Jantung berdebar, tiga bulan setelah Chris menyatakan perasaannya dua keluarga langsung di pertemukan satu minggu setelah nya.
Dan kini H-3 menuju pernikahan yang didambakan seorang Hyunjin membuatnya menjadi stress tanpa sebab.
Kartu undangan telah di sebar entah oleh Chris atau juga Hyunjin. Tidak ada yang menyangka bagi mereka yang di undang oleh Hyunjin sendiri saat menerima undangan tersebut, karena mereka pikir si pemuda anak satu itu tidak akan pernah menikah mengingat dia hanya diam di rumah jarang keluar rumah bersama seorang pria atau pun wanita.
Dan kini si calon istri dari seorang dokter sedang merenung di atas tempat tidur dengan segala pikiran yang berkecamuk.
Di dalam kamar yang kecil bersama sang anak yang telah tertidur lelap, Hyunjin sesekali melihat pakaian berwarna putih sudah siap di kenakan. Namun lagi-lagi pikirannya tidak menentu.
Bukan hal aneh bagi mereka yang akan menikah akan merasakan hal tersebut, memikirkan bagaimana kedepannya atau bagaimana nanti saat hari H nya tiba.
Hal yang paling tidak di sangka adalah ia bisa menikahi seorang pria yang di cintai nya meski waktu pernah memberikan mereka jarak bukan dalam waktu sebentar namun takdir rupanya memang ingin mereka untuk bersama.
Itulah yang membuatnya tidak percaya bisa menikah dengan seorang Chris. Pemuda tampan dengan kepintarannya bisa meraih cita-cita sang sahabat.
Itu juga yang menjadi pikirannya, meski sang calon suami berkata tidak peduli akan sebuah pendidikan bagi Hyunjin begitu pula keluarga dari Chris yang sama-sama tidak mementingkan pendidikan Hyunjin
Keluarga memang tidak mempermasalahkan hal tersebut namun bagaimana dengan pandangan orang lain setelah ini. Aaah memikirkannya mengapa menjadi pusing sendiri, jika ia begini saat ini apakah Chris melakukan hal yang sama.
"Mamah."
Pandangan yang semula menatap baju pengantin kini beralih pada sang anak yang menatapnya dengan mata memerah akibat sedang tidur harus terbuka begitu saja.
"Peluuk!" pinta nya.
Tanpa permintaan kedua Hyunjin jelas segera memeluk sang anak, mulai memejamkan mata bersama dengan anaknya yang langsung tertidur kembali.
Jauh di sana rupanya Chris juga tidak tenang sama hal nya seperti Hyunjin.
Meski ia pernah menikah namun pernikahan yang ia impikan jelas lah akan segera tiba. Pernikahan sebelumnya hanya sebatas mengabulkan keinginan satu wanita yang sudah diambang batasnya, hingga anak perempuan itu lahir maka pernikhanpun usai tanpa perceraian.
Dua tahun lebih dirinya berstatus duda, kini saatnya ia akan berstatus menjadi suami orang kembali. Orang yang sangat ia cintai sampai rasanya tidak sabar ingin segera tiba di hari H.
Senyum senyum sendiri, menjadi hal yang paling sering ia lakukan akhir-akhir ini. Hanya karena membayangkan bagaimana cantiknya nanti Hyunjin akan bersanding dengan dirinya nanti.
Mengambil posisi miring saat ini, Chris layaknya bujang yang benar-benar menantikan hari itu sampai memeluk guling layaknya orang tidak normal.
Menggoyangkan guling tersebut lalu memeluknya berulang kali, jika sang anak melihat pasti dia akan ketakutan melihat ayahnya seperti itu.
"Aaaaa ya tuhan kenapa gak besok aja sih, lusa terlalu lama buat ku!" Lebaynya memasang wajah ingin menangis lalu menyamankan posisi untuk menjemput kantuk yang belum datang.
Namun seiring berjalannya waktu, Chris tetap saja tertidur sambil memeluk guling miliknya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.