KOS #15

429 14 2
                                    

Author pov

Seperti yang telah disepakati kemaren dengan Anna, Louise membawa Anna menuju portal dimensi menuju dunia manusia.

"Kamu sudah siap?" Tanya Louise.
"Ak__ aku masih ragu El," jawab Anna.
Louise bisa melihat berbagai pemikiran yang berkecamuk dalam diri Anna, dengan lembut Louise mengusap pucuk kepala Anna dan berbisik "hilangkan semua keraguanmu Anna, aku disini tidak akan pernah meninggalkanmu aku berjanji,".
"Terimakasih El," ucap Anna.
"Kenakan ini selama kita terpisah," ujar Louise seraya mengenakan sebuah kalung berliontin permata berwarna hijau zamrud.
"Untuk apa ini El?" Selidik Anna.
"Sebagai penanda jika kamu dalam keadaan darurat ataupun berbahaya aku bisa merasakannya," jelas Louise.
"Okey, aku ga bakal melepaskannya sedetikpun," cicit Anna.
"Bagus, mau kerumah apa langsung kesekolah saja?" Tanya Louise lagi.
"Karena masih pagi mendingan kerumah aja El," tawar Anna.
"Okey, pegang tanganku Anna," titah Louise.
Anna memilih memeluk Louise ketimbang menggenggam tangan Louise.
Louisepun memeluk Anna dengan erat seraya membawa Anna kembali kepada keluarganya.

Wossssss

Mereka sudah berada ditaman belakang dekat kamar Anna di lantai atas.
"Buka matamu Anna?" Titah Louise.
Anna membuka matanya guratan kebahagian muncul diwajah cantik Anna, namun seketika hilang "El, jangan disini kita harus berada diluar supaya terlihat kita baru sampai," titah Anna.
"Oh iya nanti orangtuamu bingung lagi," ucap Louise seraya meraih jemari Anna dan berteleportasi kembali.

Setelah memastikan keadaan sekitar aman tidak ada seseorang berlalu lalang, Louise dan Anna memunculkan diri disana.
"Baik, kita mulai dari sini," jelas Louise.
"Jangan, kita harusnya digerbang pintu komplek El, nanti kalau security ga lihat masuknya gimana, bisa dikira kamu ini teroris loh," jelas Anna.
"Ribet banget dunia manusia, aku kan tinggal teleportasi kalau dalam keadaan genting," keluh Louise.
Anna menepuk lengan Louise "maaf om, om udah lupa ya kita berbeda, jadi tolong dimengerti," sungut Anna.
Louise tertawa mendengar gerutuan Anna "aku bercanda Anna, mari kita kedepan," imbuh Louise.

Tiba digerbang utama komplek perumahan, Anna dan Louise saling berpandangan.
"Aku antar sampai disini okey," ucap Louise.
"Ga mau, harus sampai depan rumah," tolak Anna.
Louise tersenyum seraya mengusap pucuk kepala Anna "baiklah, mari pulang gadis nakal," ujar Louise.

Anna menyapa satpam yang berjaga disana dan terkejut melihat Anna sehat bugar.
"Mbak Anna, ini benaran mbak Anna," tanya satpam tak percaya.
"Iya pak, ini baru saja nyampe, mau kerumah pak," jawab Anna.
"Ya tuhan, puji syukur mbak Anna selamat," ucap satpam bernama Made itu.
"Kalau gitu saya masuk pak," cicit Anna.
"Silahkan mbak Anna," ucap Made.

Anna dan Louise berjalan beriringan menapaki jalanan yang masih sepi dan damai.

"Ini rumahku El," cicit Anna setelah berada didepan pager rumahnya.
"Masuklah, aku langsung kembali," ujar Louise.
"Ga mau ketemu papa, mama El?" Tanya Anna.
"Belum saatnya, titip salam saja untuk mereka, aku mencintaimu Anna," ucap Louise sembari mencium kening Anna dan menghilang begitu saja.
"Aku juga mencintaimu El," bisik Anna diudara.

Anna dengan tubuh bergetar memencet bel dan tak tahu bagaimana harus berreaksi nanti jika sudah bertemu orangtuanya.

Pintu pagar terbuka menampilkan sosok Art yang biasa menyiapkan segala keperluannya, dengan mulut terbuka lebar seakan terkejut bukan maen.

"Non Anna, non pulang, puji syukurr " ujarnya dan berlari kedalam rumah berteriak histeris memanggil Silvia dan Arman.

"Paa, buu, non Anna pulang," seru Tias artnya.
"Apaaa, Yang benar kamu Tias?" Tanya Silvia.
"Benar buu," jawab Tias
"Maaa, paaaa Anna pulang," celetuk Anna dari ujung ruangan makan.

KING OF SNAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang