Seperti biasa. Jika Chris memiliki waktu luang, maka dirinya akan datang menemui Hyunjin.
Hingga rumor beredar jika anak yang di kandung oleh Hyunjin adalah anaknya.
Tapi sudahlah, dia tidak peduli akan opini orang lain. Toh, Hyunjin sendiri tidak mempermasalahkan masalah itu. Dia malah yang lebih tenang di banding ibunya saat mendengar namanya di jelekan oleh tetangga.
Saat ini, Chris membawa Hyunjin berkeliling kota. Menggunakan mobil tentu saja guna Hyunjin tidak terkena polusi kotor atau kepanasan dalam perjalanan.
Itu hanya alibi. Yang Chris inginkan hanyalah kebersaan mereka yang semakin dekat.
Pikirnya, di dalam mobil adalah hal yang tepat. Sehingga dirinya mengajak pemuda itu yang beruntung mau di ajak untuk bermain keluar tanpa tau arah.
"Hyun."
Hyunjin jelas menyahut, ia menatap kearah samping di mana Chris tengah menyetir dengan santai.
"Sepupu aku masuk rumah sakit. Kalo kita kesana dulu gimana, dia orangnya cukup deket sama aku."
Tidak langsung menjawab. Hyunjin menatap kearah depan yang mana terdapat belakang mobil yang sama juga tengah melaju, dia sedikit menimang karena keadaan.
Jika itu adalah sepupu Chris, besar kemungkinan di sana akan ada sodara Chris yang lainnya. Paman, bibi, atau orang tuanya sekalipun, tidak menutup kemungkinan mereka ada di sana.
Dengan keadaan Hyunjin yang berbadan dua, bersamaan perut yang semakin menonjol jelas. Bukankah nanti akan ada pertanyaan sensitif baginya, atau mungkin mereka akan di kira sepasang kekasih tidak tahu diri.
Sekalipun tidak begitu, mungkin kekuarga Chris akan berpikir aneh karena pemuda itu membawa orang berbadan dua sepertinya.
"Kalo aku gak ikut gimana? Takutnya ada keluarga kakak di sana, nanti ada salah paham."
Terdengar Chris terkekeh. Ya, mengingat orang tuanya sibuk bekerja mana mungkin sempat menengok keluarga di siang hari.
"Gak bakalan. Orang tua aku kalo nengok pasti malem, sepupu aku juga gak mungkin mikirin yang enggak-enggak."
Masih berpikir Hyunjin di sana. Mengingat akan kebaikan Chris yang selalu ada di sampingnya, membuatnya bimbang untuk mengiyakan ajakan itu. Jika saja dia dalam keadaan yang baik-baik saja, tidak mungkin dirinya untuk menolak ajakan pria di sampingnya.
"Kalo kamu gak mau sih ya gapapa, biar nanti aja aku nengok dia abis pulang dari rumah kamu."
Menghela nafas kecil Hyunjun di sana. Ia tatap perutnya terlebih dahulu. Meski keadaan tidak pas, namun dirinya tidak ingin di cap tidak tahu malu. Akhirnya Hyunjin mengangguk, ia tatap Chris lagi yang menatapnya sesekali dalam mengemudi.
"Tapi kalo ada apa-apa aku bakalan langsung pulang ya, aku gak mau anak ini dengerin apapun yang bikin sakit hati."
Sejenak Chris menatap kearah Hyunjin, dia tersenyum mendengar penuturan pemuda itu. Sungguh lucu baginya Hyunjin yang tetap waspada akan keadaan yang belum tentu terjadi.
"Kamu sayang banget sama anak itu?"
Mendengar pertanyaanya, Hyunjin langsung mengalihkan pandangan pada perutnya. Ia usap kecil tanpa ada respon, yang pikirnya si janin tengah tertidur di dalam sana.
"Iya. Aku harus sayangin dia, walau gak pernah aku inginin sebelumnya tapi aku yakin, aku tetep bakal sayang dia kedepannya."
"Walau kamu gak tau siapa ayahnya?"
Tertegun Hyunjin di sana. Sakit hati mendengar pertanyaan itu, tetapi harus bagaimana lagi. Kenyataannya Chris memang tahu jika ia hamil tanpa suami.
"Aku keturunan godzila kak, jadi dia hadir karena aku aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.