KOS #27

244 8 2
                                    

No sider sider
Maaf jika banyak typo.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Author pov.

Semua tamu undangan juga para orangtua siswa dan siswi kelas dua belas sudah menempati posisi mereka.
Berbagai warna kebaya juga bunga terlihat sangat cantik dan menghipnotis setiap netra yang memandang.

Nampak cantik dan elegan gadis mungil dengan kebaya berwarna soft blue berjalan bersama kedua temannya.

Dimeja paling depan ada Nathan dan keluarganya juga orang tua Anna sudah duduk manis disana.

"Tuh calon laki loe dah nampang aja disana." Celetuk Kadek.
"Gue berharap besok kiamat biar gue ga jadi nikah sama si om." Pekik Anna.
"Eh dodol ni anak. Ga perlu kiamat juga kali. Tinggal loe aja jelasin keorangtua loe abis itu baru kabur ke Luar negri jika perlu." Cicit Kadek.
"Gue takut Dek. Nanti papa kenapa-napa." Tolak Anna.
"Dan ngebiarin loe masuk perangkap Nathan. Sama aja Annn. Nikah ataupun tidak tetap pasti perusahaan bokap loe baik-baik saja." Tukas Kadek.

Anna memang sudah menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu setelah keluar dari butik minggu lalu "gue bertahan dulu aja, gue mau lihat sejauh mana kebusukan dia." Imbuh Anna.
"Baik, gue dukung apapun keputusan loe, yang jelas gue ada dibelakang loe jika dia macam-macam sama loe." Titah Kadek.
"Gue juga Ann." Seru Ayu.
"Maacih bestie." Ujar Anna.

Acarapun dimulai dengan sambutan-sambutan dari panitia, kepala sekolah juga guru sudah berakhir kini saat yang dinantikan adalah Penyematan medali juga buket bunga.

Tiba dimana saatnya sang wisudawan wisudawati menaiki panggung setelah nama mereka disebut oleh Gurunya.

Hingga terdengar lagu syahdu tanda terimakasih kepada Guru juga orangtua.
Ritual selama pelepasan wisuda berjalan lancar, aman dan khidmat sampai acara hiburan pun selesai.

"Selamat sayanggggg mama." Ucap Silvia.
"Happy graduate sayanggg." Ujar Rina.
"Congrats beee." Cicit Nathan.
"Makasih maaa, tante juga Kak Nathan." Jawab Anna sumringah.
"Foto dulu buat memoriam nanti." Ujar Armand.
"Betul." Imbuh Sandy.

Sesi foto dengan background gedung sekolah menjadi saksi kehangatan dua keluarga besar yang akan menjadi satu.
Rona bahagia tergambar jelas di rahang cantik Anna.
Disebelah kiri kanannya ada kedua orangtua tercintanya pada sesi pertama foto. Di lanjutkan dengan adanya Nathan di samping Anna. Juga sesi ketiga ada Armand, Silvia, Anna, Nathan, Rina juga Sandy berswag foto bersama.

"Bisa foto kita berdua saja." Pinta Nathan.
"Boleh, nikmati waktumu Nak." Ujar Sandy.
"Silahkan saja." Ucap Silvia yang di angguki Armand.

"Ngapain loe minta foto berdua." Desis Anna.
"Perhatikan nada bicaramu bee." Tegur Nathan.
"Mulai dengan ancaman lagi." Gerutu Anna.
"Jadilah anak penurut." Titah Nathan.
"Ogah gue." Tolak Anna.

"Bisa sedikit lebih dekat." Timpal fotografer.
"Tentu." Seru Nathan dan menarik Anna lebih dekat.
"Pancarkan kebahagian dengan senyuman indahnya. Tolong." Intruksi fotografer.

Setelah beberapa kali pemotretan antara dirinya dengan Anna. Nathan membisikkan sesuatu kepada fotografer dan diacungi jempol sebagai jawaban.

Nathan memberi buket bunga kepada Anna. Awalnya Anna menolak tapi dengan tatapan tajam Nathan akhirnya Anna menerimanya.

Cup

Bibir merekah Anna mendapat sapuan dingin bibir kenyal Nathan. Anna mematung dengan kejadian itu entah pikiranya melayang kemana.

"Astaga akan sekejam apa El menghilangkan jejak Nathan dari dibibirku." Batin Anna.

Anna tersadar saat mendengar siulan menggoda dari beberapa teman kelasnya karena aksi ciumannya dengan Nathan.

KING OF SNAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang