar dari sini"

Mereka bertukar pandang dan mengangguk lalu berjabat tangan melupakan konflik diantara mereka sejenak untuk melawan musuh yang sama.

_________________________

Jangan lupa votenyaaa~
komen dan share

thank you yang sudah membaca

Surreptitious || Bucky barnesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang