Waktu terus berlalu hingga saatnya kini Hyunjin terbaring lemah seorang diri bersama sosok kecil dengan balutan kain menghangatkan tubuh kecilnya yang belum ada 24 jam lahir dari Perut sang ibu.
Ya, Hyunjin sudah melahirkan tepat pada tanggal 9 maret 20xx pukul 5 sore. Bayi laki-laki sehat tanpa ada cacat sedikitpun dengan berat 3,3 kg dan panjang 50 cm. Sungguh bayi yang sangat sehat hingga Ranti begitu terharu sang cucu telah lahir kedunia dengan selamat begitu pun anaknya.
Tapi saat ini, Hyunjin tengah sendirian menatap anaknya yang tertidur pulas meski di balik tirai itu ada beberapa orang tengah mengobrol.
Curi-curi dengar Hyunjin di sana, terdengar berbisik nyatanya ia masih dapat mendengar apa yang mereka bicarakan. Sakit hati dirinya semakin menjadi karena bukan hanya dirinya yang di bicarakan bahkan kini bayi tak berdosa pun turut di bicarakan.
'gak ada! Gak ada bapaknya, laki-laki nya gak ada tanggung jawab?'
'anak haram ya kalo gitu.'
'kali aja, ibu nya juga kalo di tanya pasti buru-buru pergi!'
'bu udah dong jangan di bicarain, nanti kedengeran kasihan bu Hyunjin abis ngelahirin juga kayak aku.'
Memejamkan mata Hyunjin di sana, berpura-pura tertidur saat melihat ada pergerakan tirai yang pasti seseorang memeriksanya.
'tidur ini ah santai aja, si Ranti nya juga lagi gak ada tuh.'
Berbalik Hyunjin di sana, memunggungi anaknya yang di tidurkan di kasur bayi samping dirinya tidak tahan untuk tidak menangis, yang baru saja ia melahirkan anaknya sudah ada yang mencibir bayi tidak berdosa itu dengan perkataan yang tidak baik.
Dia yang kini juga seorang ibu benar-benar merasa tidak nyaman saat mendengarnya. Perasaannya sakit hingga menangispun inginnya meraung saja jika ia tidak memikirkan akan dua bayi yang sama sama tertidur di ruang yang sama.
Tidak lama dari sana, Ranti datang dengan menenteng kresek makanan jelas untuk dirinya. Jika Hyunjin sudah pasti akan beri oleh pihak kebidanan di sana, bukan masalah selagi bukan terong untuk anaknya. Pastilah makanan itu baik guna Hyunjin yang pasca melahirkan.
"Hyun." panggilnya saat ia juga meletakan bawaannya di dekat kasur bayi di sana.
"Ayahnya anak kamu tadi kesini." bisik Ranti yang membuat Hyunjin melebarkan matanya juga berbalik menghadap ibunya.
Ranti mengangguk saat melihat raut wajah tidak percaya anaknya, bulir air mata yang semula tertahan kini dapat meluncur tanpa takut Ranti bertanya mengapa ia menangis.
"Dia masih di sini bu? Aku mau liat dia bu!"
Ranti yang tau akan Hyunjin menginginkan untuk melihat ayah dari anaknya langsung menyentuh tangan Hyunjin, mengusapnya lembut dan menggeleng kecil.
Rasa sakit di hati tidak mampu ia untuk tahan lagi. Menangispun di lakukannya karena ia benar-benar merasa sedih bukan main, jika ibunya melihat mengapa ia tidak boleh melihatnya? Apakah pria itu membencinya? Tetapi dalam telpon waktu itu tidak ada nada yang terkesan membencinya, melainkan suara itu seakan berharap banyak jika ia menjaga sang anak.
"Bu, ibu liat dia?" Ranti menggeleng juga merasa sedih.
"Ibu di kasih tau sama penjaga di depan Hyun, biaya kamu udah lunas semuanya bahkan untuk nginap pun di bayar langsung. Dia juga nggak nunjukin wajahnya, cuma ngasih tau kalo dia ayahnya anak kamu."
Entah apa yang harus di pikirkan Hyunjin, bayinya, bayinya telah lahir jika memang ayahnya mencintai anaknya apakah pria itu tidak mau melihat sekalipun bayi di sampingnya?! Dia tampan seperti dirinya kata Ranti, dia juga sehat tidak ada kendala lain tetapi mengapa si ayah tidak ingin melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Qui Esc Pater
FanfictionBagaimana rasanya hamil tanpa tahu kapan dan siapa pelaku penghamilan. Itulah yang di rasakan Hyunjin sat ini, ia harus menanggung sebuah beban dengan rasa yang tidak menentu menggerogoti relung hatinya.