Kembali lagi, masih tetap dengan kehidupan Hyunjin.
Kali ini dia tengah menonton televisi, yang menayangkan film yang setidaknya tidak membosankan bagi dirinya.
Dengan segelas es cendol menjadi santapan nikmat meski hujan lebat tengah turun di luar sana. Dingin memang, tetapi Hyunjin yang tengah berbadan dua jelas tidak berpengaruh karena keinginannya itu.
Ibunya berada dikamar, setelah mandi dia beristirahat meninggalkan Hyunjin yang berdiam di atas sofa menonton sendirian.
Ting!
Hyunjin torehkan pandangannya pada ponsel yang tergelatak di atas meja. Ia ambil siapa tahu memang ada temannya yang memberi dia pesan.
+6208......
Hai Hyunjin
Dahi mengerut, melihat nomor tidak di kenal menyapanya. Awalnya, Hyunjin tidak ingin menggubrisnya, karena takut jika nanti itu hanyalah temannya yang usil dan mampu membuatnya naik darah.
Ini aku Chris
"Chris? Siapa Chris?"
Chris yang mana ya
Gak punya tuh temen namanya Chris
Pesan telah di berikan, dan hal itu rupanya langsung di baca membuat Hyunjin yakin jika dalam hitungan detik orang di sebrang sana akan membalasnya.
Yang kemarin-kemarin ambil snack punya nya Changbin
Mulut ternganga, dengan langsung sebuah tendang terasa membuat Hyunjin reflek mengelusnya tetapi matanya masih tetap menatap layar ponsel.
"Si kakak ganteng!" Gumamnya yang mana setelah itu jelas Hyunjin kembali mengetik pesan.
Maaf kak, kirain siapa
Di sana, Hyunjin berakhir dengan saling memberi pesan bersama pria bernama Chris. Yang telah mencuri hatinya sesaat setelah ia bertemu pandang saat pria itu datang ke rumah.Mereka cepat akrab, dan dari sanalah semua kisah cintanya di mulai.
*****
Akhir akhir ini, Ranti sedikit merasa aneh dengan tingkah anaknya. Yang dulu tidak begitu peduli akan ponsel, kini saat makan pun Hyunjin akan memegangnya dan sesekali membalas pesan.
Bahkan tidak jarang anaknya akan terkekeh atau tertawa. Bukan takut anaknya menjadi gila, hanya saja pribadi yang riang dulu sedikit kembali setelah terlalu dalam kesedihan yang panjang karena kehamilan.
Bahkan sekarang, ia perhatikan anaknya yang tengah bersolek memilih dan memilah baju entah ingin kemana dia sekarang.
"Udah mendung, kamu mau kemana Hyun?"
Hyunjin menoleh, mendapati ibunya yang berada di ambang pintu kamar yang seakan sudah tidak pernah tertutup lagi jika memang tidak ada tamu yang datang.
Ia malah tersenyum, lalu memperlihatkan penampilannya dengan senang di hatinya.
"Bu gimana, gak berlebihan kan?"
Ranti lihat dari atas sampai bawah, anaknya memang selalu bagus-bagus saja berdandan seperti apapun. Tetapi dengan perut yang kian membesar membuatnya semakin mencolok.
"Mau kemana kamu?"
Hyunjin menggigit bibir kikuk, melihat ibunya yang menatap sangat intens membuatnya sedikit takut jika memang pakaiannya tidak cocok untuk jalan keluar bersama seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.