KOS #32

289 7 2
                                    

Author pov

Setelah melihat pesawat yang ditumpangi kedua orang tua Anna sudah mengudara Louise menarik Anna menuju tempat yang sepi kemudian membuka portal dimensi.
"Ayoo sayang." Ajak Louise dan Anna mengekorinya dari belakang, detik itupun portal dimensi hilang seketika.

Sampai di kerajaan Titanoz semua maid memyambut gembira karena akan lahirnya penerus kerajaan tersebut juga menjadi saksi dari ramalan yang akan benar terjadi.

"Istirahat sayang, selepas itu baru kita berbincang-bincang." Ujar Lucy.
"Baik Maaa." Ucap Anna.
Louise mengantarkan Anna sampai kemar mereka "tidurlah dulu, aku ada pertemuan dengan para tetua kerajaan." Cicit Louise.
"Pergilah, aku gapapa sendiri." Usir Anna halus.
Sebelum benar pergi Louise membubuhkan ciuman lembut pada bibir merekah Anna dan berbisik "aku sangat mencintaimu Anna." Lalu menghilang cepat.
"Huft belum juga jawab udah kabur aja kek set____ ya tuhan aku tidak boleh mengumpat." Monolog Anna sembari memukul bibirnya sendiri.

Di ruang pertemuan semua tetua juga jungle dari tiap pasukan khusus telah berkumpul.

"Baik, terimakasih untuk waktu berharga kalian. Tapi saat ini kedepannya akan banyak musuh yang bisa kapan saja menyerang kerajaan kita. Terlebih ramalan itu benar terjadi setelah berabad lamanya terdengar hanya omong kosong belaka. Saya harap kalian bisa menghandle semua wilayah juga sudut perbatasan jaga lebih ketat. Ingat!! Kita perlu hati-hati karena akan ada musuh dalam selimut. Siapapun pengkhianat itu tidak akan bisa bebas dari genggaman kerajaan Titanoz." Ujar Atlas.
"Yang ku dengar saat ini mereka sedang bersiap serta mencari sekutu untuk menyerang kita Paa." Jelas James.
"Lord James tidak perlu risau jika pihak musuh menyerang kita, karena semua warior sudah bersiap dengan kekuatan savage terbaik." Ujar Balmond dari kubu Fighter.
"Yang lain bagaimana?" Tanya James.
"Kami siap," ucap semua warior dari kubu Mage, Maksmen, Assasin, fairy.
"Utamakan keselamatan kalian, saling bahu membahu kunci dari sebuah kemenangan. Dan kamu Louise fokus lindungi Anna. Perketat disekelilingnya. Jangan pernah biarkan Anna pergi seorang diri tanpa penjagaan karena saat ini Anna adalah target utama musuh kita, kamu lengah sedikit saja bisa fatal akibatnya." Cicit Atlas.
"Baik Kek, aku akan menuruti semua perintah kakek." Ucap Louise.

Duarrrrrrrrrrrr

Suara dentuman keras terdengar cukup dahsyat Anna yang tertidur memekik histeris karena suara tersebut. Beberapa maid langsung menenangkannya "tidak apa Nona Anna kita masih aman." Timpalnya.
"Tapi itu apa yang meledak, serem sekali bunyinya." Rengek Anna.
Louise langsung berteleportasi kekamarnya "sayang, it's okay ada aku disini." Ujarnya seraya memeluk Anna erat.
"Aku takut El. Takut sekali." Keluh Anna.
"Ada aku jangan khawatir. Ini karena ramalan itu benar jadi kacau dikalangan musuh kita diluaran sana." Papar Louise.
"Aku mau pulang saja El, disini ga nyaman. Baru nyampe sudah disambut beginian." Kilah Anna.
"Tidakk Ann, di sana lebih berbahaya apalagi aku tidak bisa pakai ulti sembarangan." Jelas Louise agar Anna bisa mengerti situasi genting saat ini.
"Lalu?" Singkat Anna cemas.

Lucy datang tergopoh-gopoh "sebaiknya untuk sementara Anna tinggal di pulau angan sampai nanti melahirkan." Ujarnya.
"Nooo Maa, aku tidak mengizinkannya." Tolak keras Louise.
"Ell!!!! Kamu fikirkan mental Anna. Apalagi ada bayi dikandungan Anna yang sangat berarti buat bangsa kita. Mama mohon kali ini mengalahlah demi kebaikan kita semua juga Anna." Cicit Lucy.
"Mamamu benar El, secepatnya Anna harus di larikan ketempat paling aman." Imbuh James.
"Kalian ga ngerti perasaanku. Aku ga bisa jauh dari Anna barang sedetikpun." Pilu Louise.
"Elll." Panggil Anna.
"Apa!! Kau mau ikutin kemauan mereka dan jauh dariku? Silahkan." Murka Louise tercetak jelas di rahang tegasnya.
"El, demi anak kita aku mau. Asalkan selamat dan aman. Lagi pula kita masih bisa bertemu kan. Toh tinggal buka aja portal dimensi seperti biasa, jangan dipersulit. Tolong El demi anak KITA." Cicit Anna diakhiri penekanan dikata kita.
Louise memijit panggal hidungnya sembari berfikir keras.
"Fikirkan El, kesehatan metal Anna dan juga cucu Mama." Bujuk Lucy.
"Baiklah, tapi dengan satu syarat." Tawar Louise.
"Katakan." Jawab James.
"Bebaskan aku akses kesana tanpa kecuali." Pinta Louise.
Bagai disambar petir disiang bolong "kau gila El, pulau angan sangat suci tidak sebarangan dari kita bisa bebas kesana." Erang James.
"Aku gak mengerti semua ini." Cicit Anna tiba-tiba.
"Begini sayang. Pulau angan hanya diperuntuhkan untuk mereka yang terpilih dan sempurna dalam segala hal terutama mengenai garis keturunan dari klan kita. Louise terlahir dari beberapa klan seperti demond, fairy juga gen King Snake dari kakek buyutnya. Jadi kelahir anaknyalah yang bisa menguasai hak atas pulau angan yang tersohor dikalangan tetua." Papar Lucy.
"Setidaknya kamu beruntung bisa menetap disana. Kamu special Anna." Imbuh James.
"Apa disana aman? Aku gak bisa jika keadaanya seperti disini banyak peperangan." Lirih Anna.
"Tidak, disana sangat aman bahkan Lord bebuyut melindunginya." Jelas Lucy.
"Bagaimana dengan syaratku?" Desis Louise.
"Papa, Mama tidak bisa memenuhinya. Kau tahu sendiri bagaimana prosesnya bukan?" Delik James.
"Tapi Paaa, arrgghhhhhh." Louise mulai frustasi. Anna berderap kearah Louise mencoba menenangkannya.
"El, semua akan baik-baik saja, kita masih bisa bertemu walaupun mungkin jarang tapi setidaknya masih bertemu dan anak kita sehat juga, kamu mau aku disini stress mikirin masalah kalian. Aku ga mau anak kita jadi imbasnya. Aku mohon menurutlah demi aku, anak kita ya." Rengek Anna.
Louise langsung mencium kasar bibir Anna seakan menyalurkan rasa khawatir, marah juga ketidak mampuannya menjaga istri dan anaknya.

KING OF SNAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang