Semenjak kenal dengan ibu dari Felix, Hyunjin kerap sekali di panggil untuk mengunjungi rumahnya. Dimana dia yang di panggil mendapat izin senantiasa akan di jemput oleh supir keluarga Felix sendiri.
Seperti saat ini, Hyunjin baru saja turun bersama Neo dari sebuah mobil sedan yang sudah di nanti oleh ibu dari Felix dan ayahnya di ambang pintu.
"Oma, opa!"
Teriakan Neo mengundang senyum lebar dari kedua orang di sana, Hyunjin juga tersenyum dan menyapa keduanya saat berada tepat satu meter dari nenek kakeknya Neo.
"Yuk masuk, oma udah nungguin kamu dari tadi."
Anggukan antusias didapati mereka, ibu dari anak tersebutpun di sambut begitu ramah layaknya seorang mantu yang di sayangi melebihi anak sendiri.
Tidak ada perasaan negatif tidak ada yang patut di curigai karena sejatinya orang yang sudah berbuat jahat pada Hyunjin pun sudah tiada untuk selamanya.
Felix tidak ada di sana setiap kali Hyunjin datang, itu wajar karena saat ia berkunjung jelas ajakan makan siang bersama dimana bungsunya bu Fara masih berada di kantor milik suaminya.
Terasa aneh memang bagi Hyunjin sendiri kala makan siang pun saat ini sering di undang layaknya orang penting, tetapi jika wajar saja menurut sang ibu karena ibu dari Felix sendiri menginginkan seorang cucu yang entah berantah dimana, maka dari itu pula Hyunjin menyanggupi untuk datang meski di awal terasa aneh baginya kini ia mencoba menyesuaikan kan keadaan.
Berjalan bersama menuju ruang makan adalah hal utama bagi Hyunjin di giring orang tua temannya saat tiba di sana, Neo akan berjalan bersampingan dengan neneknya sedangkan Hyunjin bersama kakek dari Neo.
"Waaah harum banget Oma!" lagi-lagi Neo antusias saat mencium bau masakan yang menyapa indra penciuman nya.
"Iya dong kan dimasak khusus buat cucu oma, kamu seneng kan?"
Neo mengangguk dan berlari sendiri guna melihat menu apa saja yang tertata begitu apik di atas meja makan. Setibanya di sana yang di susul oleh ketiga orang tersebut lantas melihat bagaimana binar mata si bocah kala itu.
"Waaah ayam crispy!!"
"Sengaja oma adain soalnya cucu oma yang ganteng ini suka banget ayam."
"Sate kelinci juga oma, sekali-sekali Neo sama mamah suka beli kok. Terus makan bareng sama om Chris."
Obrolan terus berlanjut di iringi mereka duduk di kursi yang telah di siapkan. Ayah Felix dan Minho yang tak lain adalah pak Januar tentu duduk di kursi kepala keluarga menghadap istri cucu juga Hyunjin. Fara berada di samping kanannya bersisian dengan Neo sebab ia ingin begitu dekat bahkan ingin mengayomi makannya si kecil. Lalu terdapat Hyunjin, yang duduk berhadapan dengan Fara di samping Janu menatap dua orang yang masih sibuk berceloteh ria.
Begitupun dengan Janu yang sesekali menyambar ucapan Neo sehingga ada tawa bersama sedangkan Hyunjin tersenyum seadanya. Ia masih memiliki rasa sungkan berada diantara mereka yang bukan siapa-siapa.
"Gimana hubungan kamu sama Chris?"
Sedikit tersentak Hyunjin menoleh pada kepala keluarga di sana dan sedikit kikuk untuk saat ini. Dia sedikit salah tingkah karena selain ibunya tidak ada yang bertanya akan sebuah hubungan antara ia bersama duda satu anak itu.
"Kita baik-baik aja pak, terasa lebih deket lagi karena kak Chris suka ajakin makan malam bareng pas dia libur."
"Di luar?"
Hyunjin menggeleng, "enggak selalu pak, kadang di luar kadang di rumah."
"Kalo si dokter itu sakitin kamu lapor sama ayah, biar ayah pitesin kakinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.