"Bu."
Hyunjin diam, menunggu reaksi ibunya saat ini. Hari libur biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersama di rumah, tak terkecuali saat pergipun mereka memilih untuk pergi bersama.
Kecintaannya Ranti pada sang anak, seakan mengengkang Hyunjin untuk tidak melakukan tindakan di luar keinginannya. Begitupun Hyunjin, dia yang memang pikirannya polos untuk mengetahui keadaanyapun hanya bisa mengangguk dan patuh di saat ibunya menyuruh.
Dan saat ini, Hyunjin tengah menunggu jawaban ibunya. Apakah ia dapat izin dari Ranti untuk pergi atau tidak.
Ya ... Ini sudah satu bulan beralu, dari rencana yang Chris dan Hyunjin buat. Mereka akan berjalan-jalan di daerah villa milik keluarga dari pemuda itu.
Memang awalnya Hyunjin merasa sungkan hingga beberapa kali sempat menolak untuk pergi ke sana, tetapi tiba-tiba ia ingin jalan-jalan menjadikannya mengikuti rencana yang mereka buat.
"Jauh banget kesana."
"Kan sekarang ada jalan tol bu, pasti lebih cepet kok. Kata kak Chris gitu, jadi ya bu bolehin aku pergi. Nanti sore juga pasti udah pulang lagi kok."
Ranti diam, seakan menulikan pendengaran nya. Dia berjalan kearah kamarnya tidak merespon keinginan sang anak.
Hyunjin sendiri menghela nafas, lalu tidak sengaja melihat kearah luar dimana disana ada Chris yang baru sampai dan tersenyum kearahnya.
Tangan terkepal, Hyunjin menghembuskan nafas gusarnya dengan debaran dada yang sedikit lebih kencang.
Bukan karena melihat Chris yang begitu tampan, itu sebab dirinya sendiri merasa bimbang untuk pergi tanpa izinan dari ibunya.
Diambil langkah demi langkah, Hyunjin masuk kedalam kamarnya guna mengambil beberapa barang penting miliknya. Seperti dompet, handphone juga jaket miliknya.
Keputusannya sudah bulat, ia ingin pergi saja untuk menjernihkan pikiran. Masalah yang ia hadapi begitu besar baginya hingga ia rela saja pergi tanpa izin.
Ia keluar, berjalan melewati pintu rumah dan menutupnya. Hyunjin tidak peduli, dia juga akan merasa malu jika lagi-lagi menolak ajakan Chris yang akan membawanya pergi.
Di ambang pintu, Hyunjin menunjukan senyumnya lalu menoleh kedalam terlebih dahulu ke pintu kamar milik ibunya. Namun setelah itu, ia segera melangkahkan kaki mendekati Chris yang berdiri di samping mobil miliknya.
Bak seorang pasangan pada umumnya, Chris menjemput Hyunjin dengan lalu menghantat kan pemuda itu pada bagian dimana Hyunjin akam duduk di sampingnya.
Sedikit membenahkan jok mobil guna Hyunjin bisa nyaman sepanjang perjalanan.
"Ayo."
Hyunjin tunjukan kembali senyumnya, ia masuk kedalam mobil itu dengan lalu selbet yang di pasangkan segera. Pintu mobil yang di tutup menghantarkan Hyunjin sendiri untuk menatap kedepan rumahnya yang mana pasti sang ibu akan kesal padanya nanti.
Suara pintu mobil di tutup lainnya, mengundang dia untuk menatapnya. Wajah yang memang terlihat ceria dan ramah itu mengundang juga Hyunjin untuk membalas senyuman tampan.
"Gimana kata ibu?"
"Gak gimana-mana, ayo kak."
Chris mengangguk, segera menstater mobil hingga perlahan Chris injak pedal gas dan mobil mulai melaju.
Ada sedikit rasa bersalah timbul dari hati Hyunjin, ia pergi benar-benar tanpa bicara lagi dengan ibunya. Ini adalah kali pertamanya ia menjadi seperti ini, agar bisa pergi bersama seseorang yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.