Dari semenjak hari itu, Hyunjin juga Chris semakin akrab satu sama lain. Dengan Chris yang sesekali datang hanya untuk bertemu dengan Hyunjin.
Baginya, selagi Hyunjin hanya di miliki orang tuanya, tidak salah bukan jika ia mendekati pemuda itu secara terang-terangan. Tidak peduli akan pendapat orang lain, tidak peduli bagaimana bentuk tubuh Hyunjin yang pasti hatinya terpincut padanya.
Wajah yang dulu sudah dapat di bilang cantik, sekarang lebih dari sekedar cantik. Pipi tirus nya yang dulu kini berisi membuat Chris selalu ingin menyentuh pipi chubby Hyunjin.
Dan kali ini, lagi-lagi ia datang untuk membawa sekantung makanan sebagai buah tangan ia bertamu di malam hari.
Ya, ini malam yang mana biasa nya orang memilih untuk segera pulang dan mengistirahatkan diri. Tapi berbeda dengan Chris, karena pikirnya masih terlalu siang untuk Hyunjin dan ibunya tidur dijam tujuh malam.
Tok,tok, tok! Suara itu terdengar olehnya juga, dengan menghasilkan suara Hyunjin dari dalam yang ia yakini pasti tengah berjalana kearah dirinya berada.
Suara bukaan pintu terdengar khas, lalu wajah terkejut Hyunjin melihatnya tidak dapat di sembunyikan namun hal itu malah terlihat lucu di matanya.
"Kak Chris ngapain kesini udah malem loh?"
Chris tersenyum, lalu mengankat tangannya menunjukan buah tangan yang ia bawa.
"Harum martabak!" Hyunjin jelas antusias.
Beberapa jam lalu ia memang terpikir ingin memakan martabak manis dan asin, namun hal itu hanya terucap saja karena sang ibu pasti akan sibuk mengolah makanan di malam hari.
"Siapa itu nak?!"
"Kak Chris bu!" jawab Hyunjin juga sedikit berteriak, mengingat dirinya masih di ambang pintu dengan ibunya berada di dapur.
"Ayo masuk!"
Chris mengiyakan ajakan Hyunjin, lalu menginjakan kaki kedalam yang mana bertepatan dengan ibunya Hyunjin yang datang dari arah dapur.
Ada sebilah senyum kecil, sebelum ibu itu pergi ke kamarnya alih-alih menyambut kedatangan Chris.
Hyunjin persilahkan duduk, yang mana Chris langsung mematuhinya dan si bumil yang pergi kedapur terlebih dahulu sebelum bergabung dengan Chris.
Hanya mengambilkan air, mengingat pemuda itu adalah tamu menjadikan Hyunjin berpikir harus memberikan air. Ya hanya air karena mereka tidak pernah menyetok makanan jika bukan hari-hari yang besar.
~
Di dalam sebuah kamar, yang tidak bukan adalah Ranti, dia memandangi foto mendiang suaminya. Dengan hati sedih karena sang anak yang tengah di landa masalah hidup harus di dekati oleh pria lain di luaran sana.
Ia berjalan ke sebuah lemari, lalu membuka pintunya kala sampai dan mengambil salah satu tas kecil usang untuk ia ambil isinya.
Sebuah foto usang miliknya, jauh sebelum Hyunjin ada sehingga kualitas gambar yang di milikinya menguning.
Itu adalah gambar ayah kandung Hyunjin, yang setidaknya memiliki senyum sama seperti anaknya. Di elus bagian wajah dari foto itu, dengan ibu jari sembari senyumnya mengembang dan mengingat kembali masa-masa dulu yang terasa indah bagi muda mudi.
Ia ingat, kekasihnya datang dengan buah tangan seperti Chris malam ini. Malam-malam yang mana mereka sangat menikmati saat bersama berdua tanpa ada orang ketiga.
Malam dingin menjadi hangat dan terus menjadi panas karena di rumah orang tua Ranti dulu, tidak ada siapapun terkecuali dirinya yang tidak ikut dalam acara keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.