2

4.5K 443 19
                                    

Esok harinya, Hyunjin datang ke sekolah seperti biasanya. Hanya saja, ia tidak membawa dagangan karena ibunya yang tidak mengolah.

Bukan sebab akan datang ke sekolah, hanya bertepatan sekali ibunya di panggil saat hari libur berdagang tiba.

Hyunjin juga tengah berdiam diri di kelas, di waktu istirahat dengan tak lama kemudian teman-teman nya berbondong masuk ternyata ada wali kelas yang datang ke sana.

Mereka banyak yang keheranan, karena di jadwal pembelajaran wali kelas mereka tidak ada jadwal di kelas hari ini. Tetapi tetap saja, mereka langsung duduk di bangku masing-masing mengundang keheranan takutnya ada sesuatu yang penting.

"Hyunjin."

Semua pandang mata tertuju kepadanya, mau tidak mau Hyunjin menyahut dan menghampiri wali kelas yang mengisyaratkan ia untuk mendekat.

Hyunjin keluar, meninggalkan tanda tanya bagi teman-teman sekelasnya. Pasalnya, mereka juga tahu jika remaja itu bukan pemuda yang nakal ataupun yang lainnya.

Malahan, Hyunjin jauh dari kata nakal. Datang ke sekolah tidak pernah kesiangan, nilai pun bagus-bagus. Tapi entah mengapa hari ini mereka dibuat keheranan karena Hyunjin di panggil dan di bawa keluar oleh gurunya. Masa iya bohong sekali langsung di panggil wali kelas, pikir mereka.

Di lorong sekolah, keadaan sudah mulai sepi. Mungkin karena jam istirahat telah habis bersamaan tadi wali kelasnya datang.

Berkecamuk pikiran Hyunjin, apa dirinya membuat kesalahan sehingga di panggil seorang diri begini ke luar kelas. Bahkan, Hyunjin tahu, mereka berjalan kearah mana saat ini.

Tidak sampai lima menit, Hyunjin sampai di depan pintu ruang BK. Yang di buka oleh wali kelasnya dan dia di suruh untuk masuk kedalam sana.

Rupanya sang ibu telah duduk manis di hadapan guru BK, dia tidak tahu jika ibunya sudah datang. Tidak ada satupun teman-teman nya datang untuk memberitahu, atau memang mungkin ibunya sengaja tidak ingin mengganggu sang anak di kelas.

"Hyun, kamu ke kamar mandi ya."

"Hah, Ngapain bu?" bingung Hyunjin dengan wajah terkejut menatap sebuah wadah kecil di tangan gurunya.

"Turutin ibu ya, kamu pipis dulu tapi air seninya tampung di sini. Sedikit aja kok, jangan banyak-banyak."

Hyunjin keheranan, namun dirinya mengangguk mengiyakan dengan membawa wadah kecil itu. Ia di persilahkan menggunakan kamar mandi yang berada di sana, melewati pak guru yang tersenyum kearah dirinya.

Setelah Hyunjin masuk kedalam, semua orang langsung menghela nafas. Terlebih ibunya yang menggigiti kuku jari karena gugup, dengan hasil nanti setelah pemeriksaaan sederhana di sana.

Tidak sampai memakan banyak waktu, pintu kamar mandi kembali terbuka menampilkan Hyunjin keluar dengan air seni yang tertampung dalam wadah itu.

"Simpan sini Hyun." titah guru BK yang kembali di patuhi Hyunjin.

Wadah tersebut ia simpan diatas plastik yang di letakan diatas meja.

Wali kelasnya, menyuruh Hyunjin untuk duduk di samping ibunya sendiri. Mata Hyunjin terfokus melihat guru BK itu mengeluarkan sebuah benda kecil yang lain.

Ia tidak bodoh itu alat untuk apa, dengan lalu menatap ibunya takut-takut jika niat mereka memeriksa dirinya dan mengatakan sebuah kabar buruk bagi dirinya.

Benda itu sudah tercelup kedalam air seni milik Hyunjin. Dengan menanti sampai waktunya tiba, sang guru kembali menarik sebut saja testpack yang mana guru tersebut langsung menatap Hyunjin dan ibunya silih berganti.

Qui Esc PaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang