Air mata terjatuh melewati dua pipi gembil putih mulus milik sang istri. Dia yang melihat hanya bisa mematung tanpa ada pergerakan lain meski hanya untuk menghapus linang air mata.
Sorot kekecewaan, dada yang naik turun akibat nafas memburu begitu terlihat jelas oleh dirinya saat ini. Bahkan secarik kertas ada dalam genggaman dirinya tanpa tau apa itu isi di dalam kertas tersebut.
"Tega kamu kayak gini sama aku!" Tangis nya mulai berbicara.
"Berapa lama kamu sembunyiin semua ini, kenapa gak kasih tau kamu kalo kak Lino itu beneran ayahnya Neo!! Kenapa?!!"
Lidah kelu untuk berucap, bibir ranum miliknya seakan terkunci tanpa dapat di gerakan sama sekali saat ini.
Rasa sakit hati melihat bagaimana kecewanya ia tidak dapat ia bohongi begitu saja.
"Maaf!" Lirihan kata tersebut adalah kata yang mampu ia lontarkan saat ini, dia bahkan seakan tidak bisa menggerakan kakinya hanya untuk melangkahkan kaki mendekati istrinya berada.
"Kenapa minta maaf?" pertanyaan yang begitu menyesakan kala mata mereka saling bertatapan, "buat apa minta maaf?! Itu gak bisa ngembaliin semua yang udah terjadi!!"
Teriakan itu seakan menggema dalam gendang telinga nya, ia yang terpaku jelas merasa bersalah lebih dari apapun.
Chris menyesal, namun ia tak bisa memberitahu karena pada dasarnya diri nya pun tidak ingin menghianati sang sepupu yang kini telah tiada.
Rasa sayang kepada dua orang yang benar-benar berarti dalam hidup tidak bisa di pungkiri bahwa ia tidak dapat memberitahu sang istri terkait masa lalu kelamnya.
Ini memang bukan kesalahan miliknya, namun ia juga tidak tega untuk menyalahkan Lino setelah mendiang pemuda itu memberi tahu bagaimana seseorang yang sakit dapat melakukan hal tidak baik itu pada satu orang yang sama-sama mereka cintai.
Cinta pada pandang pertama bagi mereka, pada satu orang yang sama, cinta yang tidak bisa hilang setelah ia pernah pergi dari kehidupan Hyunjin dalam kurun waktu yang cukup lama.
Bahkan sampai pada akhirnya Chris harus menikah dengan seorang gadis lain pun tiada sama sekali hatinya berpaling barang sedikitpun. Ia yang masih dapat mendengar suara dari sebuah alat milik mendiang saudaranyapun seakan menjadi pengikat ia dan istri sekarangnys dapat kembali bertemu.
"Aku nyesel nikah sama kamu! Aku nyesel lagi ngandung anak kamu!!"
Mata terbelalak, jantung seakan berhenti untuk berdetak saat itu juga pun nafas yang tertahan seketika kala ucapan yang tidak pernah terpikirkan itu akan terucap begitu begitu terasa.
Sesak di dada juga sakit hati yang dideritanya saat ini pasti tidak ada bandingannya dengan apa yang di rasakan oleh sang istri.
Bertahun-tahun lamanya kebenaran di tutupi begitu rapat sebagaimana yang ia bisa. Namun entah bagaimana bisa ada secarik kertas di genggaman Hyunjin sebagai bukti dari kebenaran jika Neo adalah anak dari Lino.
Tulisan DNA yang mencantumkan kedua nama orang terkasihnya tertera dengan kecocokan yang begitu akurat, entah bagainana itu bisa terjadi dan sampai langsung kepada Hyunjin yang kini juga sedang mengandung anaknya.
"Gila!! Kamu gila Chris kamu gila!!" tangis Hyunjin seketika semakin pecah air mata yang terlihat jelas turun begitu deras di wajah istrinya.
Chris yang tidak bisa melihat bagaimana Hyunjin menangis kali ini tak mampu ia untuk meredakan kekesalan dalam hatinya.
"Anak ini gak akan pernah lahir! Anak ini gak akan pernah mau punya orang tua bodoh kayak aku dan jahat kayak kamu!"
Telunjuk indah itu menunjuk nunjuk antara perut, dirinya bahkan juga Chris. "Dan jika anak ini lahir, dia tidak akan pernah hidup bahagia meski dia akan hidup sama kamu!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.