36

1.1K 130 3
                                    

Hujan deras melanda suatu daerah yang baru saja di kunjungi oleh sepasang pengantin baru. Suatu keadaan yang membuat keduanya dejavu bersama dengan ingatan yang sedikit memalukan kala itu.

Sang suami yang tak lain adalah Chris baru sajatiba menyusul sang istri sambil membawa sebuah koper besar berisikan baju milik dirinya juga sang istri yang saat ini tengah memandanginya tanpa sebab.

Didalam ruangan yang hanya terdengar suara derasnya air hujan turun mereka saling menatap satu sama lain, sampai salah satunya terkekeh di buatnya.

"Wajah kamu kenapa si?" tanya Chris disertai kekehan kecil belum selesai.

"Neo gimana ya, dia gak pernah tidur sendiri." Gusarnya saat suami darinya kini berada tepat di hadapannya tepat.

Rambut hitam yang sengaja sedikit di buat panjang di sampirkan kebelakang telinga, membuat wajah cantik alami putih nan bersih semakin jelas terlihat.

"Gapapa, kalo dia gak berani tidur sendiri pasti bakalan tidur bareng ibu."

Menghela nafas Hyunjin saat ini, beban menghadapi hari pernikahan memang telah usai tetapi di ganti kegusaran itu dengan meninggalkan anak yang tidak pernah ia tinggal kan seperti saat ini sebelumnya.

"Nanti kalo dia udah pindah rumah ke rumah kita, dia bakalan tidur sendiri kayak Zerina. Biarin dia belajar dulu ya, dia kan abang jadi pasti bakalan jadi anak pemberani cuma buat tidur sendiri."

Mengangguk Hyunjin di sana, sebisa mungkin ia melupakan sejenak ketidak enak'an hatinya saat ini.

"Udah dong senyum buat suami, kesini kita tuh mau main romantis-romantisan masa kamu nya kayak gini."

Ah iya, tujuan mengunjungi villa yang dulu pernah mereka kunjungi sebelumnya jelas untuk berbulan madu. Meski terkesan tidak mewah tidak pergi ke tempat-tempat luar pulau atau negara jelas karena Hyunjin belum berani meninggalkan anaknya begitu jauh.

Bukan apa, Ranti kan seorang janda yang harus menghidupi kehidupannya sendiri dengan cara berdagang keliling. Membuat kue di malam hari sedangkan Neo sendiri terkadang harus selalu di temani kapanpun dan di manapun.

Jadi anak kecil yang belum mandiri seperti anaknya Chris jelas membuatnya semakin khawatir hingga pada akhirnya sang suami menyarankan untuk mereka pergi ke villa keluarga.

Jika kalian ingin tahu, jelas saja keluarga Chris menolak karena mereka pikir mengapa harus di villa jika mereka bisa pergi ke Bali, Raja ampat, pulau komodo dan sebagainya. Mengapa harus di tempat itu, bukan tidak boleh.

Namun dengan air mata Hyunjin yang benar-benar tidak menginginkan berjauhan begitu lama dengan sang anak menjadi faktor utama Chris menengahi untuk menerima keinginan istrinya.

Berbulan madu di villa keluarga milik mereka. Lagi pula tidak usah bulan madu pun tidak masalah baginya selagi Hyunjin baik-baik saja.

"Aku mandi duluan boleh?" tanya Hyunjin pada akhirnya karena merasa tidak enak dengan badan yang terasa lengket sebab keringat.

Chris mengangguk lalu menarik kembali koper miliknya untuk di bereskan kedalam lemari guna tidak terlihat berantakan.

Berdua mereka membongkar isian koper terlebih dahulu, tiba-tiba Chris menyodorkan handuk milik sang istri untuk pergi mandi duluan.

Tanpa banyak bicara Hyunjin langsung menerimanya dan pergi dari sana.

Beruntunglah mereka tidak usah repot-repot untuk menyiapkan sabun atau yang lainnya mengingat pak Jean yang tak lain adalah ayah Chris menghubungi pengurus Villa untuk mempersiapkannya semaksimal mungkin.

Qui Esc PaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang