9

3.6K 412 43
                                    

Berhari-hari apa yang di inginkan oleh Hyunjin selalu saja terkabul. Entah bagaimana bisa hal itu terjadi, karena jika mengambil dari kata kebetulan tidak akan semua itu terlaksana begitu saja.

Dari mulai eskrim, lalu sate kelinci, dan yang lainnya mudah sekali Hyunjin dapatkan. Kala ia berguman di kamar, maka beberapa jam kemudian akan langsung terlaksana.

Setiap kali bertanya dari siapa, mereka yang mengantar makanan akan mengatakan tidak tahu.

Aneh, tapi nyata.

"Hyunjin!"

Kaget Hyunjin yang tengah memainkan ponsel di kamarnya, ia beranjak dari kasur untuk menemui ibunya yang memanggil.

"Hyun!"

"Eh, bu. Baru aja Hyunjin mau keluar."

"Gapapa, ibu mau keluar dulu. Kalo ada yang mau ambil snack langsung aja ya, ibu buru-buru."

Mengangguk saja Hyunjin di sana, selepas itu ibunya pergi meninggalkannya sendiri di rumah. Orang yang membantu merekapun sudah pulang setelah di beri upah dan menyelesaikan pekerjaannya.

Hyunjin menghela nafas, "aku harap laki-laki yang sama kak Changbin yang datang, hehe."

Ia mengambil ponselnya yang tergeletak diatas bantal, lalu keluar dengan perlahan mengingat perutnya yang sudah membesar. Memang belum sebesar kehamilan 9 bulan, tetap saja hal itu membuatnya terlihat lebih besar dari ukuran waktu kehamilan mengingat Hyunjin yang jadi lebih sering makan apapun.

Sembari menunggu, Hyunjin mungkin akan memainkan ponselnya. Entah untuk bermain game atau menonton, yang pasti ia harus duduk di sofa tidak berdiam diri di kamar. 

"Gimana aku bisa nemuin ayahnya anak ini ya, kalo kerjaan cuma diem di rumah aja."

Kebingungan itu, bertepatan dengan Hyunjin yang mendudukan diri diatas sofa. Yang baru akan ia naikan kakinya keatas, rupanya hal lain mencegah dengan terpaksa.

"Permisi, bu!"

Helaan nafas berat Hyunjin keluarkan. Ia kesal karena baru saja duduk dengan susah payah harus berdiri lagi yang sedikit susah karena perutnya.

Ia mendengus juga sambil berdiri perlahan kala suara seseorang berada di luar.

Dan ...

"Ibunya ada?"

"Ibu lagi keluar, tapi kalo mau ambil snacknya boleh, udah beres kok."

Debaran di jantung Hyunjin tiba-tiba tidak karuan, ucapan nya terkabul membuatnya sedikit salah tingkah. Ia yang memakai pakaian biasa di tambah jaket rajut miliknya sedikit ia tutupi perut besar itu, entah mengapa tiba-tiba juga dirinya merasa malu dengan keadaan.

"Kakak cuma sendiri?" tanya Hyunjin disertai cengkraman kuat tangan yang tersembunyi pada gagang pintu.

"Iya, Changbin nya lagi ada urusan."

Mulut Hyunjin membentuk huruf O ia seakan mengerti dengan lalu tidak tahu harus apa karena pria itu masih betah berdiri dengan jari tangan yang tidak henti menari di layar ponsel.

Sekitar satu menit berlalu, barulah dirinya selesai untuk memainkan ponsel dan menatap Hyunjin yang tengah memandangi wajah tampan menurut si bumil yang satu itu.

"Maaf."

"Hah, eh oh! Apa?"

Wajah Hyunjin tidak terkontrol, menghadirkan kekehan kecil dari pria tampan yang belum di ketahui namanya itu. Lesung pipi tercetak jelas disana yang mana langsung menanyakan dimana letak pesanan temannya.

Qui Esc PaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang